melahirkan

1.6K 225 1
                                    

“Tunggu ya, teh. Lucas samperin bu bidan nya dulu.” Lucas bergegas berlari menuju rumah bidan Doyeon.

Saat ini masih pukul 2 dini hari, namun Lucas sudah berlarian menuju rumah Bu bidan.

Teh Chengxiao atau yang biasa di panggil teh Ciao sedang mengandung 9 bulan, dan mungkin pagi ini ia akan melahirkan.

Fyi, teh Ciao adalah kakak perempuan satu - satunya yang Lucas miliki. Karena hampir semua anak ibunya adalah laki - laki.

“Assalamualaikum, bu bidan!” Lucas mengetuk pintu rumah bu bidan dengan keras.

“Bu, punten.”

“Waalaikumsalam, pelan pelan kang.” Ucap bidan Doyeon begitu membuka pintu dan melihat siapa yang menggedor - gedor pintu rumahnya dengan keras.

“Aduh, ini gawat bu.”

“Coba kamu tarik nafas dulu, pelan pelan.”

Lucas mengikuti ucapan bidan Doyeon, ia menarik nafasnya pelan - pelan dan menghembuskannya.

“Gawat kenapa?”

“Teh Ciao mau lahiran, bu.”

“Teh Ciao siapa?”

“Kakak saya, ayo bu cepetan. Udah teriak - teriak minta tolong dia.”

“Iya iya sebentar, saya ambil alatnya dulu.” Bidan Doyeon kembali masuk ke dalam rumah untuk mengambil alat - alat yang di perlukan nanti.

“Ayo kang.” Ucap bidan Doyeon sembari mengunci pintu rumahnya.



















“Ayo teh, sedikit lagi.”

“AAAKKHHHH.”

“Kepalanya udah mulai keliatan teh, ayo.”

“AAAKKKHHHHHH.” Ciao sudah mengeluarkan seluruh tenaganya.

“Alhamdulillah, anaknya perempuan teh, cantik kaya teteh.”

“Hatur nuhun bu, akhirnya saya punya anak perempuan.”

“Iya sama - sama.”

Setelah bidan Doyeon selesai membersihkan bayinya, ia pun pamit. “Teh, saya pamit pulang ya.”

“Cas, tolong anterin bu bidannya pulang. Ga baik kalo pulang sendirian, masih gelap.”

“Iya teh, ayo bu mari.”

“Saya permisi dulu ya, teh.”

“Iya bu.”





















“Bu, tau ga tadi subuh ada yang lahiran?” Tanya bidan Doyeon kepada pasiennya pagi ini.

“Ngga bu, emang siapa yang lahiran?”

“Siapa ya namanya? Emm.. kalo ga salah teh Ciao, yang rumahnya deket peternakan sapi itu.”

“Ciao?” bidan Doyeon mengangguk.

“Ibu yang bantu lahirin?”

Bidan Doyeon mengangguk, “Iya bu, adiknya dateng ke sini. Sekitaran jam.. 2 pagi kayanya.”

“Adiknya.. Lucas?”

“Saya kurang tau nama adiknya siapa, tapi teh Ciao manggil adiknya 'Cas'”

“Bu..”

“Kenapa bu?” Sahut bidan Doyeon tanpa menatap pasiennya, karena ia masih asik menulis resep obat.

“Orang yang ibu bantu lahiran sama adiknya itu.. udah meninggal beberapa bulan yang lalu.”

Bidan Doyeon spontan berhenti menulis, “Mereka berdua meninggal pas perjalanan ke rumah bidan sebelumnya, karena mereka kepleset di ujung tebing deket rumah mereka itu.”

scary story; k-idolsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang