Author POV's
Akhirnya, hari ini pun tiba. Hari dimana kelulusan dirayakan. Ada sedih, haru, juga bahagia dan bangga yang mewarnai suasana Ponpes Al-amin.
Begitupun dengan Arra, ia bersama Wilda kini tengah menyaksikan pertunjukan drama yang ditampilkan oleh adik kelas mereka.
Sama halnya dengan sekolah lain, Ponpes Al-amin pun memiliki tradisi kreasi seni saat perpisahan untuk memeriahkan acara. Selain itu, acara ini pun harus menimbulkan kesan agar dapat selalu dikenang.
Dari kejauhan, sorot mata Attar terus saja memperhatikan Arra yang masih menarik sudut bibirnya. Lelaki itu selalu kagum akan sosok gadis yang menyandang sebagai kekasihnya.
Perpisahan ini tiba, Ra. Apa kita juga sama?
Attar menggeleng, menepis pemikiran negatif yang menggelayuti kepalanya. Sudah dipastikan kalau ia dan gadis itu akan terpisah jarak, mengingat Attar yang berhasil masuk ke salah satu univ impiannya, pun dengan Arra yang memilih pijakan jalannya.
Attar tahu kalau mereka memang takkan bersama dalam waktu lama, karena ada kalanya jalan mereka berpisah untuk mimpi yang masing-masing ingin diraih.
"Ra." Panggilan itu membuat Arra menoleh, ia menatap Wilda yang tadi memanggilnya.
"Kenapa, Wil?"
"Attar lihatin kamu mulu tuh." Celetuk Wilda.
"Masa, sih? Mana?" Arra mengedarkan pandang, mencari sosok yang memang sedari tadi belum melewati retinanya.
Wilda menengok ke arah semula Attar berada. "I-it.. lha?! Tadi Attar di sana kok!" Wilda menunjuk ke arah sekumpulan santriwan yang sedang fokus pada drama di depan. Namun, tidak ada Attar di sana.
Arra menghembus pelan. "Salah lihat kali, udahlah. Ntar juga ketemu."
Akhirnya, Arra dan Wilda pun kembali fokus menatap ke depan.
Arra sedikit terhenyak ketika mendapati lelaki yang postur tubuhnya sudah Arra hafal, cowok itu duduk di depan bangku yang Arra duduki.
Perlahan, Attar menoleh. Ia tersenyum menatap Arra yang masih dalam mode terkejut.
"Lho?" Gumam Arra masih shock.
"Kok Attar di sini?" Wilda yang bertanya.
"Kenapa? Ada larangan?" Balas Attar santai.
"Ini tempat santriwati." Kilah Arra.
Attar memasang senyum manisnya. "Anggap aja aku juga santriwati." Setelahnya, Attar berbalik. Mengabaikan Arra yang mendengus sebal.
"Dasar!"
______
Acara selesai, sholat Ashar berjamaah pun sudah dilakukan. Di penghujung acara, semua santriwan dan santriwati melepaskan balon-balon bertuliskan impian mereka.
Senyum Arra masih saja terbit, mengingat sebuah mimpi yang ia tulis dalam balon itu.
Semoga aku dan kamu Allah jodohkan.
Sedangkan di sisi lain, Attar pun masih betah menatap langit dimana balon impian yang ia lepas sudah jauh terbawa angin.
Semoga Allah, menjodohkan kita.
Mimpi yang sebenarnya tidak mereka rencanakan, hanya sebuah doa dengan pengharapan yang sama.
Hingga, keduanya pun sama-sama bergumam dalam hati;
Semoga Allah kabulkan, aamiin.
Sesederhana ini cinta mereka, namun.. apakah cinta itu suci? Ataukah justru hanya sebuah nafsu?
______
See you next!🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia (bukan) Jodohku [ON GOING]
Spirituale⚠️DON'T COPY PASTE OR I'LL KILL YOU!⚠️ [Arra & Attar] •DIA (bukan) JODOHKU• "Sudah sah, Ra?" "Sudah." ~~~~ "Assalamu'alaikum." "Wa'alaikumussalam, Nak Attar?" Senyumnya mengembang, "saya datang untuk menepati janji saya mengkhitbah Zidny secepatnya...