IGBY 15

2.8K 272 76
                                    

Aku di hadapanmu.. 
Kamu di hadapan ku
Kita pernah saling mencinta dulu..
Hingga waktu berlalu dan menjadi kan kamu juga aku layaknya sepasang orang yang baru bertemu. 

Tatapan mata syqa tak sedikit pun terlepas dari Alan. Begitulah syqa harus memanggil pria itu kini.  Meskipun syqa sangat tau siapa pria yang ada di hadapannya.  Pria yang sedang terus berpura-pura tak mengenalnya. 

"pokoknya setelah makan,  bang Alan harus temenin kita. Jadi ya seperti inilah bang Alan.  Bagaimana syqa apa dia tampan? "

Syqa menatap Alvin dengan lekat. Ya pria itu adalah Alvin bagi syqa.  Bukan Alan atau bukan siapapun pria itu adalah Alvinnya. 
Syqa menganggukan kepalanya. 
"ya tampan dan aku sangat membencinya" ucap Syqa tanpa mengedipkan matanya.  Alan sebisa mungkin mengalihkan pandangannya dari Syqa. 

Alex tertawa mendengar ucapan syqa.  Ia menepuk pundak Alan.  "jangan kaget.  Itu artinya bang Alan sangat tampan.  Wanita ini punya alergi dan phobia dengan pria tampan.  Jadi semakin ia membenci mu.  Artinya benar-benar tampan"

Alan mengangguk dan tersenyum lebar. Benar-benar seakan tak terjadi apapun di antara mereka. 
Sedangkan syqa terus menatap Alan dengan berusaha sekuat tenaga agar tak menangis di tempat itu saat ini juga. 

"begitu?  Kenapa kamu membenci pria tampan? " tanya Alan. 

"karna dia brengsek.  Karna pria tampan jauh lebih brengsek dari pria biasa. " ucap syqa dengan penuh penekanan. 

Syqa mencoba untuk tersenyum.
"aku tau tidak semua pria.  Bagaimana dengan kak Alan?  Apa kaka pernah menjadi brengsek?  Tapi sepertinya tidak.  Kaka pasti orang baik" ucap Syqa

Alan membalas tatapan syqa. Ia pun ikut tersenyum.  Senyum yang jauh-jauh lebih tulus dari senyum syqa. 

"semoga saja.. Semoga saja aku tak masuk ke dalam katagori cowok tampan dan brengsek mu itu"canda Alan. 

Syqa tersenyum miris dan mengannggukan kepalanya. 

"yah semoga" ucap Syqa

Alex memperhatikan keduanya.  Ia mulai merasa asing berada di antara keduanya.  Untung saja ponsel Alex mengintrupsi.  Membuatnya harus menyingkir untuk mengangkat telfon. 

Syqa menatap Alan semakin dalam.  Sedangkan Alan masih bertahan dalam kepura-puraannya.  Ia bahkan membolak balik menu tanpa memesannya. 

"jadi, dimana tepatnya kamu tinggal di new york? " tanya Alan.  

"hentikan Alvin.. " ucap Syqa. 

"alan.. " ucap Alan dan membenarkan namanya. 

"aku belum gila untuk tidak bisa membedakan siapa kamu! " bentak syqa. 

Alan tak menjawab. Ia pun kembali melihat menunya. 

"apa kamu mau pesan menu tambahan? " tanya Alan

"aku bilang cukup Alvin..!  Cukup! " bentak Syqa dan membuang buku menu yang di pegang Alvin.  Beberapa mata menatap ke arah mereka. 

"kita di lihati"

"aku tidak peduli!  Aku hanya ingin kamu berhenti menjadi idiot seperti ini! " bentak syqa. 

Alvin memungut buku menu dan meletakannya di atas meja. 

"alvin! "

"alan.!" ucap Alan balik dengan penuh penekanan. 

"alan.. Nama ku Alan" ulang Alan kali ini dengan nada suara yang berbeda.  Terdengar sangat memohon. 

Its Gonna be you! (complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang