"Aku ingin pulang sialan!" Jae ingin kabur dari apartemen terkutuk ini, tapi Junior sialan ini selalu menahannya.
"Sebentar saja Sunbae." Kata Brian sembari mencari barang yang ingin dia pakai.
Jae melotot tidak percaya disaat dia melihat Brian sedang membakar marijuana di depannya. "Yak sial, kau memakai itu?" Tanya Jae emosi, "jangan di depan ku brengsek!" Jae ingin beranjak dari ruang tamu apartemen Brian, tapi segera di cegah.
"Kenapa? Ini hanya marijuana bukan putaw, kenapa reaksi mu berlebihan sekali?" Tanya Brian enteng, sebelah tangannya menggenggam tangan Jae sebelahnya lagi memegang lintingan sembari di sesap dalam-dalam.
"Kau menggelikan sialan!" Jae berontak, dia benar-benar sudah muak sekali dengan Junior ini.
"Aku akan memulangkanmu, tetapi dengan satu syarat.." Brian tersenyum manis ke arah Jae.
Jae menaikan sebelah alisnya, "Syarat? Apa?"
Brian mendekatkan wajahnya ke wajah Jae, "Biarkan aku menghisapmu." Lalu menarik kuat isapannya di lintingan itu dan di hembuskan di muka Jae. Brian menjauhkan wajahnya kembali.
Jae memejamkan matanya di saat Brian menghembuskan asap di depan wajahnya, lalu membuka matanya disaat dia merasa sudah tidak terlalu banyak asap. "KAU GILA? BAJING--akh!"
Brian menapar pipi Jae kuat membuatnya sampai jatuh ke sofa. Jae melihat bengis ke arah Brian sembari memegangi pipinya yang di tampar itu. Sakit sekali, sepertinya sekuat tenaga.
"Kau susah sekali di jinaki nya Sunbae." Ucap Brian sambil mematikan puntungan itu.
Brian mendekat ke arah Jae dan duduk di sampinya. Secara tiba-tiba Brian menjambak kuat rambut Jae untuk di hadapkan kepadanya. "Bisakah kau menurut? Aku tidak ingin menyakitimu." Brian berucap tepat di atas bibir Jae.
Jae berdesis sakit lalu memejamkan matanya. "Ba-baiklah.. lepaskan, ini sakit." Suara Jae menahan sakit.
Brian tersenyum penuh kemenangan lalu melepas cengkraman tangannya pada rambut Jae. Brian menarik dagu Jae agar mau menatapnya.
"Aku mencintaimu," Ucap Brian dengan tersenyum.
Jae yang melihat ke arah mata Brian, menyadari mata itu sudah berubah sedikit aneh dan memerah. Jae diam saja tidak merepon ucapan Brian.
Brian turun dari sofa dan berlutut di depan Jae. Membuka kancing celana jeans dan menurunkan zipernya. Menurunkan celana Jae sampai bawah tetapi tidak sampai terlepas, begitu pula dengan boxer dan dalaman Jae.
Brian melihat junior Jae yang lemas lalu mulai meremasnya kuat.
"Akhh-- jangan terlalu di remas, sakit bodoh." Maki Jae dengan wajah kesakitan sekaligus gugup.
Di saat Brian merasa Jae cukup tegang Brian mulai memasukan junior itu ke mulutnya dan mulai mengulumnya.
Jae menahan nafas seketika di saat dia merasakan hangatnya mulut Brian.
Brian awalnya hanya mengulum dengan santai tapi lama kelamaan di hisap dengan sangat kuat. Dia merasakan Jae meremas rambutnya dengan kedua tangan, Brian tersenyum di sela hisapannya.
Jae terlihat sangat kepayahan, kepalanya ngedongak ke atas. "Ergmm." Lenguh Jae. Serius Jimin juga sesekali mem-blowjob dirinya tapi service an junior kelasnya ini benar-benar luar biasa. Bukannya dia bilang bukan gay? Tapi mengapa dia sangat pandai blowjob?
Jae tanpa sadar menaik turunkan kepala Brian, membuat Brian nyaris tertawa. "A-aku akan sam-- kenapa?" Tanya Jae lemas dengan wajah kecewa kepada Brian yang berdiri didepannya. Brian melepaskan kulumanya di saat dia mau sampai.
"Tidak apa-apa. Tadi kau bilang ingin pulangkan? Ayo aku antar." Tanya Brian sembari mengelap bibirnya.
"A-aku belum." Jae memegang tangan Brian.
"Belum apa?" Tanya Brian dengan muka yang polos. Bajingan sekali.
"I-itu.. A-aku belum.. keluar." Jae malu mengatakan itu jadi dia segera menunduk.
Brian tersenyum lebar, lebar sekali. "Cium aku sebagai imbalannya." Kata Brian
Jae mendongakan kepalanya untuk melihat Brian. Jae berdiri dan menyatukan kedua bibir itu. Jae sudah benar-benar horny, dia tidak tahan. Dan Jae bukan tipe orang yang suka bermain solo.
Brian bisa merasakan jika Jae benar-benar horny, ciuman Jae sangat bernafsu. Ternyata mendapatkan ciuman dari seniornya itu tidak terlalu susah.
Ciuman itu berlangsung lumayan lama dan ketika Jae rasa dia sudah tidak kuat menahan Jae menjauhkan wajahnya, "sudah?" Tanya Jae dengan wajah yang memerah.
"Emmm.. okay." Kata Brian sembari mengelap bibirnya yang basah.
Jae kembali duduk, dia benar-benar horny sekarang apalagi tadi habis berciuman dengan Brian. Oh my god he's a good kisser.
Brian berlutut lagi dihadapan Jae dan mulai mengulum Junior Jae kembali. Brian mempermainkan Jae tempo hisapannya terkadang kencang terkadang sangat pelan, dia senang mendengar lenguhan-lenguhan yang keluar dari mulut Jae.
"Br-brian p-please--ahhh oh my god --jangan per-permainkan aku." Kepala Jae sedikit pusing karna tingkah Junior kelasnya itu.
Brian bahagia sekali mendengar desahan-desahan dari Senior kesayangannya itu. Brian merasakan junior Jae yang mulai berkedut-kedut, segera dia hisap dengan sangat kuat dan beberapa hisapan akhirnya Jae keluar.
"AHHH~" Jae ngedongak saat dia tiba. Lalu dia meliat ke arah bawah, dilihat Brian sedang mengelap mulutnya.
"Kau menelan itu?" Tanya Jae lemas.
"Tentu sayang, kaukan kekasihku." Brian bangun lalu duduk di samping Jae.
Brian menyalakan sepuntung rokok, di hisapnya lalu di hembuskan. "Sunbae kau keluar banyak sekali." Brian terus menghisap rokok itu untuk menghilangkan rasa sperma Jae dari mulutnya.
Jae menolehkan kepalanya ke samping dan melihat Brian tanpa mengatakan apapun.
Brian yang risih terus di pandang oleh Jae pun menolehkan kepalanya ke arah Jae, "ada apa?"
"Kau sangat bajingan!"
To be continue...
.
.
Sebenernya aku udh nulis 2 chapter dan itu 2 2 nya lumayan panjang tapi tiba tiba tulisannya ilang sih:) kesel akutuh:)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fucking Senior [JAEHYUNGPARKIAN]
FanfictionBriankang junior yang jatuh cinta kepada Seniornya yang sudah memiliki kekasih. Dan seniornya itu tidak peduli sama sekali kepadanya. Jaehyung, nama yang terus menerus terlintas di otaknya yang kecil itu. Hidup brian sudah acak acakan tapi semenjak...