"Nah sekarang kamu yang jaga ya Zah?" Danish menarik tangan Zahra menuju ke sebuah pohon.
"Iyaaa iyaaa sekarang aku yang jaga heuhhh!" Sambung Zahra sambil merengek.
"Satuuu duaa tigaa emmm, udah belom???" Ledek Zahra.
"Apaansih Zah belom juga aku siap-siap ihhh!!!" Sontak Balqis dan Arin yang sedikit kesal.
"Zahraaaaaaaa." Teriak Danish.
"Apasih nish, aku denger kali. Gausah teriak-teriak gitu juga." Zahra menoleh ke hadapan Danish.
"Lagian aku juga belom siap-siap ini, kamu juga ga sabaran banget sih." Protes Danish.
"Iyaaa iyaa nih yaa buruan makanya" sahut Zahra santai.
"Iyaa ntar dulu Zah." Teriakan Danish, Arin dan Balqis.
Mereka sibuk berlari mencari tempat yang tidak akan ketahuan oleh Zahra.
"Satuuu..."
"Duaa..."
"Tigaaa..."
"Empat..."
"Lima..."
"Enam..."
"Tujuh..."
"Delapan..."
"Sembi.... lan...."
"Se.... pu... luh.... udahh yaa?" Suara Zahra yang agak melambat.
Zahra menoleh ke arah kiri dan kanannya. Ia semangat mencari dimana teman-temannya itu mengumpatkan diri.
Tak lama mencari, akhirnya Zahra melihat kaki Danish diantara semak-semak. Zahra pun perlahan mendekati semak-semak itu. Danish yang mendengar suara hentakan kaki ia pun langsung menoleh ke belakang dan kaget.
"Aku bisaaa aku bisaaa" secepat kilat, Danish berlari menuju ke pohon.
"Awasss kamu Danish, aku bakal ngenain kamu!!!!!" Zahra berkata sambil berlari ke arah Danish.
BRUK!
"Aduhhhhh." Zahra merengek kesakitan dengan lutut nya yang terluka.
Zahra tak tahu apa yang terjadi. Sepertinya ia tersandung batu yang cukup besar.
Arin dan Balqis merasa ada yang jatuh langsung ke arah menuju Zahra. Danish yang sedikit lagi sampai pohon ia pun berbalik arah menuju Zahra.
"Zahra, yaampun gapapa??" Arin,Balqis dan Danish dengan raut wajah panik.
"Hikss,hiksss,hiksss umii umii" Zahra terus melihat lututnya yang terluka itu sambil berurai air mata.
Karena bingung apa yang harus diperbuat. Arin dan Balqis mengantarkan Zahra pulang kerumah. Dan Danish memutuskan untuk menyusul Arin dan Balqis.
****
Tok... tok... tok....!
Suara ketukan pintu terdengar sang pemilik rumah. Lalu seorang wanita berpakaian syar'i maroon membuka pintu.
"Umiiii, hiks hikss" Zahra berjalan ke arah wanita itu dengan sedikit pincang.
"Ya Allah ya Rabb, sayangg kamu kenapa nak?" Umi Khadijah langsung panik dan histeris.
"Umi maafin Danish ya umi tadi Danish yang ngajak main Zahra petak umpat. Setelah Zahra berlari mengejar Danish dan akhirnya jadi begini mi" cerita Danish, langkahnya agak kaku dan dengan raut wajah yang sedih.
"Ya ampun sayang pasti kamu kurang hati-hati. Lain kali kalau bermain jangan yang macam-macam ya Zah. Kamu juga yah nak Danish nanti kalau bermain yang sewajarnya saja." Pesan Umi kepada Danish.
"Iya umi" sambung Danish sambil menyeka air mata.
Danish merasa bersalah kepada Zahra kenapa seharusnya tadi bermain seperti itu.
****
Dorrrrrr....!
Sontak Zahra kaget dan ia menoleh ke belakang pintu kamarnya.
"Ihhh abiii, Kebiasaan deh pasti ngagetin Zahra terus" Zahra mendengus kesal.
"Lagian ini anak kesayangan abi kerjaan melamun,melamun,melamunnn mulu. Ada apa sih?" Tanya abi pelan.
"Hehehe..... enggak kok bii tadi Zahra cuma keinget waktu kecil main petak umpat sama teman-temanku biii." Zahra tertawa menatap wajah abi.
"Hehhh serius nih ga bohong kan kamu?" Sambung abi.
"Ihhh abi duaa rius malah, tapi yaa bi kalo di pikir-pikir lucu juga kalo dibayangin raut wajah Danish saat itu hehehe..." tawa Zahra jenaka sambil membayangi hal itu.
"Hayoo, jangan di pikirin ah nanti lama-lamaaaaaa....." Abi menahan perkataanya.
"Tuh kan abi apaan deh mulai deh mulai asal ngomong yang begini aja" ucap Zahra.
"Kan kamu yang mulai duluan tadi, iya kan?" Ledek abi.
"Engggak orang abi duluan juga" Zahra tak mau kalah.
"Iyaa iyaaa abi yang salah, memang dasarnya laki-laki yang selalu salah ini, hmm." Sahut abi sambil melipat tangannya di dada bidangnya.
"Hehehe... enggaak kok abi sayang. Abi kan laki-laki yang ga pernah salah di mata Zahra." Puji Zahra bangga memeluk abi.
"Hmm bener yahh... yaudah ayo makan umi udah masakin kesukaan kamu tuh nanti keburu dingin deh masakin umi." Lanjut abi.
"Iyaa abi duluan yaahh, Zahra nanti nyusul" Merayu abi agar menduluinya.
"Langsung turun yaahhhh" teriak abi yang sudah berada di tangga.
"Iyaa bii." Jawab Zahra
Gimana ya kabar nya Danish saat ini. Apa dia masih ingat aku. Ahh sudahlah mungkin nanti kita dipertemukan lagi.
(Zahra yang mulai melamun sudah 18 tahun lamanya ia tak bertemu dengan teman lamanya itu.)
Happy reading...!!!
Alhamdulillah sekarang aku muncul lagi yeay🤗
Semoga kalian suka yah sama cerita MDD. Mohon maaf kalo masih ada typo🙏🏻.📝 25.04.2019
Instagram : @ditaauliasaadahJazakillah khor katsiron🙏🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintai Dalam Diam
SpiritualSangat sulit bagi Danish untuk mengutarakan perasaannya saat ini kepada Zahra. "Sudahlah, mungkin ada saatnya Allah memang mempertemukan kita nanti" Gurauannya dalam hati.