Sekolah
(07:30 a.m.)Pagi ini seluruh siswa SMA Bahari melaksanakan upacara penaikan bendera. Berbagai macam tingkah telah ditunjukkan oleh para siswa siswi yang menjadi peserta upacara. Ada yang menguap secara beruntun, ada yang pikirannya terbang entah kemana seperti Zidan, ada yang memperhatikan seseorang diam-diam seperti Suzzy pacar Zidan, dan ada juga yang mengibas-ngibaskan rambutnya karena telah merasa gerah.
Matahari pagi ini cukup terik, hingga tak sedikit siswa yang jatuh pingsan. Suzzy yang notabéne seorang ketua PMR pun harus menghentikan kegiatan wajibnya (memperhatikan Zidan diam-diam) dan bergegas untuk segera masuk ke dalam UKS bersama beberapa anggotanya untuk membawa keluar tandu yang ada.
Terkadang di saat-saat seperti ini Zidan merasa sangat beruntung memiliki Suzzy. Selain cantik, ia juga sangat bertanggung jawab. Meskipun Zidan tahu bahwa tak sedikit siswa yang hanya berakting pingsan saat upacara berlangsung, tetapi Suzzy tetap saja merawatnya dengan penuh rasa tanggung jawab.
"Khmmm... Gak usah dipelototin mulu tuh cewe. Entar dia salting, terus yang di atas tandu itu jatuh, gimana?" Ucap Aldi tiba-tiba saat ia memperhatikan sorot mata Zidan yang tak terputus dari Suzzy.
Saat menyadari bahwa Aldi mengetahui tindakannya itu, Zidan pun kembali melihat lurus ke depan. "Ya suka-suka gue dong. Itu hak gue." Ucap Zidan nyinyir.
"Dih nyinyir banget bapaknya."
Setelah itu mereka berdua pun terdiam. Dan entah ada dorongan dari mana, Zidan diam-diam membanding-bandingkan antara Suzzy dan wanita yang semalam ia lihat di warung mak Ijah.
"Di.." Zidan memanggil Aldi yang masih setia berdiri di sampingnya.
"Hmm?" Ucap Aldi tanpa menoleh sedikit pun ke arah Zidan.
"Cewe yang semalam itu namanya siapa?"
"Dih masih penasaran aja lo."
"Gak usah ngebacot napa? Jawab aja! Susah amat."
"Iye iye. Dia itu Alfa. Kebetulan, dia juga punya saudara kembar namanya Ulfa yang cantiknya gak kalah sama Si Alfa yang lo lihat kemarin."
"Ooh jadi dia punya kembaran?"
"Yah menurut sepengetahuan gue sih punya."
"Perbedaannya dimana?"
"Perbedaannya, kalau Ulfa dia punya bekas luka di dahinya yang sering ditutupin pake poni. Tapi kalau Alfa, dia gak punya. Itu doang sih. Yang lainnya gak ada. Soalnya mereka itu mirip banget."
"Oooh."
Setelah perbincangan yang cukup singkat itu selesai, keduanya pun diam sampai upacara selesai.
🐣🐣
Tahun ini Zidan telah menduduki bangku kelas 2 SMA yang otomatis sudah mendapatkan jurusan yang ditentukan oleh pihak SMA sesuai nilai rata-rata yang lebih tinggi pada semester sebelumnya. Dan betapa terkejutnya Zidan saat ia mengetahui bahwasanya ia masuk ke kelas IPA.
Seorang yang pemalas, sangat membenci rumus, larutan, dan lain sebagainya bisa memasuki kelas IPA? Terlalu mengada-ngada untuk semua orang yang mengenal bagaimana itu Zidan. Tapi inilah adanya.
Saat memasuki kelasnya pagi ini, seperti gaya biasanya, Zidan menyeret tasnya dari lapangan sampai masuk ke dalam kelas.
Pagi tadi saat Zidan baru saja sampai di sekolahnya, bel tanda upacara berbunyi sampai-sampai ia tak sempat untuk menyimpan tasnya di kelas.
Sesampainya ia di dalam kelas, ia mendapati seorang gadis yang duduk di bangku tepat di depannya. Kebetulan, bangku yang ada di depannya itu adalah milik salah satu temannya yang memilih untuk berpindah sekolah saat baru 2 bulan menginjak bangku kelas 2 SMA.
"Pagi..." Sapa Aldi yang baru saja masuk ke dalam kelas.
Ya, ia menyapa teman sekelasnya. Tidak! Tapi lebih tepatnya salah satu teman sekelasnya. Bukan Zidan atau pun Gloria sang mantan pacar, tapi ia menyapa gadis yang duduk di bangku yang ada di depan Zidan.
"Eh Aldi. Pagi juga." Jawabnya dengan nada suara yang sangat lembut.
Sedari tadi gadis tersebut hanya menunduk sambil membaca novel yang ia bawa, sampai-sampai Zidan tak dapat melihat rupanya.
"Lo kenal sama dia?" Tanya Zidan kepada Aldi yang baru saja meletakkan tasnya di atas bangku yang ada di sampingnya. Nada suara Zidan tak jauh berbeda dengan nada suara orang yang sedang berbisik.
Namun sayang, sang gadis mendengarnya dan ia langsung berbalik sambil menunjukkan senyumnya yang paling sempurna ke arah Zidan. "Hallo... Perkenalin, gue siswa baru disini."
Deg..
Cewe itu, kenapa dia ada disini? Apa iya dia pindah sekolah? -ZIDAN.
Zidan hanya bisa diam dengan mimik wajah yang sulit untuk diartikan.
"Gak usah sespeechless itu juga kali yah. Perkenalan nama gue entar yah kalau guru dah masuk." Setelah itu ia kembali membalikkan badannya menghadap ke depan.
Ya, gadis itu cukup friendly, dan sepertinya akan mudah untuk mendapatkan teman yang banyak atau pun untuk menjadi siswa yang terkenal di SMA Bahari.
"Coba tebak, dia itu Ulfa atau Alfa?" Goda Aldi sambil sesekali menoel dagu Zidan.
Zidan hanya membalasnya dengan mengendikkan bahunya, karena ia belum melihat apakah pada jidat gadis itu terdapat bekas luka atau tidak.
Poninya terlalu cantik untuk disingkirkan dari sana. -Zidan.
🐣🐣
Guru jam mata pelajaran yang pertama masuk. Ya, guru yang sangat baik, bersifat seperti anak muda, dan senang bercanda. Siapa lagi jika bukan Pak David(?)
"Good morning everybody!" Sapanya sambil melambai-lambaikan tangannya di udara.
"Morning, Sir." Jawab seluruh siswa serentak dengan semangat yang menggebu-gebu.
Pak David bukanlah guru bahasa Inggris, dia adalah seorang guru matematika. Itulah keberuntungan yang diperoleh oleh seluruh murid kelas IPA. Guru mata pelajaran yang menyenangkan.
"Eh iya, kalian dapat teman baru yah? Teman barunya yang mana satu nih?" Tanya pak David dengan mimik wajah yang dibuat-buat sampai salah satu gadis yang duduk di bangku tengah mengacungkan tangannya.
"Ok, naik dulu, sayang. Perkenalan."
"Gas trosss pakkk."
"Whoaaa." Teriakan terus saja terdengar setelah pak David mengucapkan hal tersebut.
"Selamat pagi teman-teman." Sapa sang gadis sebelum membuka perkenalannya.
"Pagiiiii."
"Ya, jadi sebelum gue ngasih tau kenapa gue bisa pindah ke sini, gue mau perkenalin diri gue dulu. Jadi gue Adeeva Alpha Meysha, kalian boleh manggil gue Alfa atau Fafa, terserah deh yang mana yang buat kalian nyaman. Tentang kenapa gue bisa pindah ke sini, yang pertama karena gue gak suka sekolahan gue yang dulu yang serba serius dan itu ngekang otak gue banget. Dan yang kedua, gue itu dulunya disana punya seribu aturan untuk teman-teman gue, sampai suatu waktu ada temen cewe gue yang nangis cuma karena aturan gue itu. Nyebelin emang gue. Tapi tenang... di sini gue gak bakal berani buat aturan yang kayak gitu lagi. Sebabnya yah karena gue siswa baru yang gak punya hak buat ngatur-ngatur kalian." Jelasnya panjang lebar.
"Yaudah, sekian perkenalan dari gue, semoga kalian nyaman temenan sama gue." Setelah menutup perkenalannya, Alfa pun turun.
Buset, padahal awalnya gue kira dia itu orangnya menerima apa adanya. Eh nyatanya punya banyak aturan. Kalau gitu bagusan pacar gue dong. -ZIDAN.
Jangan lupa votment wankawan.
Tbc 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Shitzone!
RomansaMy 1st story. Sebuah pertemuan yang membuat beberapa pihak merasa tersakiti. Penyatuan yang takkan pernah bisa bersatu. Serta perpisahan yang takkan pernah bisa berpisah. Votment! Votment! Votment! :v Happy reading