SELEBGRAM•1•

95 24 15
                                    

"Mah,, Mah,, plis... Yak, kali ini aja Mah!!!" seru Rizu berkali-kali.

"Mamah bilang gak ya enggak!!" tolak Nehyoun, Mamah dari Rizu dan Ziko. Nehyoun melangkahkan kakinya cepat menuruni tangga. Dan Rizu tak pantang menyerah membujuk Nenyoun untuk dinner bersama.

"Mamah jahat banget sih!! Seberapa sibuknya Mamah? Sampai-sampai anaknya minta dinner aja gak diturutin!!"

"Sibuk banget sayang. Ngertiin sedikit dong, kamu kan udah gede!" jelas Nehyoun sambil dipakaikan kemeja oleh pembantunya.

"Kalo emang tuhan beri permintaan ke Rizu, Rizu bakalan minta ganti Mamah aja!!" ceplos Rizu saking kesalnya.

"Coba tanya Ayah kamu!! Soalnya Mamah sibuk banget," perintah Nehyoun sambari memakai sepatunya.

"Enggak!! Ayah juga gak bisa!! Banyak kerjaan!" sambung Alexandria menolak.

"Anak kamu minta tuh!! Turutin ah biar gak bawel!" Nehyoun berkata sambil mengambil tasnya dari genggaman pembantu.

"Dia juga anak kamu kali!! Kan kamu yang harusnya ngurusin anak," boomerang Alexandria.

Tetapi Nehyoun menghiraukan perkataan suaminya itu. Ia tetap berjalan cepat menuju mobil.

"Aku juga udah bilang, kalo punya anak itu merepotkan," tutur Alexandria ketika sudah berada di dalam mobil.

"Siapa juga yang mau anak? Ibu kamu tuh, yang pengin cepet-cepet punya cucu!" tegur Nehyoun tak terima apabila disalahkan.

"Eh eh, Ibu aku minta kan anak laki-laki. Yang ribet kan anak perempuan kamu tuh, keinginanya Mama kamu!" balas Alexandria.

"Eit Rizu itu bukan anak aku doang loh ya!! Itu juga anak kamu!! Lagian saat Rizu lahir yang paling bahagia siapa? KAMU!! Masih inget?"

"Wajar dong aku bahagia, dia darah daging aku. Tapi aku gak suka sifat kamu yang nurun ke Rizu."

"Aku juga gak suka, sifat kamu yang bandel, badboy, sama suka bikin onar nurun ke Ziko!"

Setelah perkataan Nehyoun, Alexandria tak berkata apa pun. Ia tau bertengkar dengan Nehyoun tak ada gunanya.

🍁🍁🍁

Rizu menaiki tangga dengan kesal. Ia merasa bahwa pekerjaan orang tuanya lah yang lebih berharga dari pada dirinya. Lalu untuk apa ia hidup? Apabila ia tidak berharga untuk siapapun.

"Eh Riz!!" panggil Ziko dari ambang pintu kamarnya. Kamar kakak beradik itu memang bersebelahan. Rizu menoleh malas.

"Apa!?"

Ziko menggaruk kepalanya. Mukanya sangat lesu. Rambutnya pun berantakan. Ciri khas orang baru bangkit dari tidurnya.

"Ada apa ribut-ribut?" tanya Ziko dengan mata setengah menutup dan bersandar di tembok.

"Bacot ah!! Gue lagi badmood nih!!" teriak Rizu.

Ia berjalan menuju sebuah sofa dengan kaki dihentak-hentakan dan merobohkan tubuhnya disana setelah tiba.

"Dahal cuma nanya," Ziko menjawab tanpa tenaga. Ia terlihat malas pagi ini.

"Btw kakak tadi malem sama yang lainya habis minum ya?"

"Hah?? Sama siapa?"

"Sama Lertio, Kara, Arkan, dan kewan kewan."

Selebgram •√•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang