Bagian 4

1K 202 47
                                    

Ada dua kata yang menakutkan di dunia ini yaitu " Love" dan " Lost", dimana kau harus rela kehilangan setelah mencintai dan ketika mencintai kau harus siap kehilangan.

Arrum membenarkan kata-kata itu, dia sudah mencintai, tapi belum sempat merajut cinta dia sudah kehilangan.

memang dari awal Arrum tidak ingin berharap. dia sudah tau akan seperti apa akhir dari rasa yang dia pendam sendiri. dia sudah mempersiapkan hati sedari awal bahwa semua itu tidak akan berakhir manis. tapi yang tidak Arrum tau adalah rasa sakitnya yang begitu membekas. ia tidak tau bahwa sesulit ini menghapus rasa yang pernah ada.

Ya Allah kenapa harus Jabar?

pertanyaan itu sudah lama di tanyakan Arrum-Arrum yang tidak pernah jatuh cinta, tidak menduga bahwa cinta pertamanya adalah temannya sendiri. Cinta pertama yang mengedihkan pikirnya.

Sekarang Jabar sudah bahagia dengan wanita pilihannya, seharusnya Arrum cukup pintar mengendalikan perasaan tapi bagaimana lagi. jika berhubungan dengan cinta orang bisa menjadi bodoh.

" bu, pulang saja, saya bisa kok menunggu"

" tidak apa-apa Abi, bu guru akan menemani Abi menunggu jemputan" Balas Arrum dihiasi senyuman di bibirnya agar Abi tidak perlu merasa tidak enak.

Ini bukan pertama kalinya Arrum menemani Abi. sejak hari pertama sekolah, Abi sudah menempel pada bu guru cantik itu. Arrum yang sedari awal tau bahwa anak laki-laki itu tidak tau daerah sekitar situ sering kali mengajak anak itu pulang bersama tetapi selalu mendapatkan penolakan secara halus dari Abi. dan berakhir Arrum yang akan menemaninya menunggu jemputan.

" Abang Jaffan sepertinya akan terlambat datang. nanti ibu terlambat pulang ke rumah" Ucap Abi merasa tidak enak karna sering merepotkan.

piip....

Arrum akan menjawan tapi suara klakson mobil mengalihkan fokusnya. Arrum sudah hafal betul siapa pemilik mobil itu.

Jaffan,

Pemuda itu keluar dari mobil dengan senyum canggung" Assalamualaikum"

Pemuda itu keluar dari mobil dengan senyum canggung" Assalamualaikum"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Waalaikum salam" jawab Arrum dan Abi samaan.

" maaf ya bu Arrum lagi-lagi saya merepotkan" tutur Jaffan tidak enak.

" Tidak apa-apa pak. saya tidak merasa direpotkan"

" seharusnya Abang datang lebih cepat!" Marah Abi.

" kan abang sibuk abi.." Ucap Jaffan mencoba membuat adiknya itu mengerti

" Bu Arrum makasih yah udah nemanin Abi, Abi pulang dulu" anak itu mencium tangan Arrum lalu berlalu cuek terhadap Jaffan.

Arrum tersenyum melihat tingkah Abi " Abi anak yang lucu ya pak"

ee Jaffan terdiam sesaat melihat senyum Arrum, manis dan menggemaskan itu yang ada dalam otak Jaffan.

Jabarum (Jangan bersedih)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang