🅰 GAGAL MISKIN

58 4 0
                                    

Suatu ketika Rasulullah Saw berkata, Abdurrahman bin Auf r.a akan masuk surga terakhir karena terlalu kaya. Ini karena orang yang paling kaya akan dihisab paling lama.

Maka mendengar ini, AbduRahman bin Auf r.a pun berfikir keras, bagaimana agar bisa kembali menjadi miskin supaya dapat masuk syurga lebih awal.

Setelah Perang Tabuk, kurma di Madinah yang ditinggalkan sahabat menjadi busuk. Lalu harganya jatuh. 
Abdurrahman bin Auf r.a pun menjual semua hartanya, kemudian memborong semua kurma busuk milik sahabat tadi dengan harga kurma bagus.

Semuanya bersyukur.. Alhamdulillah, kurma yang dikhawatirkan tidak laku, tiba-tiba laku keras! Diborong semuanya oleh Abdurrahman bin Auf.

Para Sahabat gembira, Abdurrahman bin Auf r.a pun gembira. Sahabat lain gembira sebab semua dagangannya laku. Abdurrahman bin Auf r.a gembira juga sebab berharap jatuh miskin!

Abdurrahman bin Auf r.a merasa sangat lega, sebab tau bakalan masuk surga lebih awal, karna sudah miskin. 

Namun tiba-tiba, datang utusan dari Yaman membawa berita, Raja Yaman mencari kurma busuk.
Rupa-rupanya, di Yaman sedang berjangkit wabah penyakit menular, dan obat yang cocok adalah KURMA BUSUK Utusan Raja Yaman berniat memborong semua kurma Abdurrahman bin Auf r.a dengan harga 10 kali lipat dari harga kurma biasa.

Hingga akhirnya Abdurrahman bin Auf mendapatkan harta yang sangat banyak melebihi harta yang telah dikeluarkan untuk membeli kurma.

“Kalaulah anak Adam lari dari rezekinya (untuk menjalankan perintah Allah) sebagaimana ia lari dari kematian, niscaya rezekinya akan mengejarnya sebagaimana kematian itu akan mengejarnya.”
(HR Ibnu Hibban)

Ada satu kisah lagi yang menarik yaitu ada seorang ahli ibadah yang istiqamah bangun malam dengan beribadah dan bermunajat kepada Allah SWT.

Setiap malam ia mengadukan segala nasibnya kepada Allah hingga suatu ketika Allah berikan ia karunia sehingga ia menjadi seorang saudagar yang kaya raya hingga dengan kekayaannya tersebut dia mulai menjauh dari kebiasaan kebiasaan yang selama ini ia tekuni.

Hingga ia merasa sumpek dengan harta yang dimilikinya karena harta tersebut kini membuatnya merasa kehilangan dari manisnya ibadah kepada Allah.

Sejak dia kaya pikiran nya selalu nyantol dalam urusan duniawi hingga urusan akhiratnya menjadi terbengkalai dan hal itu membuatnya sangat sedih.

hingga suatu ketika ia mendatangi seorang yang shalih di zamannya kemudian mengadukan apa yang menimpanya dan meminta solusi agar ia dapat kembali beribadah dengan khusyuk seperti sebelumnya.

"Shalatlah dibelakang raja kemudian setelah salam pukullah kepala sang raja maka nanti harta mu akan disita kemudian engkau akan di penjara dan di dalam penjara kamu bisa beribadah seperti yang kamu inginkan"
Nasehat orang shalih tersebut.

Setelah ia renungkan akhirnya ia bertekad untuk melaksanakan apa yang di perintahkan orang shalih tersebut.

Kemudian ia pergi ke masjid yang didalamnya terdapat raja yang akan melakukan shalat disana beserta para pengawalnya.

Persis dengan apa yang diperintahkan orang shalih tadi ia shalat dibelakang raja kemudian memukul kepala raja hingga mahkota sang raja terjatuh kemudian ia ditangkap oleh para pengawal raja dan akan dijebloskan kedalam penjara.

Namun sang raja mencegah nya kemudian berkata:
"Lepaskan orang itu"

Para pengawal raja keheranan kemudian menjelaskan bahwa dia lah yang memukul kepala raja.

Maka sang raja melanjutkan kalimatnya : "coba kamu liat, ada apa dibalik mahkota ku itu, disitu ada kalajengking, jika bukan karena orang ini niscaya aku akan mati terkena bisa kalajengking"

"Maka mulai detik ini kuserahkan separuh hartaku untuk orang ini".

Dapat kita simpulkan dari kisah diatas yaitu jika seseorang sudah ditakdirkan oleh Allah untuk menjadi kaya maka walau bagaimanapun dia akan tetap kaya begitu pula sebaliknya.

Oleh karena itu tugas kita adalah menjalankan perintah Allah untuk berusaha kemudian bersyukur dengan segala ketentuan yang Allah berikan kepada kita.

Kumpulan Kisah Seputar REZEKITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang