Bagian : 1

2K 210 26
                                    

Arrum mengulum senyum, memberikan senyum terbaiknya pada lelaki yang duduk lumayan dekat dengannya- mereka hanya terpisah oleh jarak dua meter. Pemuda itu terlihat begitu mempesona hari ini, wajahnya berseri. Tuksedo putih serta peci hitam membuatnya  seratus kali lebih tampan. berkali-kali Arrum melafalkan subhanallah dalam hati. Tapi berkali-kali pula gadis itu beristigfar. Memantapkan hati bahwa pemuda yang sering kali dia sebut dalam doannya itu akan melepas masa lajangnya hari ini.

Sebentar lagi Jabar akan melaksanakan prosesi Ijab Qobul, pemuda itu akan mempersunting kekasih yang telah di pacarinya selama satu tahun. Arrum cukup mengenal calon istri Jabar, Rianti wanita yang baik. selama mengenal wanita itu, Arrum selalu terkagum-kagum dengan sikap wanita itu.

Dapat Arrum lihat sesekali Jabar menarik nafas dalam dan membuangnya pelan-pelan. Sekali lagi Arrum tersenyum, ia jadi teringat tadi malam lelaki itu menghampirinya di rumah hanya karna deg-degan menghadapi Ijab Qobul kesok harinya.

" aku deg-degan, takut salah Rum" Ucap Jabar masih memperhatikan Arrum melipat sejadah, perempuan itu menghampiri Jabar tanpa melepas mukenahnya lulu duduk di sofa ruang keluarga.

" tenang aja, bismillah semua pasti lancar" sarannya

Jabar membenarkan ucapan Arrum, ia lebih baik tenang dan berdoa semoga dilancarkan untuk hari pentingnya.

" besok aku sudah resmi jadi seorang suami, tanggung jawabku sudah semakin banyak" kata Jabar sambil tersenyum.

Yeri berusaha tersenyum. Benar, besok status Jabar akan berubah. Dia bukan lagi bujang yang bebas tapi suami yang penuh tanggung jawab.

" dan tanggung jawab kamu bukan hanya di dunia tapi di akhirat juga"

Jabar mengiyakan dalam hati.

" doain ya, Rum. Semoga pernikahannku sakinah mawadah dan warahman"

" pasti, aku selalu mendoakanmu"

".........."

" Rianti cantik yah"

Ucapan Ibu membuat Arrum tersadar, perempuan itu menggelengkan kepalannya ringan lalu ikut menatap mempelai wanita yang berjalan mendekati tempat Akad. Rianti begitu cantik mengenakan kebaya putih dengan rambut di sanggul rapi. Arrum memandang kedua sejoli itu yang saling melempar senyum.

" udah siap Jabar?"

" siap pak"

"Mari kita mulai....

🛇 La Tahzan🛇


"saya terima nikah dan kawinnya Rianti Annisa Binti Taufik Wijaya dengan mas kawin tersebut di bayar tunai"

" saksi?"

" sah!" koor terdengar selepas Jabar mengucpkan Qobul.

Arrum memejamkan mata sejenak, ia dapat merasakan air matannya jatuh. Cepat- cepat perempuan itu menghapusnya. Sudah berakhir. Sekarang sosok Jabar sudah haram untuk dia lafalkan dalam doa malamnya.

" Allhamdulillah" terdengar semua orang berdoa. Sementara Jabar dengan senyum legannya mengaminkamn setiap doa yang dilantunnkan untuknya.

" Alhamdulillah" ucap Arum dalam hati mencoba ikhlas.

Selanjutnya kedua mempelai memakaikan cincin pada jari manis pasangannya. Dapat Arrum lihat, Rianti yang mencium tangan Jabar yang di ikuti jabar memberikan kecupan di dahi perempuan itu.

" selamat Mas Jabar"

" terima kasih pak/ buk"

Jabar sangat bahagia, perempuan yang dia perjuangkan selama satu tahun itu kini telah sah untuknya. Tidak mudah membawa hubungan mereka ke jenjang pernikahan, berkali-kali Rianti Ragu untuk melangkah. Tapi dengan perjuangannya ia dapat meyakinkan pujaan hatinya itu.

Jabarum (Jangan bersedih)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang