Ini aku ngetik langsung publish tanpa revisi, jadi kalo ada typo maaf ya:)
Happy reading...
Aldi POV
"Lagian kenapa sih bunuh diri, punya nyawa banyak lo?" tanyaku santai.
"Ya nggak lah" jawabnya kesal.
"Terus?" aku bertanya lagi, karna penasaran.
"Cape aja hidup sendirian terus" ucapnya lesu, yerlihat ia sangat membutuhkan sandaran dari orang lain.
"Emangnya orang tua lo dimana?" tanyaku, aku bertambah penasaran dengan kehidupannya.
"Gue broken home. Dan gue tinggal sendiri di apartemen" ia menjeda ucapannya.
Sebenernya gue bukan orang sini, tapi gue pindahan dan gue disini nggak punya sahabat. Jadi gue sendiri, makanya kadang gue ngerasa hidup ini nggak adil" ucap Salsha dengan mata berkaca kaca.
Aku yang mendengarnya bercerita tentang masalahnya pun merasa iba."Ehh, sorry. Gue jadi curcol" ucapnya dengan sedikit terkekeh dan menundukkan kepalanya.
"Gapapa kali. Gue Aldi, dan gue bisa ko jadi sahabat lo" ucapku membuatnya mengangkat kepalanya dan mengangguk lalu memandang ku.
Ia terus melihatku, sepertinya ia juga sedang berpikir sesuatu. Lama, ia belum juga bersuara dan tatapannya membuatku merasa canggung."Ekhmm, gapapa kalo lo nggak mau" ucapku, karna ia belum juga menjawab tawaranku tadi.
"Siapa bilang!" ucapnya menggebrak meja membuatku kaget dan ia malah tertawa melihatku. Huh, dasar!
"Gue mau ko" ucapnya menghentikan tawanya tadi.
"So, Sahabat?" ucapku sambil mengulurkan tanganku padanya dan ia menerima uluran tanganku.
"SAHABAT!" ucap Salsha tegas membuatku dan ia tertawa bersama. Kamipun melanjutkan memakan makanan masing masing.
Sejak saat itu, aku dan Salsha semakin akrab. Ternyata, yang baru ku ketahui. Apartemen yang ia tinggali dekat dengan rumahku. Kami pun tak jarang menghabiskan waktu sore hari untuk sekedar jalan jalan di taman.
Salsha juga sering main kerumahku, ia juga semakin akrab dengan orang tuaku. Mama sangat menyukai Salsha, karna memang aku anak tunggal dan aku lelaki. Terkadang mama dan Salsha memasak makanan kesukaanku dan memakannya bersama sama.Seperti saat ini, ia sedang berada di rumahku dan seperti biasanya juga. Mama mengajaknya ke dapur, entah apa yang akan mereka lakukan.
"Mau masak apa sih ma?" tanyaku kepo.
"Mama mau ngajarin Salsha bikin brownies kesukaan kamu di. Dan katanya Salsha juga suka brownies."ucap mamaku sambil mengeluarkan bahan bahan untuk membuat kue kesukaanku dan dibantu Salsha. Ah, ternyata Salsha juga menyukai kue itu. Fakta yang baru ku ketahui.
" Lo mau bantuin?" tanya Salsha
"Nggak, gue nunggu matengnya aja deh" ucapku sambil berjalan menuju kursi di dapur dan memainkan game di ponselku.
"Dasar! Bisanya cuma makan, giliran bantu aja nggak pernah mau" ucap mamaku dan Salsha terkekeh mendengarnya
"Biarin, laki laki kan kodratnya dilayanin ma" ucapku
"Kalo kayak gitu, itu namanya laki laki nggak tau diri" ucap Salsha sambil tangannya sibuk membantu mama membuat adonan
"Bener tuh Sal" ucap mama mendukung ucapan Salsha
"Sok tau lo Sal"ucapku mengelak
" Biarin"ucap Salsha sambil menjulurkan lidahnya. Ia terlihat sangat lucu
Aku yang melihatnya akrab dengan mama pun tersenyum, jarang jarang mama se akrab ini dengan teman perempuanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST GO
Teen FictionOrang yang selalu tercermin di matamu adalah dia. Dan aku hanya menerima niatmu. - Aldi Maafkan aku, aku tidak bermaksud menyakitimu. -Salsha Semoga keputusanku dulu adalah jeda diantara kita dan bukan akhir dari kita. - Karel Itu desc dari story Al...