Alana POV
"Kampung rambutan yok kampung rambutan"
"Pulo gadung.. pulo gadung bu"
Sekarang aku sedang berada di terminal. Setelah keputusan kemarin akhirnya aku berangkat ke salah satu kota yaitu jakarta. Setelah menempuh perjalanan selama 2 jam akhirnya aku sampai di ibukota. Cuaca hari ini sangat panas, aku melihat ke sekelilingku jalanan sangat macet, debu beterbangan dimana-mana seketika aku teringat dengan desaku. Desaku yang sejuk, desaku yang sangat asri sangat berbeda dengan ibukota. Bahkan bisa dihitung dengan jari pohon yang ada disini.
Karena udara sangat panas membuat kerongkonganku kering dan aku memutuskan membeli minuman di salah satu toko yang berada di bahu jalan.
"Bu air mineral satu" Ucapku kepada penjual toko.
"Yang dingin neng?" Tanya penjual toko tersebut.
"Jangan bu, jangan yang dingin"
"Ini neng" Penjual tersebut memberikan sebotol air mineral kepadaku.
"Berapa bu?" Tanyaku sambil mengambil uanh yang ada di tas slempang yang aku kenakan.
"Lima ribu neng"
"Ini bu" Aku menyodorkan uang lima ribuan kepada penjual.
"Makasih neng. Oh ya neng ini dari kampung ya?"
"Iya bu saya dari kampung kesini mau cari sekolah yang bagus"
"Kalo dari kampung berarti ga punya tempat tinggal kan neng? Kebetulan saya punya kost-kost an barangkali eneng mau ngekost ditempat saya" Tawar penjual tersebut.
"Kalo saya boleh tau sebulannya berapa ya bu?"
"Sebulan cuma 300 ribu neng"
"Boleh juga" Ucapku dalam hati.
"Gimana neng?"
"Eh iya bu boleh-boleh. Kost an nya dimana ya bu?"
"Di belakang warung ini kok neng ayo ibu anter. Eh sebelumnya kenalin dulu nama ibu mumun, bisa dipanggil bu mun" Bu mumun menyodorkan tangannya untuk bersalaman.
"Alana bu" Ucapku.
"Ayo neng ikut saya"
Aku berjalan mengikuti Bu mumun setelah kurang lebih 5 menit kita berjalan akhirnya sampai di kost an tersebut. Jaraknya mungkin 100 meter dari toko Bu mumun.
"Nah ini neng tempatnya. Di dalem udah ada kasur sama lemari jadi eneng bisa naro baju dilemari itu terus juga ada kamar mandi kalo eneng mau masak apa gitu dapurnya ada di belakang bareng-bareng sama yang lain ya" Ujar bu mun menjelaskan detailnya.
"Oh iyaiya" Sahutku paham.
"Yaudah ibu tinggal dulu kalo ada apa-apa jangan sungkan sungkan ya minta tolong sama ibu"
"Iya bu makasih banyak ya bu"
Setelah bu mumun pergi aku memasuki kamarku. Sebelum aku menata barang-barangku, aku mengambil sapu lalu menyapu ruangan ini karena tampak sedikit kotor. Mungkin karena lama tidak di tempati, setelah bersih aku menata baju-bajuku kedalam lemari. Kamar ini cukup besar mungkin ukurannya 3×4 meter.
Setelah acara beres-beresku selesai aku memutuskan untuk mandi, jam menunjukan pukul setengah empat sore. Seusai mandi aku memutuskan untuk beristirahat karena badanku sangat lelah.
*.*.*.*.*.*.*.*
Kriiingggggg...
Alarm di kamar Alana berbunyi. Alana menggeliat diatas kasur. Jam menunjukan pukul setengah enam pagi. Ini adalah hari ketiga Alana di jakarta setelah kemarin mencari sekolah dan membeli peralatan sekolah. Hari ini adalah hari pertama Alana masuk ke sekolah barunya, SMA Sanjaya. Sekolah tersebut adalah salah satu sekolah favorit di jakarta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alana
Teen FictionWaktu sungguh sesuatu yang menakutkan, waktu bisa menyembuhkan apapun. Tak peduli itu baik ataupun kenangan yang buruk. Waktu akan menghapus semua kenangan, meninggalkan luka samar pada kita.