31. Wejangan Time

2.9K 552 20
                                    

Taehyung masuk kelas. Disambut dengan tatapan seram dari kelima temannya itu.

"Apa?" sahutnya dengan wajah polos tak berdosa.

"Taehyung goblㅡ" belum selesai Yoongi memaki, Seokjin udah tahan si siluman kucing itu duluan.

Yang paling tua menghela napas terus samperin Taehyung buat didudukin ke bangku terdekat. Tatap adik sepupunya dengan tatapan tajam. kedua tangan nyengkram pundak Taehyung keras-keras. "Tae..."

"Iya?" 

"Lo sadar nggak sih apa yang baru lo lakuin tadi?"

Diam sebentar baru setelah itu ngangguk. Masih dengan wajah polosnya yang bener-bener minta dihajar. "Nari berdua sama Jungkook... kan?"

"Yassalam." desah Seokjin lelah. "Tae lo tau nggak sih... Astaga, rasa-rasanya gue pengen banget balikin dia jadi sperma terus gue gagalin biar nggak berhasil nyampe ke ovarium si Tante kalau ternyata kayak gini gedenya."

"Apa sih?" Taehyung tatap teman-temannya bingung. 

Serius, dia sama sekali nggak ngerti salah dia apa. Kenapa temen-temennya natap dia kayak pengen nelen dia hidup-hidup?

"Yang jelas," Jimin ambil alih sejak lihat Seokjin yang nampak sekali gemas setengah hati sama adik sepupu tololnya itu. "Lo goblok. Sesuai dengan apa yang mau disampein sama pacar manis gue."

"Gue salah apa, astaga." kali ini Taehyung ikut frustasi dengan tingkah kelima sahabatnya.

"Gini deh," jelas yang paling bisa diandelin, si waketos ganteng ber-dimple ikut angkat suara. Meski dia juga sama gemesnya sama salah satu sohibnya ini. "Lo mau nggak sih jadian sama Jungkook?"

"Jelas mau lah." seru Taehyung.

"Terus lo mau kapan ambil tindakan?" sebelum Taehyung lagi nanya dengan wajah bodohnya, Namjoon buru-buru nambahin. Memperjelas. "Nembak dia."

Kali ini Taehyung diem. Garuk tengkuknya.

"Tae, apapun itu, elo harus cepet-cepet bertindak." ucap Seokjin tegas. "Bukan mau nakut-nakutin elo, tapi kemarin pagi, gue nggak sengaja lewatin Jungkook dan temen-temennya. Dan lo tau apa yang mereka bahas?"

Taehyung cuma geleng kecil. Ya, jelas karena dia nggak tau. Masa iya dia mau ngangguk gitu aja? Yang ada bakalan makin dihajar sama kakak galaknya itu.

"Mereka lagi bahas cowok yang katanya udah deketin Jungkook sejak lama."

"Serius, kak?" mata Hoseok mbulet. "Siapa?"

"Ya mana gue tau? Gak mungkin gue SKSD nanya-nanya ke mereka, lah? Meskipun dia itu anak kesayangan gue, tapi gue masih belum ada diposisi yang bisa diajak ngobrol masalah yang serius kayak gitu."

Yang lain angguk-angguk kepala.

"Noh, Tae."

"Kalau lo takut ditolak, itu wajar. Namanya juga resiko, kan? Gue juga dulu gitu ke Yoongi. Lo sih mending si Jungkook ngasih respon yang baik ke elo. Nggak kayak guㅡhehehe." setelah dapet delikan tajam dari sang pacar kesayangan, Jimin berhenti ngomong dan cuma cengangas-cengenges(?).

"Intinya, kalau lo emang bener-bener niat jadian sama Jungkook, lo harus tegas. Tembak dia. Masalah diterima atau nggak, urusan belakangan. Yang penting dia udah tau perasaan lo ke dia gimana. Dan mungkin kalau lo apes dan ditolak, elo bisa makin tancepin gas ke dia, kali aja ntaran bisa luluh." sabda Namjoon.

"Cowok harus berani ambil resiko, bos. Apalagi ini masalah percintaan. Cemen lo kalo cuma dieman gini." sambung Hoseok.

Taehyung hela napas kecil. "Okay, akan gue pikirin."

"Tapi ya terserah lo, sih. Mau jadiin Jungkook resmi pacar lo atau lo cuma mau kayak gini. Jadi orang sok romantis yang ngirim dia surat pagi-pagi sampe akhirnya Jungkook ditembak duluan sama orang yang punya nyali gede dan akhirnya jadian. Sementara lo... Masih di lingkaran yang sama. Masih dengan peran yang sama. Masih jadi pengagum rahasia." Yoongi nggak mau kalah ngasih wejangan juga dong.

"Dan inget, saat Jungkook udah resmi jadi hak milik orang, lo nggak akan bisa ngirim surat lo lagi. Lo nggak ada hak lagi, Tae." Seokjin menjadi penutup acara wejangan tersebut.






Kita beralih ke tempat dimana siluman bayi kelinci berada. Yugyeom dan Mingyu lagi ngipasin Jungkook padahal kelas mereka pake AC.

Nggak tau juga kenapa mereka begitu. Mungkin emang pesona Jeon Jungkook si kelinci gemas kesayangan semua orang terlalu kuat jadi mereka tanpa sadar begitu.

"Gila, Ndut. Tadi keren lho."

"Thank you."

"Udah kayak pasangan beneran." komen Mingyu.

"Iya, tapi sayang ya aslinya mah nggak begitu."

Dengar ucapan Yugyeom jelas buat Jungkook tersinggung. Mata bulatnya langsung mengarah tajam tatap sahabatnya itu yang seketika cengengesan.

"Tapi fakta lho, Kook." imbuh Mingyu yang langsung diajak tos sama Yugyeom karena dukung dia. Jungkook merengut.

"Lo sayang nggak sih sama Taehyung?"

"Ya sayang, lah!" pasang wajah seolah-olah pertanyaan Yugyeom adalah hal paling bodoh sedunia.

"Kenapa belum maju-maju?"

"Masa gue yang nembak?!" sahut Jungkook nyolot. "Kan nggak etis."

"Ngak etis gimananya, sih? Sekarang udah jamannya emansipasi wanita—eh, maksudnya emansipasi uke! Kalau lo nunggu dia yang nembak, mau sampe kapan? Mending kalau Taehyung beneran suka sama lo jadi ya lo bisa nunggu. Ada kepastian lah. Emang lo yakin Taehyung juga suka sama lo? Kalau lo nembak duluan, seenggaknya kan dia tau perasaan lo. Kali aja pas tau kalau lo ternyata suka sama dia, dia jad bakal mikir-mikir dulu atau lebih beruntungnya, dia bakalan nyoba buat ngejalanin."

Jungkook diem. Mainin ujung bajunya. "Kalau setelah masa percobaan Taehyung masih nggak suka gue?"

"Ya seenggaknya lo udah mencoba. Dan nanti, di masa percobaan itu, lo kudu betul-betul buat dia sayang juga sama lo."

Jungkook merenung. Resapi semua kata-kata Mingyu. "Okay, akan gue pikirin."

"Menurut gue ya, Ndut. Lo sekarang kelas 11, sebentar lagi mau naik kelas. Dan kelas 12 lo bakal disibukin sama berbagai macam persiapan ujian nasional. Kalo nggak sekarang ya mau kapan lagi? Sampe kapan lo mau jadi pengagum rahasia yang tiap malem nge-chat dia? Ntar kalau Taehyung keburu diambil orang gimana? Kalau Taehyung keburu tertarik sama orang yang lebih berani dan nggak gengsi gimana? Inget, Ndut. Kalau Taehyung udah punya pacar nanti, lo nggak akan bisa nge-chat dia kayak sekarang-sekarang ini lagi, lho. Lo udah nggak punya hak lagi. Dia udah hak paten milik orang lain dan itu bukan elo."

"Gausah dijadiin beban, Kook." Yugyeom nepuk-nepuk lembut kepala Jungkook. Ngeliat gimana muka sahabatnya jadi keruh. "Ikutin aja hati lo."








.

.

.

.

.

TBC

Gebetan [TAEKOOK] - ORIGINALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang