Part 15

3.9K 241 2
                                    

Author's POV

Menjadi seorang guru bukanlah hal yang pernah terpikir oleh seorang Bae Joohyun. Impiannya adalah menjadi seorang top model. Tapi apa daya? Ayahnya terlilit hutang hingga aset keluarganyapun dijual satu per satu. Sebagai anak tunggal, ia tentu tidak bisa melihat hal ini begitu saja. Ia merelakan impiannya terbuang begitu saja dan mulai bekerja sebagai seorang guru drama di sebuah universitas swasta di Seoul.

Gaji yang ia terima juga cukup untuk menghidupi dirinya di sebuah apartemen tengah kota, dan menabung untuk melunasi hutang orang tuanya itu. Bahkan kadang ia sengaja menekan pengeluaran dalam sebulan supaya hutang-hutang itu cepat terlunasi. Namun bagaimana kerasnya ia melunasi digit angka hutang ayahnya itu bukannya berkurang tapi malah bertambah karena bunganya yang cukup besar.

Disitulah seorang lelaki misterius menjadi pahlawan untuknya. Melunasi hutang keluarga Joohyun secara rahasia. Malam itu Joohyun baru pulang dari apartemen Taehyung setelah menghabiskan malam bersama. Ia menemukan sebuah surat kaleng yang tergeletak begitu saja di depan pintu apartemennya. Tidak ada pengirim, hanya namanya saja tercantum di bagian depan. Joohyun masih ingat betul amplop yang membalut surat itu terasa tebal.

Butuh beberapa saat untuknya membuka isi surat itu. Awalnya ia takut kalau saja seseorang sedang mengerjainya dengan mengisi amplop itu dengan serangga mati. Tapi ia ingat, ia tidak pernah membuat musuh—kecuali kepada rentenir jahat yang selalu datang bila Joohyun telat membayar hutang. Bukannya serangga mati, tapi amplop itu berisi surat edaran dari bank dan pernyataan bebas hutang.

Joohyun? Gadis itu sangat tidak percaya dengan apa yang baru saja ia baca. Bahkan ia sempat mencubit pipinya supaya memastikan ini bukanlah mimpi.

Tapi kebahagiaan yang ia rasakan hanya memakan durasi lima menit saja, karna hal selanjutnya yang terjadi kemudian adalah ia mendapatkan telepon dari nomor tak dikenal. Dan disitulah ia tahu bahwa semua ini terjadi bukan cuma-cuma, tetapi ada hal yang lebih besar tersimpan disitu.

"Hey, noona!"

Sebuah suara menyadarkan Joohyun dari lamunannya. Ia lupa kalau saat ini ia sedang berada di studio drama bersama beberapa muridnya.

"Ah iya, kalian bisa menyelesaikan proyeknya dirumah masing-masing. Jangan lupa, aku mengharapkan hasil yang baik minggu depan!" katanya dengan cukup keras supaya seisi studio bisa mendengar suaranya.

Beberapa murid Joohyun membungkuk sebagai tanda hormat sebelum berlalu meninggalkan studio. Menyisakan Joohyun yang masih berkutat dengan naskah dihadapannya.

"Noonaaaaa, halooo..."

Oh iya, aku lupa kalau ada si bocah!

Dengan cukup tenang, Joohyun menoleh kearah asal suara tadi dan mendapati seorang laki-laki yang lebih muda darinya itu sedang menatapnya.

"Kenapa kau ada disini? Bukannya kau harusnya bekerja?"

Si anak laki-laki hanya mengedikan bahunya dan kemudian duduk santai di lantai.

"Aku masih ada sisa jam makan siang sampai jam satu nanti. Noona belum makan kan? Mau ku temani?"

Walaupun terkadang risih, tapi Joohyun maklum dengan anak laki-laki yang notabene adalah sepupunya itu. Ia manja, sangat malah. Dan menjadi seorang anak bungsu dari dua bersaudara membuatnya berlaku sebagai anak kecil dimanapun Joohyun berada.

"Tidak terima kasih Jeon Jungkook, aku membawa bekal tadi. Kau cepat kembali saja ke kantor!" ucap Joohyun sambil membereskan barang-barangnya.

"Kenapa sih setiap aku kesini kau selalu mengusirku?"

Demi Neptunus, Joohyun sedang banyak pikiran saat ini dan keberadaan Jungkook membuatnya jadi susah berpikir.

"Karena ini areal kampus. Sekarang cepat pergi bekerja dan buat noona bangga!"

Jimin Appa!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang