empat

2.6K 197 20
                                    

"kamu beneran temennya jeno?"




aku mulai berkeringat dingin.

bukan.

bukan aku yang ditanya. melainkan mark yang sedang berdiri di sampingku.

pasalnya, ketika kami berdua sudah sampai di depan rumahku, ternyata papa ada di rumah dan menyuruh agar mark masuk ke dalam rumah.

kalo tau mark bakal diginiin sama papa, mending pulang jalan kaki aja ish! malu tau. mark-nya aja udah baik mau nganterin aku pulang. mana panas pula. ah, papa gangerti perasaan cewek ih!

"iya, om. saya temennya jeno."

"terus, kenapa kamu bisa nganterin anak saya pulang?" tanya papa. "jeno-nya mana?"

wah, gilak. papa ngedesak banget keknya pen tahu kenapa aku pulang bareng mark. halah. giliran sekarang aja begini. yang nggak mau jemput setiap pulang sekolah siapa coba?

"jeno hari ini nggak masuk sekolah. terus dia bilang ke saya, ada sepupunya di kelas 11 ips 1, namanya lee taera. katanya hari ini taera nggak ada yang jemput, yaudah dia nitip amanah ke saya buat nganter taera pulang," jelas mark.

gut mark. gut.

"oh, begitu. jadi, urusannya sudah selesai kan?" tanya papa mulai agak tenang.

aku dan mark mengangguk.

"yaudah. kenapa masih ada disini?"

aku dan mark mengernyit.

"maksud papa?" tanyaku.

"ini, kamu pulang gih. kan urusannya sudah selesai," ujar papa sambil menunjuk mark.

wtf. jadi ceritanya papa ngusir si ketos nih? ya tuhan. mampuslah aku besok lusa. untungnya besok adalah hari minggu. ah, papa mah sukanya gini!

"oh, kalau gitu saya pamit dulu, ya, om."

ya tuhan. sopan banget anjir kakelnya. jadi gak tega, ih!

"aku anter, kak," ujarku cepat.

"oh? ok."

aku dan mark berjalan beriringan keluar dari rumah. saat mark hendak menyalakan motornya, aku berdeham.

"kak..," panggilku.

"ya?" tanyanya sambil membuka kaca helm-nya.

"itu.., papa aku. eng.., maafin--"

dia malah tertawa. "haha, gapapa kali! udah biasa kalo orangtua protektif sama anaknya."

aku menggaruk tengkukku, "oh, ok."

"jangan ngerasa gak enak. gapapa kok," ujarnya lagi. "ya udah, kakak pulang, ya!"

aku melambaikan tangannya. "hati-hati ya kak!"

mark mengangguk dan tersenyum.

"ok!"



***


"temen kamu banyak yang cowok, ya?" tanya papa ketika aku duduk di sampingnya.

"dikit lah! itu aja baru kenal tadi," jawabku sambil mengambil toples berisi kue kering.

"hah?! baru kenal tadi? terus kok bisa dianter pulang? emang dia--"

"ssst..," potongku cepat. "kan tadi udah aku jelasin, pa!"

papa menggaruk-garuk kepalanya, "oh iya, lupa."

"papa lain kali gak usah gitu, ih," gerutuku.

"gitu gimana?"

"ya nge-introgasi anak orang lah. kesannya kek orang yang maling ayam papa aja," ketusku.

"papa nggak melihara ayam perasaan..."

aku mendengus, "terserah deh!"

"tapi nih ya, papa liat itu si martin ganteng juga" ujar papa.

"nama dia mark, pa!" koreksiku.

"eh, gatau deh. pokoknya cowok yang tadi," kata papa.

aku menaikkan salah sebelah alisku, "hm.., kalo gitu aku boleh dong pacaran sama dia?"

papa manggut-manggut, "iya -- eh?! pacaran?! gak boleh gak boleh! urusin aja dulu sekolah kamu! masih kecil kok udah pacar-pacaran."

aku mencibir, "halah, orang dulu aja aku denger dari om donghae papa bawa kabur mama pas kelas 10."

papa melotot mendengar ucapanku, "jangan percaya! hoax!!!"

"ah, masa? terus kata om donghae juga papa itu dulu playboy, nakal, suka bolos, gak bisa diatur-- hahahaha."

"ckck, mau aja ditipu," komentar papa.

"btw, om donghae punya foto pas papa lagi ngerokok lho... AAAAAAAAAA HAHAHAHAHA!!"

aku langsung berlari menjauhi papa ketika papa sudah hendak men-smackdownku. aku terbahak-bahak melihat wajahnya yang memerah.


haha, rasain deh pa!



****

daddy : taeyong ft. nct memberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang