Di sebuah taman yang sangat indah dan tenang, terlihat seorang gadis tengah duduk sambil mendengarkan lagu dengan earphone yang bergelantung di telinganya.
Ia terlihat sedang melukis sesuatu yang berada di taman itu. Wajah tenangnya nampak sangat jelas
Rambutnya hitam berkilau, kulit putih bersih, mata coklat emas, dan bibir merah ceri yang dapat memikat hati seseorang
Pensil yang menari nari di atas kertas putih yang kini berbalut dengan sketsa taman dan danau kecil di tengahnya
Sungguh lukisan mungil yang sangat indah. Semua orang yang melihat itu akan sangat terkesima oleh keindahan alamnya

"Memang ga berguna kamu di keluarga ini! Bisanya cuma keluyuran aja" marah sang ayah. "Ga ada guna kamu bantuin orang yang cacat, seperti yang kamu sering lakuin!!"
Suasana tegang memenuhi ruangan keluarga yang besar dan mewah di rumah itu. Amarah ayah semakin memuncak ketika sang anak menjawab perkataan sang ayah.
"Jika aku ga berguna di mata papa, kenapa ga dari dulu aja papa buang aku di panti asuhan?!" Ujar sang anak. "Memangnya salah pa, kalo aku bantuin orang berkebutuhan khusus??"
Amarah sang ayah semakin meluap luap. Sang ayah menghampiri anaknya itu dan menampar dengan keras pipi mulus anaknya.
"Dasar anak ga tahu di untung banget kamu!" marah sang ayah
Sang anak tidak menghiraukan perkataan ayahnya itu. Ia mengambil jaket parasutnya lalu pergi dari kediamannya itu.
"Aku tidak akan mengampuni anak sepertinya"
Di perjalanan, anak lelaki itu hanya bingung dirinya harus kemana. Ia hanya ingin menenangkan dirinya untuk sementara waktu.
Ia membelokkan diri menuju taman yang sangat indah dan begitu tenang. Ia berpikir untuk beristirahat di tempat duduk taman.
Ia memilih salah satu tempat duduk yang kosong, walaupun telah di isi oleh seorang wanita. Manis, begitu pikirnya
Ia menutup matanya, mencoba untuk menenangkan dirinya. Namun, sesuatu membangunkannya. Wanita itu, dia membangunkannya
"Ada apa?" tanya laki laki itu
Wanita itu hanya diam dan mengeluarkan sebuah buku berwarna biru laut dengan bergambarkan galaxy
Ia mulai menuliskan sesuatu di dalam kertas itu. Ia hanya fokus kepada tulisannya dan melanjutkannya. Laki laki itu melihatnya dengan tatapan bingung.
Lalu, wanita itu baru saja menyelesaikan tulisannya dan menunjukkan kepada laki laki itu. Laki laki itu menerima bukunya dan mulai membacanya.
'maaf aku membangunkanmu, ada pesan masuk di ponselmu' lelaki itu tersenyum melihat tulisan wanita itu. Indah, katanya
"Terimakasih sudah memberitahuku" ujar lelaki itu lalu ia mengambil ponselnya
+62364985xxxx
aku memintamu untuk pulang sekarang
tidak ada alasan untukmu lagiLelaki itu hanya membaca sekilas dan memutar bola matanya malas. Dia bosan karena harus menerima pesan ini setiap kali dirinya pergi dari rumah
Dia mengantongi ponselnya kedalam saku jaketnya. Saat dia menoleh ke arah bangku sebelahnya, wanita itu sudah tidak ada.
Namun, ia melihat kertas yang mungkin wanita itu taruh untuknya
'Maaf aku harus segera pulang. Aku berharap kita akan ketemu lagi."
Begitu cepatkah ia harus kehilangan teman, lagi??
Lelaki itu berjalan memasuki tempat panti disabilitas yang selama ini ia kunjungi tanpa sepengetahuan keluarga besarnya.
Dia berhenti sejenak di depan pintu masuk untuk menetralkan pikiran dan emosi yang bercampur aduk dalam dirinya
Setelah ia merasa agak tenang dan ia membuka pintu, berjalan masuk untuk menemui para penghuni panti
Dia mulai memasuki ruang tengah yang sangat terang. Saat ia mulai menampakkan setengah badannya, orang panti itu menyerukan namanya
"Yaaa, dia sudah datang" seru penjaga panti itu. "Benarkah? yeosang-ie, marilah kesini" suruh salah satu penghuni panti itu
Yeosang. Ya, lelaki tampan dan berwibawa juga memiliki hati yang sangat hangat. Dia tersenyum lalu berjalan mendekati orang orang panti
"Hai, sudah lamakah aku tidak mengunjungi kalian??" ucap yeosang sembari memeluk satu persatu orang panti
Ia terlihat sangat senang berada di sekeliling mereka, karena ia punya sisi bebas dan hiburan untuk dirinya sendiri
"Hei, kamu sudah makan??" ujar wanita paruh baya tuna netra itu. Ia berbicara seraya meraba wajah yeosang
Wanita itu sudah dianggap seperti ibu kandung bagi yeosang, karena wanita itu sangat perhatian dengannya
"Aku sudah makan, ibu Yena. Apa ibu juga sudah makan??" tanya yeosang dengan mengelus tangan ibu yena yang telah berkeriput
"Kau tidak perlu mengkhawatirkan ku, aku bisa menjaga diri" Kekeh ibu yena dengan senyum yang mengembang
Yeosang berpikir, bahwa dia orang yang sangat beruntung mempunyai orang yang menyayanginya di saat dia sedang kesusahan.
Andai dunia tahu, pertemuan kala itu hanyalah pembawa petaka bagi keluarganya. Andai saja dia tidak pernah terlahir dalam keluarga yang sekarang ia tumbuh dan berkembang disana
Dia berpikir, kisah pertemuan awal yang berujung pengkhianatan hanyalah bualan semata. Namun, ia merasakan di saat orang yang dia sayangi telah pergi hanya karena pertemuan itu.
~ FLOWER~
Semoga kalian suka ya sama cerita yang ini. Please bantuan vomentnya yaah
KAMU SEDANG MEMBACA
FLOWER 🌺 ~ Kang Yeosang
FanfictionKeindahan bunga sangatlah dikagumi oleh sebagian orang. Indah, namun menyakitkan. Seperti bunga mawar yang memiliki duri. Pertemuan menyedihkan berubah menjadi menyenangkan