Author POV
Ting... Tong....
"Assalamu'alaikum, bisa bertemu dengan Zahra?" Ucap Balqis sopan kepada pembantu rumah Zahra. Pembantu rumah Zahra yang biasa dipanggil Bi Ina mengangguk sambil tersenyum.
Bi ina mempersilahkan Balqis masuk.
"Masuk saja, Non Balqis! Non Zahra sedang berada di dapur mungkin sebentar lagi selesai. Langsung saja, Non," kata Bi Ina ramah. Balqis mengangguk lalu melempar senyum ke arah Bi Ina. " iya bi, makasih yah."Balqis yang memakai gamis pink dusty yang seirama dengan hijab syar'i nya masuk menuju ruang tamu. Zahra yang baru saja dari dapur segera menghampirinya. "MasyaAllah, Balqisssss." Zahra senang memeluk erat sahabat lamanya itu. Dan Balqis pun saling membalas pelukannya.
"Ohya kamu apa kabarnya qis? Sampe lupa kali ya ga pernah main-main lagi kesini?" Mentang-mentang sekarang jadi Designer Fashion Muslim ternama ternyata sibuk banget nih ya." Zahra menyindir dengan senyuman manisnya.
"Alhamdulillah Zah aku sehat, baik pula hehehe... bu Dokter yang satu ini rupanya sibuk juga ya." Balqis tak mau kalah, ia menyamai perkataan yang keluar dari mulut Zahra. Zahra malah menanggapinya dengan tertawa.
"Bentar-bentar aku bawain nih oleh-oleh kesukaan kamu" Balqis menyodorkannya ke tangan Zahra. Zahra segera menerima oleh-oleh pemberian Balqis.
" ya ampun ini beneran Bandung Makuta qis? Balqis mengangguk. "serius ini beneran Bandung Makuta?" Zahra menekan pembicaraannya.
"Astagfirullahaladzim Zah, kok aku gondok ya sama kamu. Buka dulu atuh." Jawab Balqis pelan.
"Iya-iya bercanda qis, hehehe... " sambung Zahra sambil mengeluarkan Bandung Makuta green tea cheese dan lemon.
Wanita paruh baya yang memakai gamis hijau lumut mendengar ada kerisuhan di bawah. Lalu ia menuruni tangga satu persatu. " Nak Balqis toh ternyata, umi kira ada apa rame-rame. Umi sampe turun gini." Sahut umi. "Hehehe... eh umiii" Balqis berdiri menyalimi tangan umi dan mereka pun cipika cipiki.
"Tumben nak Balqis baru main lagi nih, umi sampe kangen." Umi Khadijah bergurau. "Iyaa umi alhamdulillah sekarang Balqis dapet project menetap disini, jadi Balqis ga ke Bandung lagi mi. Lagi pula bunda dan abi juga khawatir kalo Balqis harus di Bandung terus menerus, maklum mi, Balqis anak perempuan satu-satunya, hehehe..." Balqis sedikit bercerita.
"Berarti nanti kita udah bisa kumpul bareng lagi ya sama Arin, oh ya tadi Arin miscall aku nanti malem ada acara kajian kamu ikut aja ya qis." Celetuk Zahra tiba-tiba. "Siap InsyaAllah sayangku" sambung Balqis.
"Kalo gitu umi tinggal ke dapur dulu ya nak Balqis" ucap Umi. Bi Ina datang sambil membawa sebuah baki kayu tipis berisi dua gelas minuman dingin dan beberapa camilan. "Misi Non, ini minuman dan camilan nya bibi taruh mana ya? Sambung bi Ina ramah.
"Oh iya bi taruh sini aja, makasih banyak ya bi," Zahra menunjuk ke arah meja dekatnya. "Makasih ya bi Ina.... Hehehe...," tawa Balqis malu. Iya Non sama-sama memang sudah tugas bibi ," ucap Bi Ina dengan tersenyum. Setelah itu, bi Ina berlalu meninggalkan ruang tamu.
Suara dering handphone berbunyi....
Zahra kemudian mengangkat handphonenya.Arin
Assalamu'alaikum, Zah?Zahra
Wa'alaikumsalam rin, iya?Arin
Kamu lagi dirumah kan? Apa kamu lagi di rumah sakit?Zahra
Engga kok, aku sekarang lagi libur. Kamu datang aja ya kerumah.Arin
Iya Zah okey. Aku tutup dulu ya. Assalamu'alaikumZahra
Iya rin wa'alaikumsalam. Hati-hati di jalan.Klik. Zahra menutup telepon.
"Siapa Zah? Calon kamu? Tanya Balqis sambil mencicipi camilan. "Husss, calon-calon. Bukan, tadi Arin calling aku katanya dia mau kerumah sekarang." Kata Zahra.
"Terus kamu kenapa ga bilang aku disini juga?" Lanjut Balqis.
"Aku sengaja qis, nanti kan surprise kalo ada kamu disini." Jawab Zahra."Iyadeh seterah kamu Zah Zah" Balqis selalu kalah ketika keadaan seperti ini.
****
Ting... Tong...
Bi Ina mendengar ada suara bel, ia langsung berjalan ke arah pintu. "Bi Ina biar Zahra saja yang buka pintunya." Ujar Zahra yang juga ikut berjalan ke arah pintu. "Iya baik , Non" sambung bi Ina.
Ceklek. Zahra membuka pintunya. Di depan pintu, muncul seorang wanita cantik dengan gamis outer baby blue dengan balutan phasmina yang rapih. Sangat cocok bagi wanita itu karena tubuhnya yang juga lumayan tinggi.
"Assalamu'alaikum Zahra" ucap Arin dengan senyuman lembutnya. "Wa'alaikumsalam Arin." Mereka pun cipika cipiki .
Kemudian Zahra mempersilahkan masuk ke dalam. "Lho kok...." Arin sontak kaget ada sahabat lamanya di sini.
Balqis yang sedang duduk di sofa berwarna cokelat tua ia pun berdiri dan menghampiri sahabat lamanya itu. Balqis memeluk lama Arin. Tak tertahan rasa rindu nya ini. "Arinnn.. Subhanallah sahabat aku makin cantik aja kamu ini, aku sampe pangling lho..." Balqis sangat kagum melihat cantiknya Arin.
"Aamiin.... kamu juga cantik lho qis Hehehe..." puji Arin dengan tawanya. "Yaudah aku tinggal ke dapur dulu yaa..." tanya Zahra sambil menoleh ke arah mereka berdua. Dilihatnya Arin tersenyuman.
Arin dan Balqis saling berbincang dengan tawa khasnya. Tak lama kemudian datang lah Zahra dengan membawa segelas minuman dingin. "Nih Rin minum yahh" menyodorkan minuman es jeruk.
"Iya Zah makasih yah..." Oh ya nanti malam kamu ikut kajian di Masjid Ar Rahman yaa qis karena beruntung banget kamu datang hari ini, nanti malam jadwal nya Ustadz Adi Hidayat," Lanjutnya.
"Wahh... serius Rin? Aku sering liat ceramah beliau lho di youtube, nanti InsyaAllah aku ikut kok" Balqis mengiyakan ajakan Arin.
****
Happy reading!!!
📝 28.04.2019
Instagram : @ditaauliasaadah
Semoga kalian suka MDD ya❤️mohon maaf kalo masih ada typo🙏🏻Jazakillah khoir katsiran🙏🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintai Dalam Diam
EspiritualSangat sulit bagi Danish untuk mengutarakan perasaannya saat ini kepada Zahra. "Sudahlah, mungkin ada saatnya Allah memang mempertemukan kita nanti" Gurauannya dalam hati.