Dokter (4)

35.9K 5.9K 577
                                    

Kalian tahu hal apa yang paling mencengangkan selain fakta kalau Oma sudah berkepala tujuh?

Yeah, benar! Seorang dokter ternyata bisa sakit! Luar biasa, bukan? Aku kira dokterㅡapalagi spesies Jung Jaehyunㅡnggak bisa sakit. Nyatanya, aku baru tahu kalau dia sudah cuti dua hari. Pantas, siang ini Oma check up dengan dokter Baekhyun.

"Oma."

"Hm?"

"Dokter Jaehyun sakit apa?" tanyaku. Oma sontak menatapku tajam.

"Oma ini Oma kamu apa Omanya Dokter Jaehyun? cari tahu sendiri sana!" sewotnya. Astaga, apa salah hamba?

"Caranya gimana, Oma?"

Kali ini Oma hanya menatapku datar. Yah, salah ngomong lagi.


Setelah membayar taksi, aku pun menatap rumah besar yang terpampang nyata di depan mataku. Di saat inilah aku sadar kalau Dokter Jaehyun memang paket lengkap. Tampan, pintar, kaya, mandiri, dokter lagi.

Sayangnya, dia nggak mau denganku. Haha.

Kutekan bel di samping pagar dua kali lalu muncullah sosok manusia dari layar interkom. Nggak salah lagi, dia Dokter Jaehyun!

"Dokteeerrr!"

"Kok bisa di sini?" tanyanya sedikit kaget. Aku tertawa.

"Sekarang ada kendaraan bernama taksi. Makanya bisa sampai di sini."

Kini giliran dia yang tersenyum tipis dari layar interkom. "Masuk saja."

"Siaaap!"

Setelah membuka pintu pagar, aku pun memasuki pekarangan rumah Dokter Jaehyun yangㅡgila luar biasaㅡbesar dengan langkah riang.

"Dokteeer!" seruku saat melihatnya membukakan pintu rumahnya untukku. Tapi yeah, kesenangan itu cuma terjadi beberapa saat saja. Setelah melihat wajah pucat Dokter Jaehyun, aku pun jadi terdiam sejenak.

"Tidak masuk?"

"Aku pulang aja ya?"

"Hm? Kenapa?"

"Biar Dokter bisa istirahat. Muka Dokter pucat," ujarku. Dia hanya menatapku beberapa detik sebelum akhirnya tersenyum hingga menampilkan deretan gigi rapinya.

"Ayo masuk."

"Tapi..."

"Aku sudah tidur seharian."

Melihat wajah pucat dan badan lemas Dokter Jaehyun, aku pun memutuskan untuk masuk ke dalam rumahnya. Kalau perdebatan itu diteruskan, bisa-bisa dirinya jatuh pingsan gara-gara lelah berdiri.

"Mau minum?" tawarnya begitu bokongku mendarat di sofa ruang tamu. Aku menggeleng.

"Dokter duduk dulu, aku kupasin buah."

Dia menatap kantong plastik di tanganku sebelum akhirnya duduk tepat di sampingku. Aku meringis.

"Kamu bawa apa?"

"Aku bingung mau bawa apa, jadi aku bawa roti, susu, apel sama jeruk. Kata Oma, Dokter Jaehyun suka apel sama jeruk. Dokter tunggu sebentar, aku mau kupasin apel buat Dokter!"

Haha, kenapa jadi aku yang antusias sih? Aku pun meletakkan belanjaanku di atas meja. Sebelum benar-benar beranjak dari sofa, sebuah tangan tiba-tiba saja menahanku.

"Buahnya aku makan kalau sudah sembuh ya."

"Eh? Kok gitu? Dokter sakit, harus makan buah," ujarku. Dia tersenyum tipis.

"Kalau sakit gelaja tipes tidak boleh makan apel dan jeruk."

Aku terdiam. Aish, begini nih kalau yang sekolah badannya saja. Kenapa nggak browsing dulu di internet makanan apa saja yang boleh dimakan penderita tipes? Kenapa nggak tanya ke Dokter Baekhyun? Kenapa aku bodoh?

Aku tersentak merasakan usapan pelan di puncak kepalaku. Pelakunya? Tentu saja satu-satunya manusia di ruang ini selain aku. Dia mengusap rambutku masih sambil tersenyum.

"Nanti aku makan buahnya."

"Jangan. Nanti tambah sakit."

"Tinggal opname."

"Ihhh, nggak boleh gitu!" kesalku. Dia tergelak pelan. Gila, aku tahu dia dokter, tapi bisa-bisanya dia bilang opname dengan nada sesantai itu?

"Oma sudah check up?"

Aku mengangguk. "Sama Dokter Baekhyun."

"Baguslah," katanya. Tangannya mengusap rambutku sekali lagi sebelum menjauhi puncak kepalaku. Aku berusaha menutupi debaran gila ini dengan menatap setiap sudut rumah besar Dokter Jaehyun.

"Dokter bersih-bersih sendiri?"

"Ya. Kadang minta tolong bibi," jawabnya. Aku mengangguk paham.

"Nggak takut tinggal di rumah sebesar ini sendirian? Hiii."

Aku bergidik. Bayangkan, rumah ini dua lantai. Luas pula. Ditempati sendiri pula. Kalau adaㅡhiiiii, aku takut!

"Nggak ada setan diㅡ"

"Jangan sebut-sebut! Nanti aku nggak bisa tidur!" kesalku. "Lagian ngapain sih beli rumah sebesar ini? Enakan tinggal di rumah minimalis biar nggak ada set...hiih!"

Membayangkan namanya saja sudah ngeri setengah mati.

"Jangan, kasihan istriku nanti kalau tinggal di tempat kecil."

"Ya tapi kan Dokter belum punya istri. Cari dulu calonnya baru deh beli rumah."

"Kamu mau?"

"Ya mauㅡeh?!"

Aku sontak menatap Dokter Jaehyun yang juga tengah menatapku. Tunggu. Mau? Mau apa nih? Beli rumah atau....

Dia tertawa melihat wajah polosku. Setelah mengacak rambutku pelan, ia pun beranjak dari duduknya.

"Sepertinya aku salah pilih rumah. Harusnya beli yang minimalis saja."

Hah?

Kok jadi aku yang sakit? Kenapa kepalaku pening? Kenapa jantungku mau copot rasanya?

Terlebih...Kenapa Dokter Jaehyun tersenyum semanis itu?!



PENGUMUMAAANN!!

INFO LEBIH LANJUT LANGSUNG MAMPIR DI WORK OM JAEHYUM (OPEN PREORDER) YAA😙😙😙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

INFO LEBIH LANJUT LANGSUNG MAMPIR DI WORK OM JAEHYUM (OPEN PREORDER) YAA😙😙😙

Jaehyun AsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang