SELEBGRAM•5•

51 14 50
                                    

Suara dentingan piring dengan sendok sudah menjadi ciri khas sebagian keluarga di seluruh dunia ketika acara makan menjelang. Nehyoun, Alexandria, Ziko, Rizu, dan tak lupa sahabat Rizu, Adsila sedang melaksanakan ritual makannya itu sedari tadi. Wanita tengah baya dengan seragam sama halnya dengan pelayan rumah itu lainya membungkukan badanya ketika menghadap Alexandria.

"Ada seseorang di depan. Ia ingin menemui Non Rizu," wanita itu bergumam pelan.

"Rizu!" Alexandria memanggil anaknya itu dengan lantang. Rizu yang dipanggil hanya melirik sekilas ayahnya dan kembali melanjutkan ritual makanya.

"Ada seseorang di depan, ingin menemuimu. Kamu punya janji dengan dia?" lanjut Alexandria. Rizu menggeleng lemah dengan mulut yang menggembung karena makanan yang belum tertelan sempurna oleh dirinya.

Alexandria segera menyuruh pelayan itu pergi.

"Bii!!! Tunggu!!! Dia laki?" tanya Rizu ketika teringat bahwa ia akan dijemput oleh Guntur. Wanita itu mengangguk sopan. Rizu melototkan matanya dan segera meneguk air minumnya.

"Mah, Yah Rizu berangkat dulu ya, soalnya temen Rizu udah nungguin," ia berdiri mengulurkan tanganya tanda pamitan.

"Bi, panggil saja ia untuk masuk dan sarapan bersama!!" Nehyoun memerintah tanpa melirik Rizu sekalipun.

"Tapi mah...," Rizu mengeluh lemas.

"Udah lanjutin aja sarapan mu!!"

Karena pasrah, Rizu pun kembali duduk dan memakan sarapanya. Jantungnya sedikit berdegup kencang. Bukan karena akan bertemu dengan Guntur, tapi ia khawatir kalau Ziko akan membuat keributan ketika mengetahui Guntur ada di sini, di ruang makan ini, di rumah ini.

"Riz! Lu udah punya doi?" tanya Adsila berbisik. Ia duduk di sebelah Rizu.

"Sssttt, brisik!!!" Rizu membentak lirih. Perasaannya sudah tak karuan. Hingga seseorang lelaki datang dari ruang tamu dan kemudian menyapa ramah.

"Selamat pagi, Tante!" ia menyalami Nehyoun dan kemudian menyalami Alexandria. "Pagi, Om!"

"Pagi juga, sini duduk!" Nehyoun mempersilahkan Guntur tanpa memperhatikan Ziko yang kini amarahnya tengah memuncak. Tepat ketika Guntur duduk di sebelah Ziko. Suatu keributan terjadi.

Bbraaaakkkk

Ziko memukul meja makan dan kemudian beranjak pergi. Nehyoun dan Alexandria hanya menatap kepergian Ziko tanpa berkata sesuatu pun. Adsila yang merasa bahwa ia membutuhkan tumpangan untuk berangkat sekolah pun segera beranjak pergi menyusul Ziko.

🐣🐣🐣

Bel yang ditunggu para siswa untuk memberi jatah pada cacing-cacing laknad yang berada dalam perut mereka pun berbunyi nyaring bagai menarik bibir para siswa.

"Cepetan gih!!! Perut gue udah keroncongan njir!!!" teriak Rizu membentak Vire yang masih menyalin materi yang tertulis di papan tulis.

"Sabar, tanggung soalnya," jawab Vire yang masih tetap fokus menulis.

"Auah... Gue duluan!! Bye!!" Rizu melambaikan tanganya kecil dan beranjak pergi.

"Ettdahh tuh bocah!!!" Vire berlari menyusul Rizu yang berjalan cepat melewati karidor yang akan membawanya menuju kantin.

Bruuuukkk...

Seketika Rizu berhenti mendadak sampai-sampai Vire yang berlari tak mampu mengerem lajunya hingga menabrak Rizu yang entah kenapa tiba-tiba terdiam mematung.

Selebgram •√•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang