"Mbak ina, tolong cuciin ini ya". Ucap Zenka sambil memberikan sebuah jaket pada mbak ina.
"Loh?. Ini jaket siapa non?. Kok jaket laki-laki?. Punya pacar non ya~?". Tanyanya dengan nada menggoda.
"Ih, enggak mbak. Itu punya temen Zenka, dia tadi pinjemin biar Zenka gak kedinginan aja". Jawab Zenka santai.
"Temen kok perhatian banget sih non?. Udah jujur aja sama si mbak pasti ini punya pacarnya nona Zenka, kannn~?".
"Apaan sih mbak!. Zenka baru juga masuk sehari masak Udah dapet pacar. Gak mungkin kali mbak. Udah sana cepet dicuci". Sahut Zenka sedikit mendorong tubuh mbak Ina supaya tak lagi membanjirinya dengan pertanyaan unfaedahnya lagi.
"Tapi Iya juga ya?. Baru juga ketemu kok Udah perhatian gitu sih? apa jangan-jangan..". Batin Zenka.
"Gak mungkin lah!. Zenka gak boleh ke GR an!. Eh! kok aku jadi mikirin dia sih?." Ucapnya pelan pada dirinya sendiri.
…
"Assalamualaikum adek-adek"
"Waalaikumsalam kak!~"
Hari ini adalah Hari kedua MOS dan jadwal osis pendampingnya pun masih sama. Di kelas Zenka di isi dengan game, tebakan dan hal-hal yang menyenangkan. Tak sedikit yang di hukum karena salah ataupun kalah. Namun kelihatannya keberuntungan berada di tangan Zenka, dari awal permainan dia selalu lolos dari hukuman.
"Alhamdulillahh, selamett". Itulah batin Zenka setiap lolos dari yang namanya jebakan maupun hukuman.
Kring..Kring..
"Baiklah adek-adek, kita istirahat dulu karena bel sudah berbunyi. Masuk nanti jangan sampai ada yang terlambat atau akan dapat hukuman dari kakak-kakak osis. Mengerti?!"
"Siap kak! Mengerti". Jawab serempak satu kelas.
"Syaf! Kata pak San absen hari ini suruh kumpulin ke aku aja". Ucap seseorang dari luar kelas Zenka.
"Suara itu seperti..." . Batin Zenka menggantung. Ia yang sedang membereskan alat tulis seketika mendongak maju berusaha melihat siapa yang berada di depan kelasnya.
"Oh ya udah. Nih kamu bawa aja sekalian, yang gak masuk masih sama kaya kemarin". Ucap Syafa sambil menyerahkan absennya.
"Oh oke". Sahut lelaki yang ada di depan kelas Zenka.
Saat Zenka berhasil melihatnya, lelaki itu sudah berbalik jadi yang dia lihat hanya punggung dari lelaki itu.
"Yahh.. udah balik dia nya". Kata Zenka pelan.
"Oh iya! Aku kan mau mengembalikan jaket milik kakak kemarin". Lanjutnya menepuk jidatnya sendiri, lalu mengambil jaket hitam dari tasnya dan langsung lari keluar kelas.
"Lah.. kemarin kan aku lupa gak tanya dulu nama sama kelasnya!. Terus aku harus balikinnya kemana?. Masa harus tanya keruang guru?!!". Ucap kesal Zenka ketika sampai di depan deretan gedung kelas 11 dan 12.
Karena bingung dan juga malu sebab banyak kakak kelas yang menatapnya, Zenka kembali ke kelas tidak ada niat sama sekali untuk ke kantin. Di kelas ia hanya diam sambil membaca novel sampai bel masuk berbunyi.
"Maaf kak terlambat".
Zenka yang tadinya sibuk menulis bait-bait lagu permainan pun mendongak untuk melihat siapa yang terlambat.
"Kan kakak tadi udah bilang jangan sampai tel.. ". Ucapan Syafa dipotong oleh Dio.
"Karena kamu telat jadi kamu dapat hu_ku_man~!". Potong Dio dengan sorak sorai senangnya. Dio memang suka melihat adek kelas yang kena hukum, apalagi kalau yang lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shift Ice
Teen FictionDiam jangan dikira tak mampu! Keadaan bisa merubah seseorang yang baik menjadi buruk atau pun sebaliknya. Cerita tentang seorang perempuan yang ramah dan hangat, namun karena suatu hal ia berubah menjadi seseorang yang dingin dan datar. Sedatar papa...