Alana dan Ghina jalan berdampingan menuju kantin.
"Oh ya lo kenapa pindah kesini?" Tanya Ghina
"Aku pindah kesini supaya nanti kalo lulus bisa dapet universitas yang bagus secara ini juga sekolah terfavorit di jakarta"
"Terus lo tinggal dimana?"
"Aku ngekost kok"
"Sendiri?"
Alana mengangguk.
Tak terasa mereka berdua telah sampai di kantin. Suasana saat ini sangat ramai bahkan Alana dan Ghina tidak dapat tempat duduk. Alana melihat ada sisa dua bangku kosong namun disitu ada Arga dan teman-temannya. Alana memalingkan wajahnya karena saat ini Arga menatapnya.
"Ghina!" Arga teriak memanggil cewe disebelah Alana, Ghina yang merasa terpanggil pun menghampiri meja Arga.
"Kenapa bro?" Tanya Ghina kepada Arga.
"Lo lagi cari tempat kosong kan?"
Ghina melirik kursi didepan Arga dan teman-temannya.
"Oh gue tau lo mau nawarin kita duduk kan?"
"Hm" Jawab Arga cuek
"Alana sini duduk" Suruh Ghina. Alana duduk disamping Ghina dan tepat di depan Arga. Alana dapat melihat wajah Arga sedekat ini tampan ucap Alana dalam hati.
"Lo mau pesen apa Al?"
"Samain aja sama kamu"
"Oke gue pesen dulu lo tunggu disini sebentar"
Alana mengangguk.
Alana mengedarkan pandangan melihat seisi kantin, ia mengernyit bingung pasalnya banyak siswa siswi memandangnya dengan tatapan aneh. Alana mencoba bersikap masa bodoh dan ketika ia mengalihkan pandangan ke depan matanya tak sengaja bertemu dengan mata Arga. Bola mata coklat itu seperti menyihir Alana, mereka cukup lama saling bertatapan sampai akhirnya Ghina datang membawa pesanan Alana dan mereka pun mulai melahap makanan masing-masing.
*.*.*.*.*.*.*
Tak terasa sudah satu bulan lebih Alana bersekolah di Sma Sanjaya. Banyak hal-hal baru yang ia dapatkan. Hari ini adalah pembagian nilai ulangan harian matematika minggu lalu, Alana cemas pasal nilainya. Dan saat kertas ulangan sudah ada ditangannya, Alana melihat nilainya betapa terkejutnya ia mendapat nilai 6. Alana frustasi padahal ia sudah belajar dengan tekun namun tetap saja nilainya masih hancur seperti ini.Saat Alana akan menyimpan kertas ulangan tersebut tiba-tiba salah satu teman kelas Alana merebut paksa kertasnya.
"Waduh gue kiro lo pinter ternyata cuma dapet 6 dasar payah" Ucap Reno tanpa berdosa. Reno adalah seorang badboy yang ah pasti kalian semua paham seperti apa.
Tanpa pikir panjang Alana langsung merebut kembali kertas ulangannya dan menyimpannya ke dalam tas. Hari ini Alana sedang datang bulan, ia ingin mengganti pembalutnya. Jika ia mengeluarkan pembalut dan menaruhnya di saku pasti akan kelihatan oleh teman kelasnya. Itu adalah hal yang memalukan bagi Alana. Akhirnya Alana memutuskan memasukan pembalut ke dalam salah satu buku dan membawanya.
Saat Alana bangun dari tempat duduk tiba-tiba Arga menghadangnya dari depan.
"Minggir" Ucap Alana ketus.
"Gak!"
"Aku bilang minggir!"
"Mau kemana lo? Ngapain bawa buku?" Tanya Arga bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alana
JugendliteraturWaktu sungguh sesuatu yang menakutkan, waktu bisa menyembuhkan apapun. Tak peduli itu baik ataupun kenangan yang buruk. Waktu akan menghapus semua kenangan, meninggalkan luka samar pada kita.