Hari Ketiga (Akhirnya) (2)

9 2 0
                                    

Setelah selesai mandi, gue ngeringin rambut gue, karena gue habis nyampo.
Soalnya rambut gue lepek banget, takutnya ada kutu yang bersarang di rambut gue, kan ga lucu, cewe secantik Zea punya kutu di rambutnya 😂

Ting nong

Hape gue bunyi, pasti dari El

17.06

Raya : lo dimana Zee?  Tolongin gue

Hah? Raya? Kenapa dia

Zea  : Gue dirumah Ray, lo kenapa? Lo dimana sekarang?

Raya : Gue di Klub Rande

Zea : Rande? Daerah mana itu?

Loh kok Raya off sih??
Jangan jangan dia beneran lagi dalam bahaya??

Gue pun mutusin buat nelpon Raya, tapi tak ada jawaban sam sekali dari dia.

Langsung gue sahut tas dan jaket dan gue menuju ke rumah El. Karena ga mungkin gue ke klub sendirian, cari mati namanya.
Apalagi gue ga tau tempat tempat begituan.
Tapi bukan berarti gue ke El, karena El tau tempat begituan yaa, ini semua karena El kan asli orang sini jadi pasti dia tau.

"Bundaaaa"
"Iya sayang, jangan teriak bisa kan? "
"Ini gawat bun, Zea ke rumah El ya"
"Kenapa sayang? Ada apa? "
"Pokoknya nanti Zea critain semuanya kalo udah kelar ni masalah"
"Iya iya, hati hati ya, ini udah mau malem"
"Oke bun, Zea pamit ya? "
"Iya"

Gue pun langsung mengendarai motor matic gue secepat mungkin.
Btw gue udah punya motor sekarang, soalnya pas ayah gajian, ayah dapet bonus juga karena kerja ayah bagus, jadi uangnya buat beli motor gue deh, emang sih ga baru, tapi masih oke kok, lumayan buat wara wiri kan??

15 menit berlalu, akhirnya gue sampai di rumah El.

"Assalamualaikum, El"
Bersyukurnya hati gue, yang bukain langsung El, jadi ga basa basi dulu"
"Wa'alaikumsalam "
"El gawat "
"Gawat kenapa? "
"Tadi Raya Wa gue, katanya dia minta tolong"
"Minta tolong apa?"
"Nggak tau, tapi yang jelas pasti dia lagi dalam bahaya"
"Terus sekarang Raya dimana? "
"Dia di klub Rande"
"Rande?? " jawab El kebingungan
"Iya, lo tau kan? "
"Gue baru denger kali ini"
"Haduh gimana dong? Kalo Al tau nggak? "
"Al mana tau tempat begituan Zee, eh btw Al tadi keluar sih"
"Jangan jangan" kata kita berdua kompak
"Oh iya, gue pernah denger sih, ada klub namanya Randeyan"
"Gak pake 'yan' El, cuma Rande"
"Tapi setau gue cuma itu Zee, itu pun klub nya ada 3 di jogja"
"Apah? Duh ayo El cari Raya, gue ga mau Raya kenapa kenapa"
"Iya iya, kita cari ke 3 3 nya ya? D ari yang paling deket dulu "
"Terserah lo El, pokoknya Raya ketemu"

Akhirnya gue dan El pun melaju cukup kencang, dengan tujuan yang belum tentu benar.

Di sepanjang jalan, gue hanya bisa berdoa semoga Raya nggak kenapa kenapa, gue takut hal yang gue pikirkan terjadi.

Selang beberapa menit, kita sampai lah di Klub Randeyan I.

"El, kok rame ya? "
"Yaiyalah Zee, gimana mau masuk? "
"Ah tapi gue takut El"
"Tenang ada gue, lo pegangan gue terus, jangan sampai pisah"
"Iya, oke"

Dengan perasaan yang campur aduk, gue yakinin hati gue, gue beraniin masuk ke tempat maksiat itu. Ini semua demi Raya, sahabat gue. Semoga dia ada di dalem.

Setelah sampai ke dalam, rasanya gue mau muntah, gue ga kuat bau alkohol, walaupun gue dulu dari Jakarta, tapi pergaulan gue ga sebebas itu.

"Zee, kita cari dimana Raya? "
"Hah? Apa El? Gue ga denger"

Gue ga denger bukan karena gue budek ya, tapi karena suara musiknya kenceng bener

"Kita cari Raya dimana? "
"Enggak tau, puterin aja, siapa tau ketemu"

My Husband, My Sworn EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang