“Yess!! Dapet PJ (Pajak Jadian) nih. Oke deh Let’s go kita OTW ke kantin!” Sahut Ana sambil melangkahkan kaki dengan lebarnya.
“Ayo Len!” Ajak Riani.
“Emm.. aku nanti nyusul ya Rin. Soalnya aku disuruh Bu Guru sebentar” Jawabku sambil tersenyum.
“Oke deh” Sahut Riani sambil melambaikan tangannya dan berjalan menuju kantin.
Seketika itupun mataku terasa panas, badanku lemas, dan air mataku pun tak kuat ingin menetes. Tidak tau kenapa, hatiku benar-benar sakit sekali. Rasa sakit yang kini aku rasakan benar-benar tidak dapat diungkapkan oleh kata-kata. ‘Valen! Valen please jangan alay! Lo gak boleh nangis!’ Teriakku dalam hati sambil menarik nafas panjang.
Aku menyadari. Ternyata seseorang yang seharusnya menjadi tumpuan rasa suka dan duka, tempat berbagai rasa, canda dan tawa, serta bisa dipercaya ternyata menjadi sosok sebaliknya. Ia bukan lagi tempat yang aman untuk berkeluh kesah. Ia tidak lagi setia dan penuh pengertian seperti dulu. Sekarang dia adalah seorang FAKE FRIEND!
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Friends💫
Short StoryMengenai Sahabat Yang Fake Friends, Masih Mau Tau Kelanjutannya Yuk Baca Ceritanya. Jangan Lupa Kasih Bintangnya Dan Sarannya Di komentar Ya😄😊😊