Jangan suka telanjang di depan ayahmu!
Tapi kenapa ibu?
Itu tidak sopan meskipun dia ayahmu sendiri!
Tapi waktu kecil aku sering dimandikan oleh ayah.
Nah sekarang tidak pernah kan? Itulah kenapa kamu tidak boleh telanjang di depan ayahmu.
Memang apa bedanya dulu dan sekarang?
Setiap perempuan sejatinya adalah keturunan ular, semakin dewasa tubuhnya akan semakin banyak menghasilkan racun dan untuk menjaga ayahmu dari racun ular itu kamu tidak boleh telanjang di depan ayahmu apa lagi di depan teman-teman kampungmu itu nanti cairan bisamu menetes dan dia keracunan.
Ibu yang tidak sopan! Aku bukan keturunan ular! Aku keturunan ayahku!
---
Seperti yang telah di ceritakan namaku Souw Chu, waktu kecil aku tinggal di desa padang hilang atau sit kong si. aku seorang semenjak aku masih seorang dara kecil aku selalu bermimpi menjadi seorang pendekar ketika dewasa nanti, Souw Lihiap, barangkali begitu panggilanku kelak. pendekar yang sakti dan menguasai berbagai macam ilmu silat, aku selalu menonton lakon di desa sewaktu aku kecil, ceritanya bermacam-macam tokohnya pun bermacam-macam, kadang diceritakan baik kadang diceritakan buruk namun semuanya adalah seputar Tio Twahiap dan Gan Twahiap namun sewaktu menonton ada suatu lakon yang sangat berkesan dalam hidupku saking terkagumnya aku bahkan lupa dengan posisinya pada kedua twahiap itu. Nama lakon itu adalah Lihiap atau pendekar wanita bernama Li Kun 李君 dia bersama murid malaikat.
Li Lihiap selalu digambarkan cantik, dingin, keras, dan menguasai berbagai ilmu sinkang, dan senjata. Dahulu aku hafal semua cerita tentang dia terutama kronik yang paling terkenal adalah dia membunuh 3 dari 7 anggota Thi ha ngo kui天下饿鬼 (setan kelaparan dibawah surga) mereka adalah elit penjahat He Coa Pay yang hanya menerima perintah langsung dari Gan Cho Liong. Aku ingat betul pencerita itu akan mengangkat boneka Li Lihiap kemudian berpuisi:
Bunga apa yang sudi mekar di dunia dimana iblis berkelekar?
Air mana yang sudi mengalir di tempat iblis menjelma selir?
Masih kudengar isak gadis kemarin dan juga kemarinnya lagi saat iblis bergirang di dalam bajunya.
Masih terlihat kepadaku seonggok boneka kayu tergeletak karena saudara hidupnya telah terlalu cepat pergi ke neraka.
Wahai iblis pinceng hanyalah pendekar sederhana dengan ilmu biasa saja namun pinceng yakin mematikan kalian adalah hal paling mulia di dunia.
Kemudian dimulailah adegan pertempuran seru. Musik semakin keras begitu pula dengan suara pencerita. Pencerita melafalkan beberapa jurus andalan milik Li Lihiap. Aku kurang dapat mengingatnya saat ini. Jurus sinkang Li Lihiap ada 36 adanya. Li Lihiap memiliki 6 kuda-kuda masing masing semuanya nama hewan bertanduk : kilin, kijang, banteng, domba, kambing, dan narwal dikembangkan menjadi 6 jurus yang berbeda dari keenam jurus tadi bisa dikombinasikan satu dengan yang lain sehingga menjadi tak terbatas.
Entah apa yang diceritakan oleh para pencerita itu benar atau tidak adanya dahulu aku sangat menyukai cerita itu. Hingga usiaku 14 tahun. Peristiwa yang traumatis terjadi dalam hidupku aku tidak lagi mengidolakan pendekar terutama si bedebah keparat Gan Cho Liong, aku berpikir aku harus menjadi pendekar.
Setelah Desa indahku yang terletak dibalik gunung diserang oleh He Coa Pay dan Gan Cho Liong. Seluruh desa porak poranda ibu-ibu anak kecil dan pemuda pemudi melarikan diri mencari perlindungan ke tempat lain. Pembantaian terjadi. Aku berhasil melarikan diri. Tapi tidak dengan keluargaku. Ayahku Souw Sinshe kepala desa ikut angkat senjata melawan Cho Liong bedebah tapi langsung mati dan ia mati tepat di depan mataku. Aku berlari ketakutan kesana kemari tanpa membawa apapun.

YOU ARE READING
Rumah Harimau Emas 金虎門 (Kim Houw Bun)
AdventureMenceritakan dunia persilatan di titik nadir. Pendekar-pendekar agung di masa senjanya hingga kematian-kematian mereka satu per satu dan peristiwa-peristiwa klimaks menjelang kiamatnya dunia persilatan. semuanya di simak oleh mata seorang pensiunan...