🅰 Syukur vs Kufur Nikmat

94 5 1
                                    


Nabi Musa  memiliki ummat yang jumlahnya sangat banyak dan umur mereka panjang-panjang. Mereka ada yang kaya dan juga ada yang miskin.

Suatu hari ada seorang yang miskin datang menghadap Nabi Musa as. Ia begitu miskinnya pakaiannya compang-camping dan sangat lusuh berdebu. Si miskin itu kemudian berkata kepada Baginda Musa as., “Ya Nabi Allah, Kalamullah, tolong sampaikan kepada Allah swt. permohonanku ini agar Allah swt. menjadikan aku orang yang kaya”.

Nabi Musa as.. tersenyum dan berkata kepada orang itu, “Saudaraku, banyak-banyaklah kamu bersyukur kepada Allah swt.”.

Si miskin itu agak terkejut dan kesal, lalu ia berkata, “Bagaimana aku mau banyak bersyukur, aku makan pun jarang, dan pakaian yang aku gunakan pun hanya satu lembar ini saja!”, Akhirnya si miskin itu pulang tanpa mendapatkan apa yang diinginkannya.

Beberapa waktu kemudian seorang kaya datang menghadap Nabi Musa, Orang tersebut bersih badannya juga rapi pakaiannya. Ia berkata kepada Nabi Musa as., “Wahai Nabi Allah, tolong sampaikan kepada Allah swt. permohonanku ini agar dijadikannya aku ini seorang yang miskin, terkadang aku merasa terganggu dengan hartaku itu".

Nabi Musa as. pun tersenyum, lalu ia berkata, “Wahai saudaraku, janganlah kamu bersyukur kepada Allah swt”. (Dalam artian kufur nikmat)

“Ya NabiAllah, bagaimana aku tidak bersyukur kepada Allah swt? Allah telah memberiku mata yang dengannya aku dapat melihat, telinga yang dengannya aku dapat mendengar. Allah telah memberiku tangan yang dengannya aku dapat bekerja dan telah memberiku kaki yang dengannya aku dapat berjalan, bagaimana mungkin aku tidak mensyukurinya”, jawab si kaya itu. Akhirnya si kaya itu pun pulang ke rumahnya.

Kemudian yang terjadi adalah si kaya itu semakin Allah tambah kekayaannya karna ia selalu bersyukur. Dan si miskin bertambah miskin. Allah mengambil semua kenikmatan-Nya sehingga si miskin itu tidak memiliki selembar pakaianpun yang melekat di tubuhnya. Ini semua karna ia tidak mau bersyukur kepada Allah swt.

÷÷÷
By; ustadz Muhammad Shulfi bin Abu nawar Al ‘Aydrus.

Kumpulan Kisah Seputar REZEKITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang