SELEBGRAM•2•

87 21 40
                                        

Rizu berjalan di karidor dengan langkah panjang. Tak terlihat satu pun tanda-tanda adanya orang. Setiap karidor dan lorong yang Rizu lewati terlihat sepi.

Sudah sepatutnya sekolah masih sepi karena jam baru menunjukan pukul 05.24. Hanya orang tertentu yang akan berangkat pukul 05.24. Salah satunya Rizu.

Ia berangkat ke sekolah pagi-pagi karena ada suatu alasan yang mendesaknya. Dan alasanya ialah, ia belum menyelesaikan PR Biologinya. Karena, semalam ia tertidur usai menyelesaikan PR MTK-nya.

Rizu segera meletakan ranselnya di atas meja yang biasa ia tempati dan mengambil dua buku materi mapel Biologi, sebuah buku tulis dan sebuah pena.

Dengan langkah panjang dan sedikit tergesa-gesa ia beranjak pergi menuju perpustakaan. Ia tak ingin dipandang sebagai orang pemalas. Karena rata-rata di SMA-nya hanya laki-lakilah yang jarang mengerjakan PR di rumah.

Buuukkk

"Eh... sorry gue gak sengaja!" ampun Rizu tanpa melihat siapa dan bagaimana wajah orang yang ditabraknya. Ia segera mengambil bukunya yang berserakan di lantai, akibat insiden tadi. Orang yang ditabraknya pun ikut membantu Rizu.

"Maaf!" Rizu menunduk kaku, tak mau menatap orang yang berada di hadapanya itu.

"Harusnya gue yang minta maaf, gue jalan gak liat-liat tadi," ucap orang tersebut membela Rizu. Tak lama usai perkataanya, ia mengajak Rizu berjabat tangan tanda berkenalan.

"Kenalin gue Guntur, kelas dua belas IPS enam."

Rizu membalas jabatanan tangannya. "Rizu, sebelas IPA dua!" barulah Rizu menatap lelaki yang ada di depanya itu.

 "Rizu, sebelas IPA dua!" barulah Rizu menatap lelaki yang ada di depanya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Subahanallah, mimpi apa gue semalem. Ganteng banget😆

Rizu memandangi Guntur terpesona, tanpa melepaskan jabatan tanganya. Yang dipandang hanya bisa diam karena ia tau kalau Rizu menyukainya.

"Liatinya biasa aja!" seru Guntur dengan senyum yang mengembang.

"Eeh..," dengan cepat Rizu menunduk malu menyembunyikan pipinya yang memerah sambari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Ya udah gue duluan ya!" pamit Rizu tanpa menunggu jawaban dari Guntur.

"Eeh...," cegah Guntur saat Rizu sudah berada jauh darinya.

Awas aja lu!! Gue gak bisa ngalahin lu, tapi gue bisa ngehancurin lu lewat adek lu itu. Guntur tersenyum licik sebelum akhirnya ia pergi.

🌻🌻🌻

Pukul 14.45

Rizu selalu memperhatikan jam di tanganya yang sebentar lagi menunjukan pukul 14.50, dan tandanya siswa harus meninggalkan sekolah dan kembali lagi esok. Ia terus mengikuti arah putaran jarum jam berharap waktu segera menunjuk ke arah yang ia inginkan. Dan akhirnya...

Selebgram •√•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang