Banyak kendaraan berlalu-lalang di depan Alana. Kini mereka berdua sudah berada di tukang bubur pinggir jalan, Arga mempunyai niatan untuk mengajak Alana sarapan di rumah makan namun Alana menolak dan meminta makan di pinggir jalan seperti ini dengan alasan takut terlambat sekolah.
"Ga, gapapa kan kita makan disini?" Alana membuka suara karena sedari tadi Arga hanya diam.
"Gapapa Al. Apa si yang ngga buat lo, gue mah dimana aja mau asal sama lo" jawab Arga dengan senyum semirik nya. Ucapan Arga tadi sukses membuat pipi Alana memerah.
Perasaan gue ke lo udah ngga bisa gue pendem lagi Al. Gue yakin lo adalah makhluk tuhan yang dikirim khusus buat gue.
Ucap Arga dalam hati, senyumnya mengembang seraya memandang gadis pujaan di depannya.
◀▶
Kini Arga dan Alana sudah sampai di sekolah, kedatangan mereka berdua di sambut dengan tatapan aneh murid lainnya. Pasalnya sudah hampir dua tahun Arga bersekolah di SMA SANJAYA baru kali ini ia berangkat bersama perempuan. Jangan salah Arga tidak homo kok hehe buktinya sekarang dia suka dengan Alana mungkin Arga memang baru mendapatkan yang menurutnya cocok.
Alana merasa risih karena tatapan mereka yang melihat Alana dari ujung rambut sampai ujung kaki, "Arga ada yang salah ya sama aku?" Alana menghentikan langkahnya dan disusul oleh Arga.
"Mmm, iya deh Al ada yang salah," Arga menatap Alana dengan tangan memegang dagu.
Alana terkejut seraya memeriksa penampilannya, "seriusan?! Apa yang salah?"
"Tangan lo ngga gandengan sama tangan gue,"
Arga akan meraih tangannya namun Alana segera menjauhkan dari Arga. "Jangan gitu Ga, aku ngga suka!" Lalu berjalan menginggalkan Arga yang tampak bingung dengan sikapnya.
Sesampainya di kelas Arga menghampiri Alana. Alana hanya diam sibuk dengan bukunya, tak menghiraukan Arga yang sedari tadi berdiri di sampingnya.
"Al, lo kenapa? Gue salah ya ngomong kaya tadi sama lo?"
Alana tetap diam tak menjawab bahkan melirik pun tidak.
"Yaudah gue minta maaf Al. Gue ngga ada maksud apa-apa tadi," dengan wajah memelas Arga membujuk Alana.
Alana melirik sebentar lalu kembali fokus dengan bukunya, bukan Arga namanya kalau menyerah begitu saja. Tak lama kemudian guru masuk ke dalam kelas dan pembelajaran pun dimulai. Namun, laki-laki yang duduk di belakang Alana itu sama sekali tidak fokus dengan mata pelajaran yang di bahas, dia malah sibuk dengan pikirannya sendiri, mengintropeksi diri apakah ada yang salah dengan ucapannya tadi sampai guru di depan menanyakan sesuatu kepada Arga pun tak dia hiraukan.
"Arga! Coba kamu hitung diameter lingkaran ini"
Arga tetap diam tak berkutik.
"Arga Dirgantara! Kamu dari tadi tidak memperhatikan saya menjelaskan!"
Arga terkejut saat teriakan guru di depan sangat nyaring menyebut namanya.
"Hah?! Eh i..i..iya Al, eh Bu"
"Siapa Al?", guru tersebut bertanya seakan-akan sedang menginterogasi Arga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alana
Teen FictionWaktu sungguh sesuatu yang menakutkan, waktu bisa menyembuhkan apapun. Tak peduli itu baik ataupun kenangan yang buruk. Waktu akan menghapus semua kenangan, meninggalkan luka samar pada kita.