13. Tendangan Tak Sengaja

19.6K 680 19
                                    

Selamat membaca cerita SAKILLA dengan damai.

Killa berjalan tergesa-gesa kekelasnya, hujan turun pagi ini di SMA N NUSA BANGSA. Membuat koridor-koridor agak sepi entah siswa yang masih betah dirumah atau sudah masuk kelas.

Langkahnya terhenti setelah melihat seseorang berjalan kearahnya, cowok yang sudah membuat pikirannya entah kemana, siapa lagi kalo bukan Ari Ges.

Dari jauh Killa sudah memberikan senyum padanya dengan matanya terus menatap seakan tak diizinkan pergi dari tatapannya. Seakan tak sadar dengan sekitar, Killa terus tersenyum melihat keindahan yang Tuhan ciptakan.

"Ngapain lo senyum-senyum gak jelas!" sinis Ragil menganggetkan Killa.

Mata Killa memutar kearah dimana seseorang yang sudah sangat familiar dihidupnya akhir-akhir ini.

"Lo lagi suka sama seseorang?" tebak Ragil tepat didepan wajahnya.

Killa memundurkan wajahnya begitu Ragil mendekatkan wajahnya, "DASAR GILA," ujarnya penuh dengan penekananan

"Oh yah, gue hampir lupa kalo lo itu suruhan gue, nih pegang," suruh Ragil dan melemparkan tasnya kearah Killa.

"Apaan nih!"

"Lihatnya apa? taskan? bawain buat gue," suruh Ragil penuh kemenangan.

Killa masih berdiri ditempatnya,
"Dosa gue apa sih? sampe ketemu makhluk kaya dia," ujar Killa pada dirinya sendiri.

Meskipun Ragil berjalan mendahului Killa, tapi pendengarannya tak usah ditanyakan lagi.

"Salah lo itu kenapa lo dilahirin kedunia ini," asal Ragil namun mampu membuat Killa berhenti melangkah dan menundukkan kepala.

Rasanya apa yang dikatakan cowok yang didepannya itu benar. Dirinya tak seharusnya dilahirkan didunia ini. Kalo perlu dirinya ingin sekali menghilang dari panasnya dunia yang penuh sandiwara.

Menyadari akan ucapannya, Ragil menatap Killa, "Canda kali ah, baperan lo!"

Tubuh Killa memundur begitu Ragil akan menepuknya, "Emang, emang gue seharusnya gak ada didunia ini."

Sudah dikatakan, pendengaran Ragil begitu tajam. Meskipun itu sangat lirih namun dia masih bisa mendengarkannya.

"Gue bercanda kali, yaudah gue minta maaf. Udah sih gak usah kek anak orang," Ragil mencoba memghiburnya.

Namun bukan malah tertawa atau terhibur tapi Killa mengangkat kepalanya dan menatap Ragil tajam. Tas yang ada ditangannya dia berikan lagi kepada sang pemilik dan segera pergi tanpa sepatah katapun.

Entah kenapa rasa bersalah itu muncul dua kali lipat ketika Killa meninggalkannya tanpa mengatakan apapun.

Banyak siswa yang melihat juga seketika banyak bisik-bisik dari mereka namun Killa tidak peduli. Toh yang penting dirinya tidak melakukan kesalahan sama mereka dan paling utama saat ini rasanya ingin sekali menghilang dari gelapnya dunia.

Tut....

"Iya ada apa pak?"

"Itu non, barusan ada dua orang datengin saya, kayanya dia suruhan orang tuanya temen non," tutur pak Jek mengadukan.

"Maksudnya gimana?" tanya Killa kebingungan.

Pak Jek menghembuskan nafasnya lalu dia menjelaskan semua, "Itu non dia orang suruhannya temen non,buat nyari siapa pelaku yang nyebarin berita tentang masa lalunya temen non."

"Kalo gitu jangan pernah bilang itu saya, ntar malem kita ketemu ditempat biasa aja Pak."

Setelah mengatakan hal itu, Killa mematikan ponselnya. Dan tak ingin kembali berlarut dalam kesedihan yang tak kunjung berkahir. Kakinya melangkah untuk segera masuk kelas dan memulai untuk pembelajaran.

SAKILLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang