2.Who?

38 2 1
                                    

Di pagi hari yang cerah aku langsung pergi kesekolah. Di sekolah aku melihat seorang yang tidak asing di mataku, dia adalah Denia. Aku langsung memanggilnya "Denia!" "HAI!!!!!!" jawabnya. "Kirain sekolahnya juga pindah" "enggak kok cuma pindah rumah aja" "Ya sudah kita masuk kelas saja yuk den!" "Yuk!". Bel masuk berbunyi dan kita pun belajar dengan tekun.

Setelah itu bel istirahat berbunyi. "Den! Sini dulu aku mau cerita sama kamu,iksal,sama jeremy. Tapi iksal dan jeremy kemana?" Tanyaku. "Oh, iksal sama emy, tuh, lagi di kantin. Langsung jajan mereka" jawab denia. "Ohh, ya kalau sudah ada mereka tolong kasih tahu akoh yoo" "Okhee". Saat menuju kantin aku dan denia bertemu dengan iksal dan jeremy. "Mi!Sal! Kita ke kelas sekarang!" Kataku sambil berteriak. "ISHHHH KAGET AYEE!" Kata jeremy. Ya, jeremy adalah seorang yang sangat pemberani di sekolah (di kelas).

Sesampainya di kelas aku dan mereka pun duduk dibangkuku. "Kalian mau gak nginep di rumahku pas libur nanti?" Tanyaku. "Hmm kalau aku sih ya boleh boleh saja, asalkan rumahnya angker boss" jawab jeremy semangat. "Ya.. kebetulan, aku merasakan hal hal berbau negatif di rumahku. Tapi aku kan orangnya positive thinking" kataku. "Ya kita sih boleh saja" jawab denia mewakili iksal. "Ya sudah kami bertiga sepakat untuk menginap di rumah mu fa" jawab jeremy mewakili semua. "Aku rasa ini akan menyenangkan..." kata jeremy dalam hati. "Kamu kenapa mi?" Tanya denia. "Oh enggak. Hanya memikirkan saja tugas tadi seperti apa" jawabnya. Denia tidak menjawab karna bel masuk berbunyi.

Setelah bersekolah. Kami berempat langsung pulang dan meminta izin kepada orang tuanya masing masing. Dan langsung kerumahku. Karena aku telah memberi jalan yang dekat untuk menghindari kemacetan yang sangat amat panjang.
"Rumah lu gede banget fa!" Kata denia. "Hehe iya... tapi jangan menilai rumah besar itu rumah bagus ya.." Kataku. "Iya fa.. kelihatannya sih.. agak jadul gitu tapi agak ada feeling aneh gituu" Kata denia lagi .

Lalu mereka pun memasuki rumahku. "Fa, ini asli rumah kamu? Ibumu mana?" Tanya jeremy. "Ibu ku ada mungkin sedang di dapur, iya ini rumahku" Jawabku. Saat sesampainya mereka di rumah, tiba tiba ada seseorang yang masuk ke dalam kamarku. "Sal, den, my, liat apa yang aku liat ga?" Tanya ku. "Ehm... iya... itu, siapa ya.." Tanya iksal. "Adik kamu ada kan?" Tanya denia. "Adikku sekolah dong!" Jawabku dengan nada tinggi.
"Sudahlah, lupakan sajaa, kita ke kamar kamu sekarang fa" Ajak jeremy.

Lalu mereka pun ke kamar. "Hey gais! Tadi kalian melihat ada "hantu" gak? Tadi dia ke kamarku" Kataku. "Iya lah lihat. Jelas banget malah!" Kata iksal. "Iya... tapi kalian percaya tidak bahwa "hantu" itu ada?" Tanya jeremy. "Percaya" Kata mereka serempak. "Kalau percaya, ayo kita buktikan!" Ajak jeremy sambik bersemangat.
"Ah gak usah! Nanti bagaimana kalau diantara kita ada yang direnggut nyawanya!" Bentak denia. "Iya nanti siapa yang mau bertanggung jawab!" Kataku menambahkan. "Ye iye dah! Kalian ini galak sekali!" Ejek jeremy. "My! Jangan kayak gitu!" Kata iksal mengingatkan. "Sudah ah! Pokoknya kita tidak tahu siapa yang masuk kekamarku" kataku.

Lalu mereka pun terdiam, dan mereka memulai mengeluarkan pakaian mereka untuk mengganti pakaian mereka.

Setelah malam tiba mereka langsung tertidur tanpa ada gangguan apapun. Tetapi seseorang diantara mereka ada yang terbangun dan merasa ketakutan..

Haunted HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang