Part 3

5.4K 425 1
                                    

3rd Person POV

Menghadiri acara rapat adalah salah satu kewajiban untuk seorang Kim Taehyung. Tepat waktu adalah caranya untuk mempertahankan posisi miliknya hingga saat ini. Ia selalu menjadi orang pertama yang masuk kedalam ruang rapat. Hari ini rapat diselenggarakan hanya untuk para direktur dan CEO saja, karena adanya evaluasi kerja selama sebulan terakhir. Dan untuk kali pertama, Taehyung datang terakhir. Atau lebih tepatnya ia sengaja datang terakhir.

"Oi, KimTae!"

"Oh, Seokjin hyung, selamat pagi!"

Seokjin yang berpapasan dengan Taehyung di lift menyapanya. "Wah, ini seperti keajaiban." Ucap Seokjin sambil memencet tombol lantai 10 dimana ruang rapat berada.

"Kenapa?" tanya Taehyung, walaupun ia sendiri sudah tahu jawabannya.

"Waaah, aku tidak menyangka kalau kau akan datang terlambat. Kau kan terkenal dengan julukan 'si-kaku-yang-tepat-waktu'." Ceracau Seokjin yang dibalas dengan tawa ringan. "Omong-omong, tumben CEO ikut rapat? Biasanya hanya akan diwakilkan." Ia melanjutkan.

Taehyung tersenyum kecut, ia juga heran mengapa CEO yang selalu sibuk itu rela meluangkan waktunya untuk rapat bersama direktur seperti mereka. Bukannya apa, tapi CEO memang lebih sering perjalanan bisnis keluar negeri. Sampai-sampai untuk rapat saja biasanya akan digantikan oleh asistennya.

"Entahlah hyung, tapi kuharap rapat hari ini berjalan lancar."

Lift berhenti tepat dilantai sepuluh dan kedua lelaki itu berjalan keluar beriringan. Taehyung sengaja memperlambat jalannya supaya ia tidak usah berlama-lama didalam ruang rapat. Tapi keinginannya sirna saat melihat CEO muda itu baru saja masuk tepat sebelum mereka, diikuti si asisten dibelakangnya.

"Hai, selamat pagi! Kalian lama menungguku? Oh, Kim duo juga baru saja datang." Sapa CEO itu dengan begitu ramah. Ia sudah duduk di kursi paling ujung, berdekatan dengan kursi satu-satunya yang kosong. Mau tak mau Taehyung duduk disitu dan menahan dirinya untuk tidak lepas kendali.

Selama rapat berlangsung Taehyung hanya bicara seperlunya dan bahkan beberapa kali ia ketahuan tidak mengikuti konversasi yang sedang berlangsung. Tapi untungnya ia cepat tanggap dan bisa menjawab pertanyaan serta memberikan opini dalam diskusi. Namun hal janggal ini tertangkap oleh si CEO muda berparas tampan itu.

"Direktur Kim," panggil si CEO yang otomatis membuat Seokjin dan Taehyung menoleh.

Untungnya rapat sudah selesai, menyisakan Taehyung dan Seokjin yang memang hendak berjalan keluar namun harus terhenti karena panggilan atasan mereka itu.

"Ah, maksudku Kim Taehyung-sshi. Kerja bagus hari ini, Kim Seokjin-sshi, aku ingin berbicara sebentar dengan Taehyung kalau kau tak keberatan."

Seokjin melirik Taehyung sebelum kemudian memberi hormat dan pamit untuk kembali bekerja.

"Baiklah kalau begitu, saya permisi."

Selama perjalanan karirnya, baru kali ini Taehyung merasa tidak nyaman. Ia sama sekali tidak menyukai momen seperti ini, dimana ia harus dihadapkan dengan sang CEO. Menurutnya sudah tidak ada alasan lagi untuk menghormati orang nomor satu di kantor ini.

"Taehyung-sshi, boleh kita bicara sebentar?" tanyanya dan di jawab oleh anggukan singkat Taehyung.

Keduanya kemudian berakhir diruangan sang CEO, lantai 22.

Suasana ruangan menjadi agak panas, sorot mata Taehyung yang tajam ia jatuhkan kearah lantai, dan tangannya mengepal sejak mereka berada di dalam lift tadi. Sedangkan si CEO muda masih duduk dihadapannya, matanya mengawasi Taehyung yang diam saja.

Jimin Appa!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang