Anak Band (3)

19.8K 3.1K 152
                                    

"Nggak!"

"Tapi Jaeㅡ"

"Nggak! Sekali aku bilang nggak, berarti nggak!"

Aku menghela napas pelan. Inilah salah satu hal yang aku nggak suka dari Jaehyun. Batu.

"Aku cuma flu, Jae. Lagian ini konser luar kota kalian, aku sebagai manajer harus ikut dong. Ya kan, Doy?" tanyaku pada sang ketua, berusaha mencari bala bantuan.

"Bener," jawabnya. Senyumku merekah. "Jaehyun bener maksudnya."

"Doyㅡ"

"Udahlah, istirahat aja di rumah. Cuaca lagi dingin-dinginnya. Bisa makin sakit lo kalau maksa ikut. Mereka biar gue yang handle," sela Kak Brian.

Aku menatap Jaehyun yang juga tengah menatapku serius. Beberapa detik kemudian sebuah helaan napas melucur dari mulutku. Kenapa sih harus sakit di tengah-tengah jadwal mereka?

"Kali ini dengerin omongan cowok lo. Serius, kita masih bisa ngurus diri sendiri kok tanpa lo di sana," yakin Hoshi.

"Kita mah bisa. Nggak tau si bucin Jaehyun," timpal Seungyeon yang baru saja muncul dari toilet. Gzzz.

"Udah, istirahat aja. Ya?"

Kutatap Jaehyun sekali lagi. Dengan berat hati, aku pun mengangguk.

🖤


Kepalaku sedikit pening begitu mataku terbuka. Apa tidurku terlalu lama ya? Kutatap jam di atas tv. Tujuh paㅡastaga, tujuh pagi? Jangan bilang kalau aku tidur 12 jam? Dan jangan bilang kalau aku melewatkan konser The Sun Kissed?

Astagaaa!

Buru-buru kuraih ponselku. Kubuka twitter danㅡjeder! Aku dikejutkan dengan trending pagi ini :

The Sun Kissed

Jung Jaehyun

#DontCryJaehyun

#WeLoveYouJaehyun

Hah apa-apaan? Kenapa nama Jaehyun ada di sana? Don't cry? Dia nangis? Kenapa?

Kutekan #DontCryJaehyun untuk menjawab rasa penasaranku. Dan yap, 99% isi dari hastag tersebut adalah video Jaehyun sedang menahan tangis di konsernya semalam. Setelah menontonnya, aku bisa menyimpulkan dua penyebab dia menangis seperti itu.

Pertama, dia merasa tertekan katanya. Dia takut single mereka nggak memenuhi ekspetasi penggemar. Terlebih, baru kali ini Jaehyun ikut andil menciptakan single tersebut.

Kedua, dia sedih melihat orang-orang di sekitarnya sakit. Pertama Doyoung, Kak Brian, Seungyeon lalu pacarnyaㅡtunggu! Dia nggak menyebut namaku kan?

Kubaca komentar di bawah postingan tersebut. Dan...tentu saja. Namaku tertulis dari komentar pertama sampai komentar terakhir.

Astaga Jung Jaehyun! Go public sih go public, tapiㅡAku tersentak merasakan getaran ponselku.

Jaehyun memanggil.

Tanpa berpikir dua kali kugeser tombol hijau di layar sambil memikirkan sumpah kalimat apa yang pantas aku lontarkan untuknya.

"Jaeㅡ"

"Udah bangun?"

Aku terdiam. Kalimat sumpah serapah yang ada di otak mendadak lenyap begitu mendengar suara dari seberang sana. Agak bindeng. Bahkan Jaehyun beberapa kali menahan ingusnya supaya nggak keluar, yah khas orang pilek campur nangis gitulah.

"Kamu jangan nangis lagi," ujarku. Jaehyun tertawa pelan, masih dengan suara paraunya. "Kamu kenapa nggak pernah cerita sih kalau tertekan kayak gitu?"

Yaya, terdengar menjijikkan memang melihatku merajuk seperti ini. Tapi serius, aku manajer sekaligus pacarnya! Kenapa dia harus menahannya berbulan-bulan coba?

"Aku nggak mau buat kamu tertekan juga."

"Tapi aku manajer kamu Jae, pacar kamu. Bukannya wajar kalau kita berbagi rasa sedih satu sama lain?" tanyaku. Jaehyun menghela napas dalam.

Ini kok dia kayak mengigil gitu sih? Dia sakit? Atau di sana memang sedingin itu?

"Aku maunya berbagi bahagia aja sama kamu," jawabannya menyentakku.

"Ya nggak bisa gitu, Jae."

"Bisa."

Hhh, dasar batu.

"Kamu sakit? Makanya, kan udah bilang jangan main ke tempatku. Aku lagi sakit. Ketularan kan," ocehku. "Jadi pingin peluk online," lanjutku setelah beberapa saat.

"Kenapa?"

"Ya habisnya kamu pakai sakit segala. Jadi pingin peluk online," jelasku. Jaehyun tergelak.

"Maksudku, kenapa harus peluk online kalau bisa peluk offline?"

"Hah?"

"Cek jendela coba."

Bagai kilat, aku berlari menuju jendela kamar dan membuka gordennya cepat. Benar saja, seorang Jung Jaehyun dengan mata dan hidung merahnya menyapaku dari luar sana. Tangannya terangkat sebelum menyapaku dengan senyum lebarnya.

"Ish, kamu ini!"

Kulempar ponselku ke kasur sebelum beranjak menuju pagar rumah. Hal pertama yang aku lakukan pada Jaehyun adalah memukul bahunya berkali-kali.

"Aw! Ampun-ampun!"

"Ngapain ke sini pagi-pagi? Ini dingin banget, Jaehyun! Berangkat jam berapa kamu ha? Selesai manggung langsung ke sini gitu? Astaga, bikin khawatirㅡ"

Tepat di pukulan kelima Jaehyun berhasil menghentikan kegiatan brutalku. Caranya? Apalagi kalau nggak membawaku ke pelukannya yang hangat itu. Ralat, ini sih dingin!

"Katanya mau kasih peluk?"

"Ya nggak gini juga, Jae! Konser kamu selesai tengah malem kan? Kamu kesini sama siapa?"

"Sendirilah. Yang lain kan balik nanti siang."

"Tuh kan!" kesalku. Kak Brian juga gitu! Kenapa nggak dikunci aja sih ini anak di kamarnya biar nggak lari kemana-mana?!

"Ampun bu manajer. Capek aku abis gebukin drum sambil nahan kangen," katanya sambil mempererat pelukannya.

Haduuuh, dasar bayi bucin.

"Ya pokoknya jangan gini lagi. Jangan nyimpen semuanya sendiri, jangan nyetir sendiri habis konser, jangan sakit, janganㅡ"

"Iya sayangku."

Sialan. Ini ertama kalinya Jaehyun memanggilku seperti itu. Dan jantungku hampir lari dari tempatnya.

🖤

Visualisasi Jaehyun as Anak Band

Kapan jeleknya lo jaeee yaallah pusink

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kapan jeleknya lo jaeee yaallah pusink

Jaehyun AsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang