Mentari telah mengeluarkan sinarnya yang sangat cerah di pagi hari ini. Seperti gadis ini pula, senyum manis yang telah mengembang menghiasi wajah cantiknya itu.
Hari ini ia siap untuk berangkat menuju ke sekolahnya. Dia masih duduk di bangku kelas 11 SMA.
Seragam putih yang dibalut dengan rompi biru langit, dan rok diatas lutut senada dengan warna rompi itu. Warna yang sangat kontras dengan wajahnya.
Ia mempoleskan bedak ke wajah lembutnya, dan tidak lupa juga ia mempoleskan lip cream berwarna glossy pink ke bibir cherry itu.
Rambut hitam sebahu itu, ia mengepang berbentuk waterfall, dan di beri pita berwarna biru langit.
Ia mengambil buku pelajarannya dan tak lupa ia membawa buku biru galaxynya dan buku putih bergambar ice bear.
Ia membawa tas merahnya ke ruang makan dan menaruhnya di tempat duduk. Ia menarik tempat duduknya dan mulai duduk.
Ia makan sarapannya dengan tenang dan manis. Roti selai strawberry yang menjadi sarapan favoritnya sejak kecil.
Setelah sarapan, ia menuju ke teras dan mengambil sepatu putihnya. Sepatu putih yang sangat kontras dengan kaos kaki hitam selututnya.
Ia memakainya dan mulai mengikat tali sepatu membentuk pita yang sangat rapi.
Ia memakai tasnya dan mulai berjalan medekati sepeda anginnya.Dia sangat bersemangat seperti biasa saat menuju ke sekolahnya. Ia tersenyum sepanjang perjalanannya. Seakan dia mentari yang berjalan bagi setiap orang.
Yeosang yang sudah rapi menggunakan seragam sekolahnya itu, merasa sangat gugup. Karena, ini hari pertamanya masuk ke sekolah umum.
Yeosang sejak dulu tidak pernah bersekolah di sekolah umum. Ia hanya home schooling, mayoritas anak orang yang mampu melakukan itu.
Sebenarnya yeosang tidak menginginkannya, namun ayahnya yang memaksanya untuk home schooling.
Ia sudah mempersiapkan perlengkapan sekolahnya, dan siap untuk berangkat menuju ke sekolahnya.
Yeosang berangkat mengendarai mobil sedan merahnya. Bukan berniat pamer maupun sombong, ia hanya ingin memudahkan saat membawa tumpukan buku-buku bekas.
Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, wajah manisnya kini berubah menjadi serius di saat ia sedang fokus menyetir.
Gadis cantik itu memparkirkan sepeda anginnya dengan sangat rapi. Ia mengambil tas merahnya yang berada di keranjang sepeda dan berjalan melewati lorong kelas.
Ia selalu saja tersenyum seakan hidupnya hanyalah tersenyum. Ia berbelok memasuki ruang kelasnya, tampak hanya ada beberapa siswa yang datang.
Ia berjalan menuju tempat duduknya, mengeluarkan buku putih ice bearnya dan mulai memutar musik di earphone nya.
Di saat ia sedang mendengarkan lagu dan mencoret coret bukunya, tiba tiba temannya menarik earphone sebelah kirinya hingga terlepas.
"Sudah bel masuk, sebentar lagi guru akan masuk," ucap teman sekelasnya.
Lantas ia melepas earphone dan mengemasi buku ice bearnya kembali ke tas merahnya. Dan benar saja, seorang guru memasuki kelasnya.
Namun, ada seseorang yang berada di samping gurunya itu. Ia bergelut dengan pikirannya, siapakah itu? mengapa dia masuk ke kelas ku? seperti itulah.
Gurunya pun mulai menaruh barang bawaannya ke atas meja, dan merapikan sedikit bajunya yang mungkin terlipat.
"Selamat pagi anak anak, seperti biasa kita akan memulai pelajaran bahasa indonesia," ujar guru itu semakin membuat penasaran, siapakah orang itu.
"Namun, sebelum pelajaran ini dimulai ada seseorang yang akan berkenalan dengan kalian. Silahkan," suruh guru bahasa kepada orang itu.
Sungguh, dia sangat tampan dan sangat manis. Namun, tatapanya membuatku ketakutan. Ia tampak seperti vampire yang haus akan darah manusia.
"Selamat pagi semuanya --"
Suaranya sungguh lembut saat didengarkan, ini melebihi suara seseorang yang sedang bernyanyi jazz.
"Perkenalkan nama saya Alexxandre Yeosang. Saya murid baru di sini, saya murid home schooling . Mohon kerja samanya," Tutup laki laki itu dengan senyuman indahnya.
Ah, gadis itu seakan akan pernah bertemu seseorang dengan senyuman itu. Pikiran gadis mungil itu mulai melayang layang, ia hanya menatap ke wajah lelaki itu sambil melamun.
Tak di sadari, lelaki yang bernama Alexxandre Yeosang itu berjalan menuju bangku di sebelah gadis mungil itu.
"Bolehkah aku duduk denganmu??" tanya Yeosang yang telah duduk di samping gadis itu.
Sungguh keadaan atmosfer kian memanas, saat lelaki itu duduk di sampingnya. Ia gugup, ia canggung, dan dia malu.
"Mengapa tak menjawabku?? Apa benar tidak boleh duduk denganmu??"
Gadis itu tergopoh mengacak acak tasnya untuk mencari sesuatu. Lantas ia mengambil buku biru laut bergambar galaxy dan sebuah pulpen bertinta merah.
Ia tergesa gesa untuk menulis sesuatu di atas kertas putih bersihnya itu. Halaman yang nampak jelas masih baru, kini telah berbalut dengan tinta merah.
Ia menyobek kertas itu dan memberikan kepada lelaki itu. Lelaki itu menerima kertas itu dan mulai membacanya.
'ah maaf kan aku, kau boleh duduk denganku. Tidak ada larangan, kan?. Maaf jika aku membuatmu kebingungan alex'
Lelaki itu merasa seperti de javu saat melihat perempuan di sebelahnya ini. Yeosang terkekeh saat membaca tulisan gadis mungil itu.
Senyuman yang dilemparkan Yeosang untuk gadis itu membuat iri teman perempuan sekelasnya.
Terima kasih batin Yeosang saat diperbolehkan duduk di sebelah gadis itu, yang bernotabene teman sebangkunya.
Setidaknya Yeosang bersyukur, ia telah memiliki seorang teman lagi. Dia berharap, ia akan menjadi sahabatnya.
Ternyata kata pertemuan awal menyakitkan itu salah. Buktinya Yeosang merasa sangat nyaman. Aku yakin, dia selalu ada buatku.
~ FLOWER ~
a/n : Makasih udah mau baca story ini, semoga kalian semua terhibur. Jangan lupa voment ya
ATEEZ SAYANG KALIAAN ATINY❤
KAMU SEDANG MEMBACA
FLOWER 🌺 ~ Kang Yeosang
FanficKeindahan bunga sangatlah dikagumi oleh sebagian orang. Indah, namun menyakitkan. Seperti bunga mawar yang memiliki duri. Pertemuan menyedihkan berubah menjadi menyenangkan