Kembali lah, saya sekarang sedang letih menanti. Berjalan sendiri hanya sepi menemani. Kasih, pintu kesempatan untuk mu tak pernah saya tutup apalagi saya buang jauh jauh. Perasaan yang saya letakkan dan nyatanya masih kamu bawa sampai sekarang. Saya tak bisa melangkah, jadi kembalilah. Mari kita utuh seperti dulu. Jangan asing asing seperti ini. Saya menyayangi anda dan anda tau itu. Lalu apa lagi? Bukan kah kenangan terus memaksa kita agar kembali bersama, untuk yang kesekian kali?