Mentari pagi menyelimuti setiap hembusan rasa yang mulai ku bangun sejak suara alarm menggelitik telinga ku. Seakan-akan berteriak menyuruh ku bangun. "Bangun! Bangun! Dasar pemalas!". Itulah aku. Dunia ku terasa sangat rumit. Harus bangun pagi, mandi, memakai wangi-wangian dan berangkat ke kampus. Aku benci hal itu, terlalu rumit. Aku tidak menyukai tekanan, tuntutan dan bahkan aku mulai tidak menyenangi formalitas. Aku selalu menjadi manusia yang berusaha melakukan yang terbaik. Tapi sayang dunia terlalu kejam untuk menghargai. Aku adalah seorang mahasiswa semester dua, aku baru berusia 18 tahun. Dan ku harap tetap seperti itu. Walau sangat mustahil. Aku sangat suka menulis sampai akhirnya aku memutuskan menulis di sini. Walau takut berbagai hal aku tetap saja mencoba menulis. Siapa tahu beruntung, banyak yang baca. Sudah itu saja cukup. Aku mulai kehidupan dengan sangat sulit sekali. Sekeliling ku menuntut terlalu banyak hingga aku susah untuk menjadi diri ku. Kadang ketika aku muak akan satu hal aku tidak bisa mengungkapkan, hanya berteman dengan hujan lalu perlahan menghujani pipi ini. Aku begitu mudah mengurai air mata, entah karena manja atau entah karena hati ku terlalu rapuh. Aku pernah berada di kondisi yang sangat menyakitkan. Saat orang yang ku panggil teman harus menghilang, saat aku takut mengecewakan orang tua ku, dan saat aku berdebat dengan teman lelaki ku.
Aku merasakan kehancuran saat itu. Di mana aku harus menjaga perasaan banyak orang tapi mengorbankan perasaan ku sendiri. Aku bagai seorang yang tak tau arah tujuan, tak tau apa yang harus dilakukan, dan aku menjadi sangat bingung akan semua hal. Aku benar-benar sendiri. Tak ada yang bisa diharapkan dan tidak ada orang yang menanyakan aku. Apakah aku baik-baik saja? Atau apakah aku sedang berada pada titik paling lemah? Tidak ada sama sekali.
Kisah ku terus berlanjut seperti itu saja, hingga aku memutuskan untuk mengubah segalanya. Aku berpura-pura menjadi bukan aku. Entahlah ini sangat sulit bagi ku, aku menjadi orang yang paling sering tersenyum, tertawa dan bahkan bahagia ku seolah olah sangat mudah tercipta. Tapi apa ada yang tau itu semua adalah sebuah penutup luka dan derai air mata. Aku menjadi orang yang tak memahami diri ku lagi. Aku seakan tersesat dalam tubuh ku sendiri. Namun hal itu sama sekali tidak merubah apapun, semua tetap saja sama. Aku tetap merasa tak punya siapa-siapa. Kembali, keadaan ini berlanjut. Aku kehilangan aku, aku lumpuh dalam ingatan sendiri. Aku lebih sering menghabiskan waktu sendiri tanpa orang lain. Aku hanya takut tak ada yang mampu memahami ku. Dan aku tak ingin ada yang mengganggu hidup ku.
Dulu, pikiran ku sangat sempit. Aku kira semua bisa terselesaikan saat aku sudah mencoba berubah seperti yang mereka tuntut. Lebih kurang aku menyiksa diri ku sendiri dengan mengorbankan keinginan ku. Aku sadar, aku manusia yang lemah, sering mengeluh dan tak bisa apa-apa. Aku hanya gadis manja yang jauh dari kata baik-baik saja. Tanya aku. Kabar ku? Kondisi ku? Dan sudah berapa kali aku menjatuhkan butiran air mata di belakang mereka? Apa benar-benar tidak ada yang mau menanyakan hal itu. Walaupun tidak, aku akan beri tahu jika aku tidak baik-baik saja.
Aku keluar dari bahagia ku yang sebenarnya, saat aku harus memaksa kaki ku melangkah ke arah yang bukan untuk tempat ku singgah. Aku sangat hancur, aku sangat bersedih. Sempat ingin menghentikan segalanya dan menjadi aku yang tak peduli. Ada atau tidak teman ku, aku tak mementingkan itu. Namun aku salah, ternyata aku tak mampu untuk sepertu itu. Aku membutuhkan teman-teman ku untuk menjadi motivasi ku, menguatkan ku dan menjadi bagian bahagia ku. Aku, apakah harus aku menjadi bagian dari mereka tanpa mempedulikan diri ku sendiri? Sekarang aku benar-benar tidak tahu siapa aku. Kemana jalan harus ku lalui? Dan bahkan pada siapa aku harus bicara, jika aku tidak sedang bahagia. Ku mohon biarkan aku menjadi diri ku. Dan katakan pada ku bahwa aku adalah gadis yang kuat. Ku mohon, pada siapapun bahkan pada dunia ini, biarkan aku menjadi diri ku sendiri
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU
Short StoryKisah ini hanya menceritakan aku dan dunia yang seakan selalu bertolak belakang. Entah aku yang tak memahami, atau entah takdir yang selalu begini. Terbungkam dalam kehampaan.