[ 2 ]

279 40 1
                                    

Dengan susah payah Yuan memfokuskan perhatianya pada lao shi yang tengah sibuk memjalaskan didepan kelas.

Entah sudah berapa kali lelaki manis itu membuang nafas kesal dengan kedua pipi yang semakin merah padam entah karna geram atau tersipu malu.

Bagaimana Yaun tak dapat berkonsertrasi, jika Junkai yang berada tepat disisi kiri meja lelaki manis itu sejak tadi sibuk memperhatinanya.

Dengan kepala yang sengaja dibarinan keatas meja, agar dapat memperhatinan wajah manis Yuan dengan leluasa.

Yuan selalu saja kesal dengan Junkai yang berlaku demikian, pasalnya jika manik elang itu kembali memnatapnya rasanya ada yang salah dengan jantung lelaki itu.

"Berhenti menatap ku," ucap Yuan, melirik lelaki itu singkat.

Yang lebih tinggi membenarkan posisinya menjadi duduk tegak dengan manik yang tak perna lepas dari Yuan. "Makanya jadilah kekasih ku," ucapnya menatap Yuan lembut.

Dan lagi hal itu berhasil membuat jantung Yuan semakin berdetak tak karuan.

"Junkai tak bisakah aku berhenti bercanda," ketusnya sembari memalingkan wajahnya kesembarang arah asal tidak pada Junkai.

"Aku tak bercanda, aku serius-" ucap Junkai namun dengan cepat  Yuan memotongnya.

"Terserah kau saja."

Lelaki itu lebih memilih kembali mencoba fokus dengan belajarnya. Namun tetap saja tak bisa karna Junkai yang masih saja menatapnya.

"Berhenti menatap ku, Wang Junkai," tagas Yuan lagi. Melemparkan tatapan kesal namun jatuhnya malah semakin menggemaskan bagi Junkai.

Junkai yang tengah sibuk memperhatikan Yuan itu mengangkat alisnya, berpura - pura bingung. "Hmm? apa yang kau katakan sayang?" tanyanya, kembali menjaili lelaki manis itu.

"Yak, Wang Junkai!" ucap Yuan dengan suara memekik, terkujut. Kedua pipinya makin merah padam karna embel - embel 'sayang' yang digunakan Junkai padanya.

Hening, semua perhatian kelas kini terjatuh pada Yuan dan tentu saja Junkai. Bahkan Zhen Lao Shi hanya dapat menggelengkan kepalanya. Ini bukan kali pertama Junkai mengganggu Yuan dikelasnya.

"Ada yang ingin kau tanyakan Wang Yuan?" ucap lelaki berusia tiga puluh tujuh tahun itu.

Yuan yang sadar kini menjadi pusat perhatian menggeleng pelan. "T-tidak," ucapnya cepat.

"Dan kau, Wang Junkai. Tak bisakah kau sehari saja tidak mengganggu Yaun," ujar Zhen lao shi sembari menatap anak didiknya datar. Sedangkan Junkai malah terkekeh kecil seperti biasa.

Seorang gadis yang beberapa menit lalu sibuk mencata, satu meja didepan Junkai menatap lelaki itu tajam sembari berucap, "Kau tak bosan ditolak terus? Hah?" cibir gadis itu, kesal. Aktivitas belajarnya terganggu karna ulah Junkai yang menurutnya kekanak - kanakan itu.

Bukanya kelas, Junkai malah semakin melebarkan sudut senyumnya. "Tidak," jawabnya santai. Salah satu lenganya, bebas merangkul pundak sempit lelaki manis disampingnya itu.  "Tapi bukankah aku dan Yuan terlihat cukup serasi," lanjutnya.

Yuan yang mendapati perlakuan Junkai yang tiba - tiba itu hanya bisa menyembunyikan wajahnya malu, belum lagi dengan teriakan hebo dari beberapa teman sekelasnya itu.

"Harap tenang semuanya," ucap Zhen Lao Shi mencoba mengembalikan perhatian kelasnya.

"Wang Junkai tolong berhentilah berulah," tegur sang Lao Shi. Junkai hanya terkekeh kecil kemudian kembali membenarkan posisi duduknya hendak menyimak pelanjaran yang lelaki merahang tegas itu bawahkan.

Qianxi yang berjarak beberapa mejah di depan samping kedua sahabatnya itu hanya membuang nafas pelan sembari mengeleng singkat.


Tbc.

Akhirnya aku bisa nyelesain chap ini juga_- huft... 

Gimana? maaf ya kalo jelek dan lebih pendek dari chap sebelumnya. Akhir2 ini gak tahu kenapa aku rada susah nulis hehe sibuk rl, stalker + bucinin bias wkwkw wifi emang toxic XD

Aku juga mau ngucapin masih buat yg udah mampir + kasih comment dukungan... makasih banget :)) aku langsung semangat lagi buat nulis... padahal saat itu aku capek banget gegara insomn akut jadinya kurang tidur :(( yap, aku baru bisa tidur sekitaran jam enam pagi dan bangun jam sembilanan. Tp begitu siangnya aku ada notif wp yg masuk rasanya capek aku langsung ilang :))

Sekarang pada tau kan votmen itu udah kayak vitamin sendiri bagi aku, jadi jgn lupa votmennya guys ;))

Not Yet!  || Kaiyuan✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang