Prolog

46.1K 1.4K 141
                                    

"Kembar bukan berarti sama, kembar itu karena kita ditakdirkan berada dalam satu rahim yang sama"

***

Gadis berkerudung itu terlihat mengayunkan kakinya sembari menatap langit biru dengan menyipitkan mata karena cahaya silaunya. Bibir mungilnya sesekali menghela nafas panjang membuat ia seperti melepas beban berat dalam punggungnya.

Gadis itu terlihat mengedarkan pandangan pada koridor kampus yang masih sepi. Karena beberapa mahasiswanya masih mengikuti kelas. Sedangkan ia memilih mengasingkan diri karena merasa malas untuk mengikuti kelas.

Langkah kaki seseorang membuat ia menoleh pelan dan tersenyum begitu saja saat melihat pemuda dengan mata sipit itu mendekat padanya. Pemuda yang dulunya selalu memakai kacamata bening sekarang sudah terlihat makin tampan tanpa kacamatanya.

"Lo gak ikut kelas?" gadis itu menggeleng pelan sembari tersenyum samar, "Yaudah. Kita ke kafetaria yuk. Gue lapar, ibu gak masak soalnya." Ujarnya sembari menarik lengan gadis itu lembut.

Setelah penantian lama dan usahanya bekerja keras untuk pengobatan sang ibu. Akhirnya Allah berkehendak dan ibu dari pemuda bernama Kevin itu pun bisa sadar dari komanya dan bisa beraktifitas lagi seperti ibu pada umumnya.

"Lo mau gak besok siang ke rumah. Ibu pengen ketemu sama lo," Azura kembali mengerjap sembari mendongak kecil pada Kevin yang tersenyum lembut kearahnya.

"Boleh kak. Lagian gue udah lama gak ketemu ibu." Balasnya membuat Kevin menyunggingkan senyum lebarnya.

Mereka berdua pun berjalan pelan menuju tempat parkir namun Azura terlihat menubruk seseorang membuat ia tersungkur pada lantai kampus.

"Eh maaf, gue gak sengaja." Tutur seorang gadis membuat  Azura meringis kecil sembari bangkit dari tempat jatuhnya.

Kevin menarik lengannya pelan sembari membantu Azura membersihkan debu yang menempel pada ujung baju gadis itu.

"Kalau jalan lihat-lihat dong," ketus Azura membuat gadis berambut panjang lurus itu termundur kecil.

"Maaf kak, gue gak sengaja. Gue buru-buru soalnya," tambah gadis itu lagi, Azura hanya berdecak pelan sembari melemparkan tatapan tak bersahabat padanya.

"Lo kira cuma lo yang lagi buru-buru?" Kesalnya lagi membuat Kevin mengusap tengkuknya yang tak gatal.

"Udah Ra. Lagipula dia gak sengaja. Gak usah dibesarin masalahnya," ujar Kevin membuat Azura mencebikan bibirnya pelan, Gadis dihadapnnya itu melesat pergi sembari menyempatkan meminta maaf lagi pada Azura.

"Lo kenapa sih Ra, gak biasa-biasanya lo jutek kayak tadi," ujar Kevin sembari mengeluarkan motor matic pada parkiran motor.

"Biasa kak, perempuan." Kevin mengangguk paham sembari tersenyum samar, "Mau gue beliin cokelat panas?"

Azura menggeleng sembari mendudukan diri pada jok belakang motor milik Kevin.

"Gak usah kak, lagipula gue lagi gak nafsu sama cokelat-cokelat." Katanya sembari mengedarkan pandangannya pada kampus yang masih terlihat mahasiswa yang berlalu-lalang.

"Lah tadi kan kita mau ke kafetaria, kenapa malah naik motor?" Ujar Kevin.

Azura tertawa kecil dengan ulahnya, "Yaudahlah kak, makan di rumah kakak aja kan bisa,"

Kevin mengulum senyum dibalik helmnya dan melajukan motornya begitu saja.

Azura menjatuhkan pandangannya pada gadis yang menabraknya tadi, nampaknya gadis itu sedang merengek pada cowok mungkin saja pacarnya. Terlihat sekali ia menekuk bibir sembari mencak-mencak di hadapan pemuda jangkung yang sedang menyalakan mesin motornya.

AZURA STORY [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang