Sudah 1 jam kami menunggu Pak Arifin, guru pembina kami, yang tak kunjung datang.
"1 jam lebih 47 menit, Sunset," ledek Langit, "Lo ada jam kan? Nah, itu bisa dilihat sekarang jam berapa."
Ya ampun Langit! Bisa enggak, sehari aja gue gak emosi melulu gara-gara lo?! Lama-lama gue penuaan dini nih, ya!
Gue mendengus kesal.
Pak Arifin kemana sih? Gue harus terpenjara berapa jam lagi sama buncis satu ini? Gue mendelik kesal ke arah Langit yang dengan santainya memainkan air di gelas ukur.
Merasa gabut, gue memutuskan memainkan air raksa yang entah kenapa, tiba-tiba nongol aja itu air raksa. Padahal biasanya tersimpan rapi di rak laboratorium, sebagai bahan kimia berbahaya.
Tapi, gue cuek bebek. Mau bahan kimia berbahaya, mau bahan kimia aman, gue gabut. Pokoknya gue pengen main air raksa. Dengan santainya, gue menuangkan air raksa ke dalam pipa kapiler.
"Lo ngapain Sunset?"
"Hmm," gumamku. Malas menjawab Langit.
Gue terus memainkan pipa tersebut, gue putar ke sana, putar ke sini.
Dan tiba-tiba,
"LO MAININ AIR RAKSA?!" seru Langit panik.
Gue terlonjak. Ya ampun, lo pake portal apa sih?! Tiba-tiba di samping gue.
Gue langsung menabok punggung Langit sekuat tenaga. Sadis, ya, gue? Tapi itulah yang terjadi.
"Ya ampun, Sunset! Tangan lo dari baja apa?!" Teriak Langit.
"Noh! RA-SA-IN!" Bentak gue penuh penekanan, "Jantung gue tadi juga hampir copot gara-gara lo!"
Langit terdiam. Menunduk takzim. Seakan-akan dia adalah anak kecil yang barusan dimarahi ibunya gara-gara kepergok minum air dingin di kulkas diem-diem waktu puasa.
2 menit.
3 menit.
Kalo Langit diem gini, gue jadi seneng. Seenggaknya, udah me refresh jiwa gue dan seisinya dari bayang-bayang Langit.
4 seperempat menit.
Kok Langit diem sambil nunduk gini gue merasa bersalah, ya? Halah. Biarin aja. Lagian siapa suruh nyari gara-gara sama Senjakala. Senjakala gitu, lho! Ehehe...
4 setengah menit.
Langit diem, malah gue jadi takut gini. Apa dia kesambet makhluk ajaib penunggu sekolah?
4 tiga perempat menit.
"La... Langit?" Panggil gue pelan.
Langit masih menunduk tak merespon. Ya ampun, gue jadi merasa bersalah lagi! Apa emang gue yang keterlaluan, ya?
Enggak, enggak. Lo gak salah, Senjakala. Langit yang mulai, batin gue memanas-manasi untuk membuat gue bertahan dengan sikap egois gue.
Tapi,
Apa tadi gue naboknya pake tenaga dalam, ya?!
Aduh!
Gue buru-buru menghampiri Langit yang terus diam menunduk.
Perlahan, gue menepuk pundak Langit.
"Sori, ya! Gue gak bermaksud--"
Langit ambruk begitu saja di tangan gue. Membuat gue kelabakan dan berinisiatif untuk perlahan menidurkan Langit di lantai dengan posisi tengkurap. Mana kuat gue membalikkan tubuh Langit biar gak tengkurap?
Syukur-syukur, gue gak langsung membiarkan dia mencium lantai! Bisa-bisa, waktu bangun tambah geser otak dia!
Gue mengibas-ngibaskan tangan gue yang masih kebas gara-gara tadi sempat menahan tubuh Langit. Ya ampun, berrrraat!
Sebentar. Jangan-jangan, dia main-main lagi sama gue.
"Sori ya, gue nabok lo terlalu keras. Sakit ya?" Tanya gue.
Gue mengusap-usap rambut Langit. Langit masih diam tak merespon gue. Gue membalikkan telapak tangan gue yang kini berwarna merah. Kayak merah darah gitu, agak gelap-gelap gimana... gitu.
Merah...darah?
Refleks, gue membalikkan tubuh Langit.
Gue terhenyak dan menjerit spontan.
"LANGIT!!"
※※
Hai, hai!Udah kerasa gregetnya gak? Tulis di komen ya! Wkwkwkw
Betewe, part ini lebih panjang lho! Suka gak? Ato kalian lebih suka part yang pendek? Tulis di komen ya! Biar aku tau kalian suka part panjang atau yang pendek. Cuzz lanjut!
Hmm... aslinya, aku udah kepikiran buat ngasih gambar visualnya tokoh di Rewind. Kalian penasaran gak? Tapi, apa gak usah ya? Nanti kalo gak sesuai ekspektasi kalian kan berbahaya. Ehe!
Oya, aku numpang promote ya! Jangan lupa follow IG ku : za.araaz
Udahan dulu ya?
See you on next part!
Bie-bie!
XOXO
za.ara
Bumi, 23 April 2019 (Di siang yang lumayan panas, yang katanya gugle sinar ultraviolet lagi tinggi-tingginya. Jadi aku gak boleh keluar. Gugle perhatian ya? Wkwkwkw)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewind
Teen Fiction---------------------------------------- Senja. Kirana Binar Senjakala lengkapnya. Penghuni kelas IPA-3 yang selalu dijodohkan oleh teman-temannya dengan manusia kelas IPA-1 yang bernama Langit. Katanya, nama Langit dan Senja berhubungan. Jadi Langi...