Ğolđ ęn Blød

114 13 19
                                    

Ğolđ ęn Blød

— Cahaya Merah Kemuning yang Menggelap —

Kerjapan ketiga memperlihatkan iris mata emas yang sebelumnya putih pirau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kerjapan ketiga memperlihatkan iris mata emas yang sebelumnya putih pirau. Seperti halnya bocah yang masih amatir, wajah lugu itu memandang pemilik pertamanya dengan tatapan dungu. Diberi nama Os yang diambil dari wujud Tombak Pusaka Galdalium: Osliosum. Kentara sekali Empu Os ingin menunjukkan bahwa Syaman Nekromansi itu telah menjadi eigendomnya secara utuh.

Os memiliki keistimewaan tersendiri saat Yzark yang mendapat gelar Kaisar Langit Tertinggi membelinya dengan permata Langit Galdalium. Lebih mulia dibandingkan berjuta lembar nominal Ĕradūf.

Hal itu disebabkan bola jiwa Syaman Os yang berdenyar paling kuat, membuat Yzark segera menawarnya setinggi-tinggi mungkin. Kaum kapitalis borjuis lainnya menjadi sengit karena tak mampu melampaui penawaran sinting itu. Apalagi hanya Yzark yang memiliki tiga Permata Air Jiwa.

Tidak sia-sia permata langka berpindah tangan sebagai alat tukar kepemilikan Syaman Nekromansi. Yzark memperoleh keuntungan yang tidak dimiliki oleh Empu Syaman lainnya. Ialah, pemandu dalam perjalanan Bintang E' ntoz bersama para leluhurnya demi mendapatkan warisan kekuatan dan keabadian.

Namun, menjadi kesayangan Yzark malah menimbulkan kecemburuan di antara kesayangan yang lain.

Terutama, Jenzin—penyihir perempuan dari Dimensi Tanah Bladium yang diangkat derajatnya sebagai penasihat tunggal sang Kaisar, menggantikan pendahulunya dalam urusan pembacaan jalur bintang E' ntoz.

Setiap pembicaraan mengenai kejayaan dan pengaturan otoritas seluruh Dimensi Langit, posisi Jenzin semakin tersisih. Yzark lebih berminat mengajak Os duduk di sampingnya selaku bertukar pikiran, yang menjadi lebih sering digunakan dan didengarkan.

Jenzin berjalan lambat melewati pilar-pilar batu. Di balik sana, pasang mata mereka tertuju pada sosok yang sangat ia benci.

"Ada jutaan jiwa Syaman murni yang terjebak di perbatasan Galdalium Bladium. Tidak semua pemburu Syaman mampu menginjakkan kaki di batas itu. Mereka akan hancur, kecuali yang memiliki hak istimewa seperti kau, Yang Mulia," ucap Os menunjuk perkamen perbintangan E 'ntoz. "Kau hanya perlu menjaring mereka sekali, tanpa buang waktu dan lembaran Ĕradūf untuk memperoleh jiwa Syaman melalui lelang," lanjutnya.

"Apa jaminanmu, kalau jiwa mereka masih murni?" tukas Petinggi Kaisar.

Ketika Os hendak bersuara, atensi mereka beralih pandang ke sosok jauh di belakang Os.

Kedatangan Jenzin seolah hanya menjadi semerbak kembang bulan-bulanan para Petinggi Kaisar. Sekarang ia tak lagi mendapat undangan untuk sekadar upacara sembayhang dengan menenggak teh saffron apalagi membahas rencana penyebaran bidak-bidak Kaisar ke tepi Galdalium. Suara putusan Jenzin yang kerap mengisi mantik Kaisar di malam hari sudah tidak dipergunakan lagi.

ASPHALTUM: Ğolđ 'ęn BlødTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang