Bab 6 - Rahasia Diatas Langit

58 9 0
                                    

°°°
Pagi ini aku belum mendapatkan kabar dari Ghie, entah dia sudah bangun atau belum aku tidak tau. Namun aku tetap menunggu.

Hari ini aku tidak ngecrek, sebab sudah dijadwalkan dari sananya. Supaya kebagian semua katanya. Ya sudah, 08:35 aku masih enggan beranjak dari ranjangku.

Astagaa, kenapa aku masih saja menunggu kabar darinya? Apakah aku benar-benar sudah menyukainya? Oh tidak, ini akan membunuhku.

Clung (suara notifikasi whatsApp Hp ku)

"Heyy,"

"Apa?"
"Main yuk?"
"Kemana?"
"Kemana aja asal sama kamu,"
"Gombal,"
"Hahaha..yaudah mau gak ni? Kebetulan gua lagi baik,"
"Terserah,"
"Mau apa engga?"
"Gimana kakak aja,"
"Mau apa engga?"
"Iya mau,"
"Yaudah tunggu aja dirumah,"
"Jangan dirumah, nanti gua shere lock ya,"
"Oke"

Aku meminta Kak Ghie menjemputku dipertinggan jalan didepan. Baru 5 menit aku menunggunya, dia sudah datang dengan kaos berwarna coklat dan celana jeans berwarna biru dongker. Omg..dia sangat tampan sekali, entah jadi seperti apa nantinya jika aku berdampingan dengannya? Dia sangat tampan sedangkan aku? Ahh sudahlah, biarkan saja. Dia yang mengajakku main.

"Ayo naik,"
"Iya,"
"Jadi mau main kemana ni?"
"Gak tau, lagian Kakak yang ngajak bukan gua,"
"Hehe..yaudah jadi ikut ni kemana aja?"
"Iyaa,"
"Kepelaminan mau?"
"Gombal ayo cepat jalan,"
"Iya siapp Bu boss."

Entah ingin kemana lelaki aneh ini membawaku, dia hanya fokus mengendarai motornya tanpa berkata apapun. Aku pun hanya terdiam dan mengikuti alur kemana ia akan membawaku.

Ia memberhentikan motornya tepat didepan sebuah bengkel motor. Aku bingung, ngapain dia membawa ku kebengkel?

"Bang, pinjem helm dong," ucap Ghie pada seorang lelaki yang sedikit lebih tua darinya.

"Tu ambil di dalem,"

"Oke pinjem ya Bang,"

"Iyeee..ilang gantiin lu,"

"Siapp, beres bisa diatur,"

Ia keluar dengan membawa helm berwarna hitam.

"Ni pake," Ghie memberikan helm nya kepadaku.

"Kita mau kemana si?kok pake helm?" Tanyaku kebingungan.

"Udah ini pake aja, ini helm gua kok wangi. Biarin gua pake helm minjem,"

"Sama-sama bau juga,"

"Yaudah terserah kalo gak mau pake juga gapapa, tapi kali jatoh trus kepalanya bocor jangan salahin gua ya,"

"Sutt..sembarang, sini gua pake."

Dengan sangat terpaksa aku harus memakainya, dan dia hanya tertawa kecil melihatku.

Tinnn... (suara klakson motor Ghie)

"Duluan ya Bang,"
"Yoo..hati-hati lu bawa anak orang."

Ghie kembali fokus dengan jalanan, aku bingung ingin kemana ia membawaku? Kenapa gak sedikitpun ia memberi tau ku.

"Kak, sebenernya kita mau kemana si?" Ujarku

"Kemana-mana hatiku senang,"

"Malah bercanda, gua serius kak,"

"Yaudah kalo udah serius langsung ke KUA aja yukk?"

Plakk..

Aku memukul helmnya.

"Aww..eehh jatoh aja nanti,"

"Biarin, lebih baik jatoh masuk rumah sakit dari pada harus ke KUA bereng lu,"

"Jangan gitu dong Ra, nanti gua down lagi,"
"Bodo."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RENDIRSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang