Song: Determination of the Sun - The Moon that Embraces the Sun Original Soundtrack
Selamat Membaca
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
Payung merah yang dikiranya tersangkut diatas pohon ternyata tidak benar-benar tersangkut, melainkan melayang diudara kosong. Sasuke dan rombongan pengikutnya terperangah dan terkejut bukan main. Detik berikutnya, payung merah itu jatuh ke tanah dan Sasuke mengambilnya.
"Yang Mulia hati-hati... payung itu berhantu...!!!" Pekik Kiba, kasim paling dekat dengannya.
Sasuke tak menghiraukannya dan mengeratkan pegangan tangannya kepayung merah itu.
"Apa ini pertanda jika aku akan bertemu lagi denganya lagi suatu saat nanti?" Ucap Sasuke dengan senyum. Tapi Kasim Kiba begitu ketakutan dan segera memerintahkan pengawal untuk mengambil payung itu dan membakarnya. Dia takut jika Putra Mahkota akan berdampak jika berdekatan dengan payung terasuki.
Naruto masih terduduk lemas di halaman rumahnya. Kepalanya menoleh kekanan saat ia mendengar suara terjatuh dari tembok rumahnya. Dia mendekat dan melihat sebuah surat yang ditindih oleh sebuah batu sedikit besar. Ia mengambil batu itu. Keningnya sedikit berkerut melihat tulisan dibatu itu. "Batu pengjilang kekhawatiran" itu yang tertulis dibatu. Lalu, Naruto membuka surat itu dan membacanya "Jika kau tidak bisa tidur nyenyak dimalam hari karena menghawatirkan sesuatu. Katakan pada batu itu. Namanya adalah batu penghilang kekhawatiran dan akan menghilangkan semua kekhawatiranmu. Semoga tidurmu nyenyak. Batu ini adalah hadiah dari perjalananku."
Meskipun surat itu tidak ada nama penulisnya, tapi Naruto tahu siapa dia, Pangeran Itachi. "Kenapa Itachi-san melakukannya lagi walau hamba sudah melarangnya berkali-kali. Sudah ratusan kali hamba melarangnya untuk tidak menaiki tembok dan langsung menemuiku saja sebaiknya." Omel Naruto sembari melipat surat dan membawa masuk batu 'penghilang kekhawatiran' kedalam kediamannya.
Kurama dan Neji sedang berlatih pedang di halaman belakang kediaman Namikaze. Suara aduan pedang kayu terdengar bagai musik memecah sunyinya malam hari di Konoha. Kyubi, budak kecil kesayangan Naruto diam-diam memperhatikan mereka dengan menyembunyikan tubuhnya diantara pilar besar. Dia tertarik dengan bela diri dan sangat mendukung Kurama. Senyumnya terkembang jika Kurama menang dan berhasil memojokkan Neji, lalu wajahnya berubah cemas jika Neji berhasil berbalik memojokkan Kurama. Neji yang memiliki indera kepekaan tinggi menyadari kehadiran Kyubi tapi dia membiarkannya saja.
Kemampuan Neji dalam berpedang lebih baik daripada Kurama, walau bukan berarti Kurama tidak mahir. Mereka berdua mahir dalam berpedang juga sastra, meskipun kemampuan Neji masih lebih unggul sedikit jauh daripada Kurama yang sangat lihai dalam sastra. Neji memanggil Kurama dengan sebutan Tuan Muda. Derajat Kurama yang lebih tinggi membuat Neji harus menaruh hormat meskipun mereka seumur. Sudah berkali-kali Kurama meminta sahabatnya memanggil biasa saat berdua tapi sepertinya Neji sangat menjunjung tinggi perbedaan status mereka.
"Neji... dimana Itachi-sama malam ini? Itachi-sama sudah sangat terlambat untuk pertemuan kita." Tanya Kurama.
Tak lama, Neji melihat Itachi melompati tembok dibelakang Kurama. Lalu, Itachi mengendap-ngendap dan mengisyaratkan pada Neji untuk diam. Dengan langkah lebar dan mantap, Itachi langsung melompat memeluk Kurama dari belakang.
Itachi memeluk Kurama erat sambil menggodanya. "Kurama-chaannn... jika aku tahu kau begitu merindukanku, aku akan langsung melesat kemari dan tidak akan jalan-jalan. Selamat atas kelulusan kalian." Itachi melepas pelukannya. Saat ia hendak memeluk Neji, Neji menghindar dan Itachi hanya memeluk udara kosong dengan wajah cemberutnya.
YOU ARE READING
The Moon that Embraces The Sun (SasufemNaru Version)
FanfictionYeah... Sesuai judulnya, kali ini Jung bakalan bikin cerita yang bisa dikatakan ketik ulang dari yang sudah ada. Alasannya? Tentu saja karena Jung suka drama ini, hehehehehe. Jadi sekalian ngetik ini dah... Semoga suka.