Mobil Alvin terparkir sempurna di depan sebuah rumah kecil. Ia baru pulang dari rumah sakit setelah semalam di tahan oleh Vanesha. Hari ini ia memohon untuk di izinkan pulang sendiri.
Alvin turun dari mobilnya, Ia berjalan menuju rumah itu yang kini adalah tempat menetapnya. Alvin akan membuka kunci pintunya, namun ternyata pintu itu tak terkunci, apa Ia lupa mengunci pintu lagi.
Alvin menghela napasnya, bahkan untuk hal sekecil itu ia mendadak sering lupa.
Alvin melangkah masuk ke dalam rumah itu. Ia menutup pintu dan menguncinya. Ia sudah akan berjalan menuju kamarnya kalau saja Ia tak melihat siapa yang ada di hadapannya kini.
Nampak syqa berdiri tak jauh darinya dengan beberapa lembar foto di tangannya. Foto yang Alvin tau berasal dari ruangan khusus yang Ia miliki.
"jadi seperti ini sikap seseorang yang ingin melupakan? Dengan terus mengoleksi dan memajang ratusan hingga ribuan foto di dalam sebuah ruangan khusus? " ucap Syqa
Alvin tak mengatakan apapun. Ia hanya terus menatap syqa. Mengakukan seluruh wajahnya, ia belum menyerah untuk mendorong syqa pergi.
Syqa melempar sebuah buku yanh kini mendarat di bawah kaki Alvin.
"apa seperti itu sikap seseorang yang membenci? Merindu setiap waktu? Kamu bahkan tidak pernah melewati satu detik tanpa merindukan ku." ucap syqa
"hentikan syqa, ada apa dengan mu? Mengapa kamu terus mengusik hidup ku? " jawab Alvin kaku.
Syqa mendekat pada Alvin "apa kamu sudah mau bicara sebagai Alvin? Dimana Alan? "
Alvin terus menatap syqa yang kini hanya berjarak 5 centi dari wajahnya.
"Apa kamu begitu ingin melihat ku pergi..?" tanya syqa.
"ya" ucap Alvin
Tangan syqa terulur pada wajah Alvin. Perlahan ia menutup mata Alvin yang masih berfungsi dengan baik. Hati Alvin merasa nyeri hebat, ia tau bahwa syqa sudah tau saat ini. Ia mengepalkan tangannya, berusaha agar tak luluh.
Syqa melambaikan tangannya pada satu mata Alvin yang nampak kosong. Hati syqa memilu tapi ia tak ingin memangis. Vanesha terus mengingatkannya agar tak nampak lemah dan terluka di hadapan Alvin.
"Apa ini yang membuat mu ingin aku pergi? Karna kamu takut tidak mampu lagi melihat ku atau karna kamu merasa tak pantas? " tanya Syqa
Alvin masih tak mengatakan apapun. Namun semua itu di isyaratkan dengan air mata yang kembali jatuh.
"Apa kamu benar-benar ingin aku pergi? " tanya syqa lagi.
Alvin mengangguk.
"jadi tidak masalah jika aku pergi untuk selamanya bukan?" tanya Syqa
"kamu harus bahagia" ucap Alvin
"bagaimana caranya? Beri tahu aku bagaimana cara bahagia jika semua kebahagian ku ada pada mu tapi kamu sendiri terus mendorong ku" ucap Syqa yang masih mengusap lembut mata Alvin yang terpejam.
"tapi baik, jika permintaan mu ini bisa membuat mu puas. Aku akan pergi, pergi untuk selamanya. Pergi di tempat yang tak akan siapapun di dunia ini menemukan ku. Aku akan pergi dan menunggu mu di sana." ucap Syqa dan menurunkan tangannua dari wajah Alvin.
Mata alvin kembali perlahan terbuka.
"akan aku lakukan untuk mu Alvin"
"kamu jangan gila syqa" ucap Alvin
KAMU SEDANG MEMBACA
Its Gonna be you! (complete)
RomantizmCara terbaik untuk pulih dari patah hati Ialah dengan kembali mencintai. Lalu bagaimana jika kamu adalah orang yang terlalu takut untuk kembali memulai?