Lima

7.4K 443 54
                                    

Cuaca di pagi hari menampakan ke indahan sang mentari yg menghangatkan seisi dunia. Cahaya matahari yg hangat cukup menembus pada kaca yg transparan dinding apertement mewah dan masuk menerangi dua insan yg masih lelap, masih betah dalam selimut tebal dalam posisi berpelukan tidak membirkan ada jarak di antaranya seinchipun.
Merasakan tubuhnya hangat telah di soroti sang matahari. Keduanya mulai terusik lantas saling membuka mata.

Deg

Keduanya di kejutkan oleh wajah satu sama lain yg hampir menempel, diam sejenak saling tatap dalam yg tidak bisa di artikan, degupan jantung keduanya cukup kencang. Sadar dengan posisi keduanya dengan cepat saling menarik tubuh masing masing yg tadinya tangan saling rangkul ke tubuh satu sama lain dan kaki saling berbelit meras bingung kenapa itu terjadi padanya di waktu tidak sadar dalam tidurnya.
Saling terlentang dengan perasaan aneh menetralkan jantungnya yg berpacu. Jisoo segera menutupi dadanya yg terbuka dengan selimut. Keduanya saling mengatur nafas yg sempat berisik karna terkejut sambil merutuki diri sendiri dalam hati.

Jisoo meremas ujung selimut di dadanya sungguh ia merasa malu atas apa yg sudah terjadi. Ia lantas menatap jam yg nempel di dinding tembok menunjukan jam 06:20 menit.

"A-aku harus kuliah" seru Jisoo takut

Lisa menoleh dan menatap Jisoo tajam.

"Kau sudah masuk ke dalam hidupku, jadi aku tidak akan membiarkanmu kelaur dari sini dengan sembarangan" Gertak Lisa

"A-apa maksudmu?" Jisoo tampak takut

"Kau harus berhenti kuliah karna dengan kau keluar masuk dari sini itu akan mengancam ke adaan kami di sini"

"T-tapi aku tidak bisa"

"Kenapa? Kau ingin melawanku hah? Kau ingin aku membunuhmu?"

Jisoo makin takut.

"T-tidak...maafkan aku, setidaknya ijinkan aku untuk mengurus surat keluar dari kampusku"

"Nanti aku akan mengantarmu, mulai sekarang kau harus menjadi istri yg patuh padaku, cukup melayaniku di sini dan urus anak yg ada di perutmu, mengerti?!"

"I-iya..aku mengerti" Jisoo mengangguk patuh

"Bagus...kau jangan macam macam jika kau masih ingin hidup!" Jisoo mengangguk kembali

Jisoo menggigit bibirnya saat merasakan telapak tangan Lisa mengusap vaginanya di dalam selimut.

"Terima kasih sudah memuaskanku, milikmu sangat sempit juniorku rasanya sangat puas di jepit dengan milikmu yg indah ini"

Jisoo hanya diam dengan wajahnya yg mulai memerah dan menahan desahannya saat jari jemari Lisa memainkan klitorisnya. Tubuh Jisoo gusar.

"Emhhh.." Lisa tersenyum miring melihat istrinya mulai mendesah kembali

"Ahhhh..." desahan Jisoo lolos saat Lisa mencubit klitorisnya

"Aku tau kau sangat menikmatinya bukan?"

Jisoo diam antara malu dan nikmat memang ia rasakan.

"Bagai mana jika kita kembali bersenang senang?" Ucap Lisa pelan khas nada mengerikan

"T-tapi..aaahh...milikkuhh m-masih sakitthh.. Nghhh" Ucap Jisoo terbata

Lisa hanya tersenyum sinis lalu ia bangkit dan menyingkap selimut membuat tubuh keduanya nyaris telanjang bulat, Jisoo menutup miliknya pake tangan sambil menatap Lisa malu.

"Kenapa harus di tutupi? Aku sudah melihat semua yg ada di tubuhmu, ku akui tubuhmu sangat indah. Termasuk ini" Lisa menyingkirkan tangah Jisoo lalu ia membuka paha Jisoo lebar.

_Robber Killer- (Jisoo×Lisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang