3

2K 165 40
                                    

"Selamat pagi." Kata Brian ceria disaat Jae baru keluar dari mobilnya.

"Kau sudah makan?" Tanyanya lagi

Jae yang di ikuti dari awal dia keluar dari mobil risih sekali dengan juniornya itu. Tapi Jae berusaha tidak menghiraukan pertanyaan-pertanyaannya.

Brian narik tangannya Jae lumayan kencang, membuat Jae hampir terjatuh.

"Apa apaan sih? Gapunya otak yah?" Emosi Jae.

"Aku bertanya dari tadi dengan mu Sunbae. Kenapa diam saja?" Ucap Brian gakalah sengit.

"Berengsek! Kau itu kenapa? Lepas!" Jae berusaha ngelepas gengaman tangan Brian pada pergelangan tangannya.

Brian ngeliatin Jae sengit dan terus mengencangkan cengkramannya itu. Jae masih terus berusaha melepaskan tangannya.

"Sakit!" Kata Jae kesakitan.

"Sakitan mana sama aku yang kau cuekin terus?!" Bentak Brian.

"Jae oppa!" Teriak seorang siswi.

Jae dan Brian nolehin kepalanya ke siswi tersebut. Siswi tersebut nyamperin mereka berdua lebih tepatnya sih nyamperin Jae.

"Sunbae apa-apaan sih? Lepas tangannya Jae oppa!" Kata siswi tersebut sambil narik tangan Brian.

"Kau Park Jimin? Kekasihnya?" Brian bertanya dengan nada mengejek.

Brian melihat Jimin dari atas sampai ke bawah. "Jadi Jae sunbae lebih suka modelan yang kaya begini ketimbang aku yang sudah jelas-jelas sangat keren ini?"

"Jelas bajingan, aku normal. Lepaskan tanganku!"

"Brian sunbae homo? Oh my god." Remeh Jimin. "Kau memaksa kekasihku untuk menjadi kekasihmu? Apa kau bermimpi Sunbae? Jelas dia akan memilih ku." Ucap Park Jimin.

Brian melepaskan cengkraman tangannya pada Jae, lalu merapihkan sedikit seragamnya. "Kita tunggu saja." Sebuah smirk Brian pamerkan kepada keduanya.

.

.

.

"Jadi kau pulang bersama teman mu itu?" Tanya Jae di depan kelasnya Jimin. Dia niat mengajak pulang bersama tetapi wanita itu ingin pergi bersama teman sekelasnya.

"Iya oppa. Pulang sendiri juga gapapa kan? Yasudah yah aku duluan. Ayoo." Jimin menarik temannya itu.

Jae melihat Jimin yang sudah tidak ada, lalu menghela nafas. "Menyebalkan." Lalu berjalan menuju parkiran, sedikit bersenandung karna sepi.

Jae baru akan membuka pintu mobilnya tapi tiba-tiba ada yang menarik tangannya. Jae hampir jatuh karna tarikannya cukup kuat.

"Yaa, kau gila?!" Bentak Jae kepada sang penarik tangannya yaitu Brian.

"Haruskah kau setiap bertemu denganku bertanya apakah aku gila?" Brian memutar bola matanya malas.

"Tidak penting! Lepaskan tanganku!" Jae merontakan tangannya. "Bisakah kau setiap bertemu denganku tidak menarik tanganku bajingan?" Tanya Jae emosi.

"Tidak, kau belum jadi anak baik Sunbae." Brian menarik Jae lumayan keras agar ikut berjalan bersamanya. "Nanti jika kau sudah menjadi penurut okay." Brian mengedipkan sebelah matanya ke arah Jae.

"Kita mau kemana sialan?! LEPAS!" Bentak Jae. Brian berhenti dan otomatis bikin Jae berhenti juga. Brian mendekatkan wajahnya ke arah Jae, mengeluarkan aura mengintimidasinya bikin Jae salah tingkah. "Sa-sakit, maksud ku tangan ku sakit kau cengkram begitu kencang." Kata Jae gugup.

Brian menjauhkan wajahnya kembali, melonggarkan cengkraman tangannya pada Jae lalu menarik Jae menuju mobilnya.

"Masuk." Perintah Brian.

"Mobilku bagaimana? Ditinggal gitu?" Tanya Jae sebelum memasuki mobil.

"Gampang." Katanya enteng.

"Kau gila?! Aku mau pulang." Jae udah mau ngelangkah pergi dari mobil Brian tapi buru-buru di tarik sama pemilik mobil.

"Kau ini di lembutin tidak bisa yah. Kau ingin aku memakai kekerasan?" Tanya Brian sembari menarik paksa Jae dan memasukannya ke dalam mobil.

"Akh." Teriak Jae, "Kau bodoh? Kepala ku terbentur sialan!" Jae mengelus-ngelus kepalanya yang sakit itu.

Brian diam saja lalu menutup pintu mobil sedikit kencang membuat Jae terkejut. Lalu memasuki mobil. "Pakai sabuk pengaman mu." Perintah Brian tanpa melihat ke arah Jae.

Jae nurut, dia memakai sabuk pengaman itu. "Kita mau kemana?" Tanya Jae setelah mobil keluar dari sekolah.

"Seterah kau."

"Maksudmu?" Tanya Jae bingung sembari melihat wajah Brian yang sedang fokus ke jalanan.

"Mau ke rumahku bertemu orang tua ku atau ke apartemenku bercinta denganku?" Brian bertanya sambil mentap mata Jae dalam.

Jae diam saja, pemuda ini pasti sudah gila, pasti! Pikir Jae dalam hati. "Jujur saja, kau yang memancingku untuk bertanya apakah kau gila atau tidak. KAU GILA? TURUNKAN AKU SIALAN!!" Jae berontak, dia ingin diturunkan sebelum hidup dia hancur di tangan juniornya yang gila ini.

Brian tersenyum lalu kembali melihat ke arah jalanan.

"Yak Brian Kang, aku mohon jangan seperti ini kepadaku." Jae mulai memikirkan cara negosiasi dengan pria aneh di depannya ini.

"Wow kau sedang memohon kepadaku Sunbae?" Tanya Brian kagum. "Sepertinya aku mendapatkan gambaran bercinta denganmu, dengan kau yang memohon-mohon untuk aku rasuki." Brian tersenyum setelah mengatakan itu.

"Kau hyper sialan!" Jae ingin memukul wajah Brian tetapi lebih dulu di tahan olehnya.

"You know me so well baby, aku memang seorang hyper."

Tuhan tolong selamatkan aku.

To be continue...

My Fucking Senior [JAEHYUNGPARKIAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang