"Satu.. dua.. tiga.."
Jepretan kamera berkali-kali menghujani gadis semampai dengan gaun biru langit tanpa lengan, memamerkan bahu mulus menggoda iman setiap lelaki yang melihatnya.
Gadis itu berpose beberapa kali di samping mobil produk Jepang keluaran terbaru.
"Oke, cukup! Pemotretan kita selesai untuk hari ini."
Pria berambut gondrong mengintruksikan semua kru yang ia bawahi untuk segera membereskan peralatan mereka.
Ia lalu menghampiri gadis yang menjadi primadona di tempat itu. Pria gemulai nampak sibuk mengipasi si gadis yang kepanasan.
"Terima kasih untuk hari ini, Sil. Aku yakin mereka akan puas dengan hasilnya! Kamu memang juara!"
Silvia. Gadis berusia 21 tahun, seorang model pendatang baru yang lagi naik daun. Ia terhitung sebagai model pendatang baru dengan bayaran termahal. Bahkan mengalahkan bayaran model papan atas.
"Its Ok, Bram! Bukan hal yang besar"
Gadis itu lalu berjalan meninggalkan pria yang dipanggil Bram. Dan tentu saja pria gemulai yang mengipasinya juga ikut mengekor di belakang Silvia.
Mereka berjalan menuju hotel yang tak jauh dari lokasi pemotretan.
"Eh, lo serius mo keluar dari ni kerjaan?"
"Gak tahu ah, gelap gue! Bonyok ngotot banget pengen gue keluar"
"Eh, cyn.. ! Asal lo tahu ya? Menurut eykeu, yey bego banget kalo nyampe resign dari ni kerjaan. Secara ini mesin uang yang paling wow yang tiada tanding tiada banding, you orang tinggal senyum bin jepret dan byur...! Tuh duit ngumpul masuk rekening you"
Silvia hanya mengendikkan bahu. Yeah, gaya hidupnya memang menuntut biaya super mahal. Mengingat pekerjaannya sebagai model. Yang kadang sesekali ia menerima tawaran main film layar lebar.
Tapi jangan salah, ia kerja bukan karena kurang uang. Tidak sama sekali. Sang Papi, Budi Sentosa merupakan konglomerat yang sudah dikenal di dunia bisnis. Masuk pada jajaran 5 orang terkaya di Indonesia. Asetnya di mana-mana. Bahkan di luar negeri tak terhitung anak perusahaan yang berada dalam naungannya.
Silvia dimanjakan sejak kecil. Bahkan fasilitas kartu kredit tanpa batas ia dapatkan saat duduk di bangku sekolah menengah pertama.
Betapa tidak, sejak lahir, Silvia sudah menjadi pewaris tunggal dari kerajaan bisnis milik Budi Sentosa. Saat Silvia berulang tahun yang ke 17, Papinya mulai memindahkan sejumlah saham yang cukup besar atas nama Silvia Sentosa.
Tapi yang namanya hidup tidak ada yang sempurna. Setiap orang punya masalah masing-masing. Tak luput seorang Silvia juga memiliki masalah.
Silvia dengan limpahan materi tidak serta merta membuat hidupnya sempurna seperti yang dilihat orang terhadapnya. Ya, Silvia kehilangan sosok orang tua dalam hidupnya.
Bukan karena yatim piatu, melainkan kesibukan kedua orang tuanya membuat Silvia kesepian. Sejak bayi ia hanya hidup dengan pengasuh.
Dan ini tentu saja membuat Silvia mencari pelampiasan lain. Ia butuh teman, butuh perhatian.
Dan di sinilah ia berada. Terjun ke dunia entertainment, tentu saja dengan modal wajah dan tubuh yang sempurna bak barbie, bukan hal yang sulit baginya untuk diterima di dunia hiburan ini.Dan apa yang ia lakukan ternyata tak membuat kedua orangtuanya peduli. Hingga ia malah jadi keasyikan dengan dunianya sekarang. Ia menikmatinya. Perhatian semua tertuju padanya.
Seperti entertainer lainnya, ia juga ikut gaya hidup mereka. Club malam, alkohol sangat akrab dengan kesehariannya. Cuma gak sampai ngobat apalagi free seks.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cinta Of The Murid Semprulku
RomanceMama: "Silvia, kamu harus ke pesantren!" "Yang bener aja, Ma? masa Selena Gomez disuruh nyantri sih?" Papi : "Pokoknya Papi gak mau tahu, kamu keluar dari kerjaan model kamu itu! Atau semua fasilitas kamu Papi cabut tanpa sisa!" Etdah, kasus berat n...