44. Gagal

12.5K 380 3
                                    

Selamat Membaca

"Lo yang apa-apaan, lo itu mau aja ditipu sama dia!" sentak Ragil memberitahukan.

Ari menatap Killa supaya tidak mempercayainya.

"Ditipu?" tanya Killa penasaran.

"Iya! lo itu udah ditipu sama dia!" bentak Ragil memberitahukan.

Kini mereka menjadi pusat perhatian orang-orang yang ada di Green tea. Killa menatap Ragil dengan curiga namun tidak ada kebohongan di matanya.

"Maksudnya nipu itu apa!" tanya Killa penasaran.

Ari begitu takut semuanya terbongkar dengan segera dia menjawab pertanyaan Killa yang ditujukan pada kakaknya, "Maksud kak Ragil itu ngiranya lo nipu dia karena lo minta putus dan ngiranya dia, lo itu pacaran sama gue," setelah mengatakan hal itu Ari mengehembuskan nafasnya lega.

Ketiga sahabat Ragil dan juga Ragil sebagai kakaknya tidak menyangka bahwa Ari akan mengatakan seperti itu didepannya.

Killa menatap Ragil penuh kebencian "Stop!! lo gak berhak seperti ini, karena pacaran kita cuma settingan depan dia dan keluarga lo! dan kenapa gue sama Ari terus karena perjodohan dari orang tua gue sama dia!" tutur Killa memberitahukan.

Setelah mengucapkan seperti itu Killa pergi meninggalkankan semua orang yang ada di green tea termasuk juga Ari. Namun hampir saja Ragil akan melayangkan tinjuan kepada adiknya, dia malah lari mengejar Killa.

Ari berhasil mengejar Killa dan mereka pulang bersama meski dengan sepeda motor yang berbeda. Sampai didepan rumahnya, Killa mengatakan pada Ari kalo dirinya benar-benar kesal pada Ragil mengapa harus mengatakan seperti itu dan menuduh adiknya telah menipu.

Ari hanya tersenyum seakan-akan dirinyalah orang paling baik, dia tidak memanas-manasi Killa melainkan untuk tidak membenci kakaknya. Dia sengaja melakukan seperti itu supaya di mata Killa bahwa dirinya lebih baik dari Ragil.

"Jadi sekarang mau giaman, lo tetap mundurin pertunagan kita atau enggak? karena besok harinya," tanyanya.

Ari terdiam, dia bingung harus melakukan apa, "Gue belum siap," tuturnya.

Killa menatap Ari bingung, "Kok belum sih? yahh... gue juga sebenarnya belum siap tapi mau gimana lagi."

Dengan secepat kilat tanpa sadar Ari mengatakan padanya untuk kabur dihari tunangannya.

Killa menatap Ari dengan heran "Kabur?"

Ari balik menatapnya dengan cengirannya, "Iya.. lo gak mau?"

"Gue..." ujar Killa menggantungkan ucapannya.

"Pliss... lo juga belum siapkan? gue juga belum siap, pasti orang tua kita bakal ngertiin," ujar Ari mencoba untuk menyakinkannya.

"Ntar gue pikirin dulu," ujarnya lalu meninggalkan Ari yang masih duduk di jok motor miliknya.

Sampai didalam rumah banyak sanak saudara yang menyambut kedatangannya, orang tuanya juga ikut menyambutnya meski hal itu tidak pernah dilakukan sebelumnya.

"Hi... ponakan tante, gimana kabarnya?"
sapa tantenya yang sedang menyiapkan pertunangan ponakannya itu.

"Mana gaunnya katanya tadi habis belikan?" tanya tantenya.

Bla... bla.... banyak pertanyaan demi pertanyaan dari keluarganya yang hanya diberi jawaban oleh Killa seadanya karena dari pagi sampai malam dirinya baru pulang.

Setelah selesai berbincang-bincang Killa pamit untuk naik ke atas kamarnya. Tubuhnya di biarkan untuk dibaringkan sebentar sebelum acara ritual membersihkan tubuhnya dengan lumuran air mawar.

SAKILLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang