Happy reading
🍭
Alana menghela nafasnya panjang sekarang sudah pukul sepuluh malam dan Alana masih merenung memandang kertas ulangan matematikanya.
"Kalo aku gini terus pasti aku ngecewain ibu sama bapak"
Alana beranjak dari meja belajarnya menaruh kertas tersebut di atas buku. Ia memutuskan untuk tidur karena otaknya sudah sangat lelah memikirkan banyak hal hari ini.
Alana memindahkan posisi bantal agar nyaman lalu menarik selimut.
"Masa iya aku minta diajarin sama Arga" Alana bermonolog mencari jalan keluarnya.
"Tapi kalo dipikir boleh juga itung-itung les gratis"
Setelah menimbang-nimbang keputusannya akhirnya Alana terlelap dan pergi ke alam bawah sadarnya.
*.*.*.*.*
Hari ini Alana memutuskan untuk berbicara dengan Arga mengenai keputusannya semalam. Bel tanda istirahat sudah berbunyi 5 menit yang lalu dan Alana masih diam di tempat duduknya pasalnya ia bingung harus bicara bagaimana dengan Arga.
Arga pun sama ia diam dibangkunya sembari menatap punggung Alana dari belakang.
Setelah niat Alana terkumpul ia memutuskan akan bicara sekarang dengan Arga. Saat ia menghadap ke belakang, betapa terkejutnya ia saat melihat wajah tampan Arga di depan mata. Wajah mereka berdua hanya berjarak beberapa senti.
Alana hanya bisa meneguk salivanya melihat ketampanan Arga, setelah cukup lama mereka saling bertatapan Alana lebih dulu memutuskan kontak mata dengan Arga.
"Kenapa?" Tanya Arga datar.
"Emm anu itu.." Jawab Alana terbata-bata karena jujur sebenarnya Alana grogi berbicara dengan Arga dengan jarak sedekat ini.
"Ngomong yang jelas dong"
"Emm.. aku mau diajarin matematika sama kamu" Ucap Alana dengan senyum yang terkesan malu.
"Oke pulang sekolah gue tunggu di rooftop"
Setelah mengucapkan kalimat tersebut Arga pergi meninggalkan Alana dengan senyum yang merekah dibibirnya. Dengan seperti ini ia akan lebih sering berdekatan dengan Alana.
Karena memang dari awal Arga bertemu Alana ia merasakan perasaan yang aneh dihatinya yah mungkin orang dulu mengatakannya cinta pandangan pertama terkesan lebay memang namun mau bagaimana lagi.
*.*.*.*.*.*.*
Tak terasa bel pulang sekolah berbunyi 3 menit lagi. Guru yang sedang menerangkan di depan mengakhiri kegiatan belajarnya. Setelah guru tersebut meninggalkan kelas Alana mulai membereskan bukunya lalu melangkah keluar.
Pada saat setengah perjalanan tiba-tiba Arga muncul di sebelah Alana. Dan mereka berjalan beriringan.
"Kenapa lo mau di ajarin matematika sama gue?" Tanya Arga memecahkan keheningan.
"Ya aku pikir dengan aku belajar sama kamu aku jadi lebih paham dan pastinya hemat uang kan ngga harus les"
"Kata siapa gue ngajarin lo gratis?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Alana
Teen FictionWaktu sungguh sesuatu yang menakutkan, waktu bisa menyembuhkan apapun. Tak peduli itu baik ataupun kenangan yang buruk. Waktu akan menghapus semua kenangan, meninggalkan luka samar pada kita.