Bagian : 14

1.1K 224 116
                                    

Rianti,

Perempuan yang telah berhasil meyakinkan Jabar untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius, yaitu pernikahan. Selama masa lajangnya, Jabar hanya beberapa kali menjalin kasih. Ada yang hanya 6 bulan dan ada pula yang hanya tiga bulan. Dan ketika memutuskan untuk memilih Rianti sebagai pelabuhan terakhirnya, Jabar tidak memungkiri bahwa masa satu tahun adalah salah satu alasan ia memantapkan hati. Baginya, waktu satu tahun sudah cukup untuk memulai kehidupan baru walaupun saat itu sang calon mempelai perempuan membutuhkan waktu untuk berpikir.

Jabar memang di kelilingi oleh banyak gadis yang datang dan pergi, mencoba menarik perhatian pemuda itu. Tapi gadis-gadis-gadis itu hanya bisa mendapat senyum tanpa bisa memiliki. Meskipun terkenal dengan rupa dan sikapnya, nyatanya hanya ada satu perempuan yang selalu ada dan tidak akan pergi,

Arrum,

Keberadaan gadis itu adalah sebuah anugerah dalam hidup Jabar. Dari gadis berseragam putih abu-abu polos nan menggemaskan yang selalu ia bonceng menggunakan motor Beat keluaran pertama, lalu ia rela menjadi tukang ojek Arrum saat keduanya beda fakultas yg jaraknya jauh hingga ia harus menjadi alat percobaan saat gadis itu belajar mengendarai motor pertama kalinya.

Jika orang-orang bilang bahwa Arrum adalah hidupnya, maka Jabar akan menjawab, itu benar.

Arrum adalah segalanya.

Saat bersama Arrum ia menikmati suka duka perannya. Jabar akan menjadi sahabat yang baik, abang yang selalu melindungi, Musuh yang menyebalkan bahkan ia menikmati perannya saat harus berpura-pura menjadi pacar gadis itu saat ada anak kampus lain yang selalu mengejar- ngejar Arrum.

Sekali lagi. Arrum, gadis yang kini membuatnya gusar.

Menjauhi gadis berhijab itu adalah ketidakmungkinan. Tapi ia dituntut untuk mencoba.

Tadi pagi ia hanya bisa melihat Arrum keluar buru-buru dari rumahnya, sepertinya gadis itu akan terlambat kesekolah. Ia ingin segera menghampiri gadis itu saat Arrum kesulitan menstater motornya tapi ia tahan apalagi melihat Ecan datang membantu. Syukurlah.

Dan sekarang saat ia sedang mencuci mobilnya gadis itu baru pulang dari sekolah. Mereka saling mengunci pandangan bebarapa saat lalu gadis itu mengembangkan senyuman. Jabar tidak dapat menahan bibirnya untuk tidak membalas senyum manis itu.

" siang-siang kok cuci mobil, Bar" Gadis itu melarikan netranya kesagala arah sebelum mendekat. Arrum sebenarnya hendak menghindar tapi karena sudah terlanjur saling melihat, ia putuskan untuk mengobrol sebentar.

" aku hari ini libur, tapi malah aku kesiangan" kaku, itu yang Jabar rasakan. Setelah sekian lama bersama, baru kali ini dia membenci obrolan mereka. pikirannya yang menuntut ia untuk menjauhi Arrum justru membuatnya tidak nyaman.

Arrum tidak tahu lagi harus bicara apa, dari pada diam- diaman ia lebih baik pulang" aku pulang. Mau ganti baju. Lapar juga hehe"

Jabar mengangguk ringan, memperhatikan punggung mungil itu yang semakin lama semakin menjauh.

Tidak mudah, Keluh Jabar.

Jabar memang sudah memperkirakan seperti ini yang akan terjadi padanya. Tapi demi rumah tangganya Jabar harus bisa.dia ingin membuktikan kepada semua orang bahwa keberadaan Arrum bukanlah salah satu alasan dari masalahanya dengan Rianti.

🚫Jangan Bersedih🛇

Arrum selesai menunaikan sholat magrib, duduk menunduk di depan perkarangan rumahannya yang sengaja tidak ia nyalakan lampu, mukenah belum ia lepaskan. Ia mendongak melihat kearah jendela kamar Jabar. Pikirannya kembali mengingat-ingat sejak kapan ia menyukai sahabat lelakinya itu, tapi satu yang ia ingat jika sedari dulu ialah posisinya.

Jabarum (Jangan bersedih)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang