Bagian : 11

1K 207 32
                                    

Comeback !

Jangan lupa Vomment guys, karna sesungguhnya Vomment kalian itu sangat berarti bagi aku

awas typo!


" kamu akan pergi lagi?" tanya Jabar pada Rianti yang sedang sibuk memasukan pakaian kedalam koper.

" iyah. kali ini aku nggak bisa pulang cepat. ada proyek besar yang harus aku urus"

" berapa lama?"

" satu bulan atau lebih" jawab Rianti tanpa melihat sang suami.

" apa itu tidak kelamaan?" tanya Jabar lagi pasalnya Rianti tiga hari yang lalu pulang tapi sekarang mau pergi lagi.

" lama apanya?" tanya balik Rianti " ini proyek penting. aku harus kerja keras dapat tender ini masa aku asal-asalan"

" kita menikah baru dua bulan, kehadiran kamu dirumah ini bisa dihitung pake jari"

brak!

Rianti melempar asal gantungan yang di pegangnya" apa sekarang kamu mempermasalahkan kesibukan aku? dengar Jabar sebelum kita menikah aku udah bilang pekerjaan hal yang penting bagi aku. seharusnya kamu mengerti!"

" aku berusaha ngerti, tapi sekarang tidak. seharusnya kamu sadar tugas utama kamu itu apa. bekerja? aku bisa membiayai semua kebutuhan kamu"

brak!

lagi Rianti melempar barang yang sama.

" aku sudah berusaha menjadi istri yang baik. menikah dengan kamu, mengurusmu, mengikuti keinginamu untuk tinggal dirumah ini dimana mertuaku sendiri belum bisa menerimaku sepenuhnya. kurang baik apa? aku bahkan harus menguatkan hati saat suamiku sendiri sibuk dengan sahabat terkasihnya" teriak Rianti.

" jadi begitu pemikiranmu selama ini? hah aku tidak mengangka kau akan berkata seperti itu "

" itu karna kau yang tidak menahamiku!"

" Jadi salah salah aku! okey aku minta maaf kau boleh pergi sesukamu" ucap Jabar lantang lalu meninggalkan Rianti sendiri yang sudah mulai berderai air mata. setelah suaminnya itu hilang dari pandangannya ia segera memasukan kembali pakaiannya. ia semakin ingin cepat pergi, untuk apa tetap tinggal jika ia dan Jabar dalam keadaan tidak baik. Rianti tidak ingin sendiri dirumah ini.

Jabar menuruni tangga masih dengan emosi yang coba ia tahan. Mama menatapnya dengan perasaan khawatir.

" kenapa teriak-teriak? kalian bertengkar lagi?"

" hanya masalah kecil Ma-Mama nggak perlu panik gini"

" gimana nggak panik suara kalian terdengar jelas sampai sini, iyakan Pa?" tanya mama Maida pada sang suami yang duduk santai sambil menikmati kopinya " Papa dengar tidak mama bicara ?" sebal sang istri karna tidak di hiraukan padahal anakknya baru saja bertengkar dengan menantu mereka.

" iya dengar" Jawab papa lalu mendekati keduanya " kalau ada masalah usahakan bicara baik-baik--"

Belum selesai Papa berbicara suara tarikan koper yang sengaja di keraskan mengalihkan perhatian ketiganya. bahkan Rianti jalan melewati mereka begitu saja tanpa kata.

" kamu tidak mengejarnya? tidak baik keluar rumah dengan amarah, selesaikan dulu masalah kalian"

Jabar menarik nafas kasar
Walaupun besar keinginannya untuk menyelesaikan masalah tapi ia memilih tidak mengikuti saran sang ibu. Ia tahu betul sifat Rianti, wanita itu akan semakin memperkeruh masalah jika ia mengejarnnya. Jabar mendudukan diri dikursi, mencoba menghilangkan amarahnya.

Jabarum (Jangan bersedih)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang