"Dan, lo lagi dimana sekarang?" Tanya seseorang dari seberang sambungan telpon.
"Lagi di rumah, dukos. Kenapa? Ada party?"
"Yah biasalah, anak-anak lagi ngumpul di warung mak Ijah. Lo gak minat apa buat ngumpul bareng?"
Zidan terdiam sejenak sambil berpikir, lalu kembali menghisap dalam-dalam sebatang rokok yang kini ada di sela-sela jari tengah dan jari telunjuknya. Kemudian mengeluarkannya melalui hidung dan juga mulutnya hingga menghasilkan asap yang cukup mengepul di udara. Setelah itu, barulah ia menjawab pertanyaan temannya itu.
"Otewe." Singkat, padat, dan jelas. Setelah mengucapkan kata itu, Zidan menutup sambungan telpon satu pihak dan bangkit dari tempat duduknya yang ada di balkon rumahnya. Ia kemudian menuju ke tempat dimana ia sering meletakkan kunci mobilnya.
"Aaayah, Zidan keluar bentar yah. Aldi manggil buat nongkrong di warung mak Ijah yang ada di dekat rumahnya." Teriak Zidan dari atas tangga rumahnya, lalu turun.
"Iyaa, hati-hati! Jangan pulang larut malam! Entar ibu kamu marah sama ayah."
"Siap captain." Jawab Zidan sambil menunjukkan hormatnya kepada sang ayah yang melihatnya dari atas tangga.
Zidan memanglah seorang anak yang terkenal cukup nakal. Namun ia tak pernah berani untuk keluar dari rumah tanpa pamit kepada sang ayah.
🐣🐣
Sesampainya ia di warung mak Ijah, seluruh teman-teman Zidan bertos ria sambil bersalaman dengannya.
"Wetsss dah lama yah gak ketemu? Eh pas ketemu ternyata tambah ganteng. Hebat lo bro!" Teriak salah satu teman sepergaulan Zidan.
"Yo'i. Anak rumah mah gini." Balas Zidan sambil menunjukkan senyum smirknya.
Lalu semua teman-temannya tertawa jijik karena melihat tingkah Zidan. Sampai seorang anak gadis seumuran mereka datang ke warung mak Ijah dan semuanya tiba-tiba menjadi diam dan tenang. Bagaimana tidak, kecantikan anak gadis itu berada di atas rata-rata.
Zidan yang penasaran pun bertanya kepada Aldi yang duduk di sampingnya. "Dia siapa?" Bisiknya.
Aldi awalnya tidak merespon Zidan, ia hanya melemparkan sorotan mata tajamnya yang disertai dengan senyum jahil. "Kenapa? Ingat cewe lo bro! Lo mah."
"Dih, siapa juga yang mau ngegebet dia?" Tanya Zidan yang kini telah memutuskan pandangan matanya dari gadis itu. "Nanya juga bukan berarti tertarik, kan?" Lanjutnya lagi, dan Aldi hanya memberikan respon dengan mengendikkan bahunya.
Setelah gadis itu pergi, mereka kembali heboh. Ada yang bertanya siapa nama gadis itu kepada Aldi, dan ada juga yang memberikan pernyataan bahwa gadis itu cocok dengan dirinya.
Dasar cowok, taunya cuman ngelirik sama ngebaperin. Eh pas Si cewenya udah baper ditinggalin. Si Alan! -Author.
🐣🐣
3 jam sudah Zidan berada di warung mak Ijah, dan akhirnya ia memutuskan untuk pulang.
Padahal dari sekian banyak orang yang datang kesana, ialah orang yang paling terakhir datang bergabung. Dan kini, ialah orang yang paling pertama pamit untuk pulang. Alasannya tak lain adalah karena ia harus tidur secepat mungkin, agar keesokan harinya saat sang ayah membangunkannya untuk sarapan, ia tak mengantuk di meja makan. Dan juga, karena sifat malasnya yang tampaknya sudah mulai menunjukkan jati dirinya lagi.
"Gue pulang duluan yah, bro! Dah malem, takutnya entar gue males lagi bawa mobil."
"Dih lo mah emang pemalas. Dasar kebo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Shitzone!
RomanceMy 1st story. Sebuah pertemuan yang membuat beberapa pihak merasa tersakiti. Penyatuan yang takkan pernah bisa bersatu. Serta perpisahan yang takkan pernah bisa berpisah. Votment! Votment! Votment! :v Happy reading