AUTHOR POV
"Ul! Lo kok gak ngebangunin gue sih?" Protes Alfa saat ia melihat Ulfa sang saudara kembarnya telah berpakaian rapi.
"Semalam tuh yah gue lihat lo ngigo mulu. Trus gue kira kalau lo itu lagi sakit, jadi gue gak berani buat ngebangunin lo deh. Gue juga tadi udah nitip surat sakit lo sama Si Aldi, jadi gak usah kuatir." Jelas Ulfa panjang lebar, lalu berbalik badan hendak meninggalkan saudara kembarnya itu.
"Ih yang sakit siapa coba? Lo itu seharusnya ngebangunin gue dulu, terus nanya gue itu kenapa(?) Lo mah ngeselin banget ih. Kalau gue gak ke sekolah hari ini, trus gue harus ngapain dong?" Teriak Alfa dari belakang pundak Ulfa.
"Iiihhh lo mah ngebacot mulu. Lo diem aja di rumah. Nonton kek, main hp kek, bersih-bersih kek, ah masih pagi-pagi udah bikin pusing."
Setelah selesai memakan sepotong roti yang ada di atas meja makannya, Ulfa pun berpamitan kepada kedua orang tuanya untuk pergi ke sekolah.
"Maaaaahh... paaaahh... Ulfa ke sekolah dulu yah." Teriaknya dari luar rumah sambil memakai sepatu.
"Iya, bilang ke Pak Sutarjo hati-hati nyetir mobilnya." Balas sang ayah yang masih bersiap-siap di dalam kamarnya untuk pergi ke kantor.
"Iyaaaaa."
Setelah itu, Ulfa pun menaiki mobilnya.
Pak Sutarjo adalah sopir dari keluarga Alfa dan Ulfa. Beliau telah bekerja sejak Alfa dan Ulfa berusia 3 tahun. Saat keluarga mereka bangkrut pun pak Sutarjo tetap setia berjasa kepada keluarga mereka.
Keluarga Alfa dan Ulfa memang sempat bangkrut saat usia mereka masih berumur 9 tahun, namun tak berselang beberapa tahun keluarga mereka bangkit kembali dari keterpurukan tersebut. Bahkan apa yang mereka dapatkan sekarang lebih dari apa yang mereka dapatkan dulu.
Saat mobil keluarga Alfa dan Ulfa diambil oleh pihak bank, pak Sutarjo rela berkerja sebagai pemotong rumput liar yang ada di sekitar halaman rumah mereka, dengan upah 3 piring nasi perhari.
Ya, meskipun keluarga mereka cukup terpandang, tapi mereka juga pernah merasakan bagaimana pahitnya dan bagaimana rasanya tidak mengisi perut selama 2 hari.
🐣🐣
ALFA POV
"Al, kamu jaga rumah baik-baik yah sayang. Papa sama mama ke kantor dulu." Ucap bokap gue sambil nyiumin kening gue. Setelah itu, mereka pun pergi.
Rumah gue terasa sepi banget kalau orang-orang lagi gak ada.
Ya jelas sepilah, mana ada rumah ramai kalau penghuninya kurang? Aneh -AUTHOR.
Gue bingung harus bikin apa. Megang hp pun serasa gak guna kalau teman-teman gue yang lain pada sekolah. Bener-bener nih Si Ulfa. Niatnya bantuin, tapi malah ngejebak.
(09:45 a.m.)
Tinggg (bunyi whatsapp)
Zidan Dungu
Woe lo sakit beneran?
G
Lah terus lo kenapa gak sekolah?
Ceritanya pajang
Ya Udin, ceritain aja
G mau
Dih singkat beud mbaknya
Tunggu gue di rumah lo
KAMU SEDANG MEMBACA
Shitzone!
RomansaMy 1st story. Sebuah pertemuan yang membuat beberapa pihak merasa tersakiti. Penyatuan yang takkan pernah bisa bersatu. Serta perpisahan yang takkan pernah bisa berpisah. Votment! Votment! Votment! :v Happy reading